Langit Berbintang

14 4 0
                                    

Malam itu, Anton memutuskan untuk kembali ke danau setelah makan malam. Ia jarang ke sana pada malam hari, tetapi pikirannya terus-menerus memutar percakapan dengan Melati.

Saat ia tiba, ia terkejut melihat seseorang sudah ada di sana. Melati duduk di atas batu besar, memandangi refleksi bulan di air. Cahaya bintang menerangi wajahnya yang tampak damai.

“Kau juga suka ke sini malam-malam?” tanya Anton, mendekat dengan hati-hati.

Melati menoleh dan tersenyum. “Kadang. Langit di sini lebih indah tanpa lampu-lampu kota.”

Anton mengangguk dan duduk di tanah berumput di dekatnya. Untuk beberapa saat, mereka hanya diam, menikmati keindahan malam.

“Kau tahu,” kata Melati akhirnya, “langit malam ini mengingatkanku pada malam-malam di desa nenekku dulu. Aku biasa tidur di beranda, memandangi bintang-bintang. Rasanya seperti mimpi.”

“Kenapa kau pindah dari sana?” tanya Anton, penasaran.

Melati terdiam sejenak, lalu berkata pelan, “Aku pikir aku ingin sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang lebih berarti. Tapi sekarang, aku tidak yakin apakah itu keputusan yang tepat.”

Anton tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa cerita Melati mencerminkan sesuatu dalam dirinya—keinginan untuk mencari makna, tetapi juga kebingungan tentang di mana sebenarnya ia bisa menemukannya.

“Kau masih bisa kembali,” ujar Anton akhirnya.

Melati menatap Anton, lalu tersenyum tipis. “Mungkin. Tapi aku rasa, untuk sekarang, aku ingin menemukan kedamaian di sini dulu. Di tempat ini.”

Anton mengangguk. Dalam keheningan malam itu, mereka menemukan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata—sebuah perasaan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan mereka mencari makna.

I Find Peace In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang