Ketukan Yang Mengingatkan

8 5 0
                                    

Setelah perjalanan mereka yang sederhana namun bermakna, Anton dan Melati kembali ke rutinitas masing-masing. Namun, kedamaian yang mereka temukan selama perjalanan itu seperti membentuk fondasi baru dalam hidup mereka.

Suatu sore, ketika Melati sedang duduk di ruang tamunya, membaca buku yang dipinjam dari Anton, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari Anton masuk:

“Aku ingin menunjukkan sesuatu lagi, kalau kamu punya waktu. Sabtu ini?”

Melati tersenyum membaca pesan itu. Ia membalas dengan cepat, “Tentu. Aku penasaran apa kali ini.”

---

Sabtu pagi, mereka bertemu di sebuah taman kecil di pinggiran kota. Anton membawa tas ransel kecil, sementara Melati hanya membawa dirinya sendiri, seperti biasa.

“Kali ini tidak jauh,” kata Anton, mengarahkan Melati ke sebuah jalan kecil di belakang taman.

Mereka berjalan melewati deretan pohon, hingga akhirnya sampai di sebuah bangunan tua yang dikelilingi kebun bunga liar. Bangunan itu tampak seperti perpustakaan kecil, dengan papan kayu yang bertuliskan “Pusat Baca Kebun Lama”.

“Aku menemukan tempat ini beberapa minggu lalu,” kata Anton, membuka pintu kayu kecil itu.

Di dalamnya, terdapat rak-rak kayu penuh dengan buku, sebagian besar tampak usang tetapi terawat. Ada meja-meja kecil dan kursi yang tersebar, serta jendela besar yang memancarkan cahaya alami ke dalam ruangan.

Melati langsung terpana. “Ini luar biasa, Anton. Kenapa kamu tidak bilang sebelumnya?”

Anton tertawa kecil. “Aku ingin ini menjadi kejutan.”

Mereka menghabiskan waktu menjelajahi buku-buku di sana, membaca potongan-potongan cerita dari penulis yang bahkan tidak mereka kenal. Melati menemukan sebuah buku kecil yang berisi kumpulan puisi tentang alam, sementara Anton sibuk dengan buku sejarah tua yang berdebu.

Ketika mereka duduk bersama di salah satu sudut ruangan, Melati berkata, “Tempat ini seperti menyimpan kehidupan lain. Aku merasa seperti kembali ke masa lalu.”

Anton mengangguk. “Itu yang aku suka dari tempat seperti ini. Buku-buku ini membawa cerita, tidak hanya dari isinya, tetapi dari perjalanan mereka sendiri.”

Melati membuka buku puisi yang ia temukan dan membaca salah satu bagian yang membuatnya tersentuh:

"Ada keheningan yang tidak perlu dimengerti, hanya dirasakan. Di dalamnya, kita menemukan apa yang hilang—bukan di dunia luar, tetapi di dalam diri sendiri."

Ia menatap Anton, tersenyum. “Sepertinya puisi ini ditulis untuk kita.”

Anton tersenyum balik, tetapi tidak berkata apa-apa. Ia hanya membiarkan momen itu mengalir, seperti yang selalu mereka lakukan.

I Find Peace In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang