Beberapa minggu kemudian, Anton menghubungi Melati dengan sebuah ide yang tidak biasa.
“Aku ingin melakukan perjalanan kecil,” katanya melalui telepon. “Sebuah perjalanan yang kita rencanakan bersama, tanpa tujuan pasti. Hanya berjalan, menemukan tempat baru, dan melihat ke mana itu membawa kita.”
Melati terdiam sejenak, tetapi ia merasa antusiasme yang perlahan tumbuh. “Kapan kita mulai?”
“Bagaimana kalau akhir pekan ini?”
Mereka memutuskan untuk memulai perjalanan mereka di pagi yang cerah. Tidak ada peta, tidak ada jadwal pasti—hanya sebuah mobil kecil, beberapa barang bawaan, dan semangat untuk menemukan sesuatu yang baru.
Melati, yang biasanya selalu merencanakan segalanya, merasa aneh tetapi menyenangkan membiarkan dirinya dibawa oleh aliran perjalanan.
Di sepanjang perjalanan, mereka menemukan hal-hal kecil yang membuat mereka tersenyum—sebuah warung kecil di pinggir jalan dengan makanan yang sederhana tetapi lezat, sebuah bukit kecil dengan pemandangan luas, dan sebuah jembatan tua yang membawa mereka ke sebuah desa kecil yang tenang.
Malam itu, mereka berhenti di sebuah penginapan sederhana di kaki gunung. Mereka duduk di luar, memandang bintang-bintang yang memenuhi langit malam.
“Kamu tahu,” kata Anton, memecah keheningan, “aku merasa perjalanan ini lebih dari sekadar perjalanan fisik. Ini seperti perjalanan untuk memahami diri kita sendiri.”
Melati mengangguk, menatap langit. “Aku setuju. Aku merasa setiap langkah membawa kita lebih dekat, bukan hanya ke tujuan, tapi juga ke kedamaian yang selama ini kita cari.”
Anton menoleh, menatap Melati dengan lembut. “Aku senang kita melakukannya bersama.”
Melati tersenyum. “Aku juga.”
KAMU SEDANG MEMBACA
I Find Peace In Silence
Non-FictionDua orang yang Mengisi kekosongan masing masing