Bab 27.

109 33 0
                                    

Venus sedikit gelisah bagaimana dia membaca pesan dari lintang kalau sahabatnya itu akan pergi minum, bukan tidak menyadari jika lintang pasti menyembunyikan sesuatu darinya. Namun kendati begitu venus tidak bisa bertanya langsung dengan lintang otomasti pria bergigi kelinci itu tidak akan menjawab, karena venus sudah mengetahui kalau lintang akan cerita sendiri tanpa kita harus bertanya terlebih dahulu, justru jika kita bertanya tentang permasalahan yg sedang lintang hadapi justru lelaki itu tidak akan mau menjawab nya.

Ia menghela nafas dan memasukan kembali ponselnya kedalam tasnya, dan tersenyum kearah temen temennya, Jonathan virgo serta levi juga tidak berniat untuk bertanya tentang kegelisahan yg sedang dihadapi oleh venus. Bagi mereka berteman akan selalu berteman tanpa penasaran dengan masalah pribadi.

"Habis ini kalian mau kemana?" Tanya venus membuat ketiganya saling menatap satu sama lain.

"Kalau gue bakalan pulang sih soalnya gak ada kegiatan kampus lagi" jawab virgo.

"Sama, gue juga mau pulang."

Levi juga ikutan mengangguk karena dia juga tidak ada tugas mendesak di kampus, tidak ada pembicaraan lagi buat keempat nya. Sampai akhirnya mereka menghabiskan es krim nya barulah keempat pria manis itu lekas bangkit, Levi yg tadi membawa venus bertanya apakah dia harus mengantarkan venus atau tidak.

"Mau gue anterin, ve" ujar levi menawarkan diri.

"Hm, nggak usah deh kak. Gue naik taksi aja."

"Beneran. Ini udah hampir malam loh."

"Iya gapapa, gue pesen taksi aja."

"Kalau begitu kita duluan ya. Lo gapapa ditinggal kan" ucap Jonathan sedikit khawatir.

Venus mengangguk mantap kalau dia bisa sendiri lagian dia juga sudah pesan taksi online dan sebentar lagi akan datang, maka ketiga nya sedikit tenang dan meninggalkan venus sendirian. Dan kini venus beneran sendirian sambil menunggu taksi online nya.

Lintang beneran ke club malam dengan temen falkutas nya, bahkan beberapa minuman alkohol diatas meja. Lintang udah beberapa gelas masuk kedalam tenggorokan, rasa pahit dan panas langsung terasa karena memang lintang sudah lama tidak minum minuman alkohol.

"Lo kenapa sih tang?" Tanya temen nya lucky.

"Hm, nggak ada. Gue pengen minum aja."

"Ini tentang mikha mantan lo kan, soalnya gue lihat status di sosial media kalau dia tengah menjalin kasih dengan Gunawan."

Lintang diam saja dalam diam dia telah menyetujui kalau dia minum karena ada alasan nya, lintang minum segelas bahkan kepala nya sudah pusing akibat efek alkohol namun dia tidak mau berhenti, sampai pada titik dimana dia melihat Gunawan dengan seorang wanita.

"BERENGSEK" umpat lintang keras membuat temen nya sedikit kaget.

"Gunawan berengsek mencintai Mikha tapi jalan sama cewe lain, gue harus ngasih pelajaran."

"Lintang tahan dulu, aish."

Temen nya lintang pada tidak bisa mencegah lintang buat menghampiri Gunawan yg katanya pacar Mikha sang mantan, bahkan lintang dengan jalan sempoyongan akibat sudah mabuk parah lekas menghampiri gunawan tersebut.

Lelaki yg bernama gunawan itu sungguh terkejut melihat lintang orang yg dia kenal menghampiri dirinya, tatapan lintang tajam membuat gunawan sedikit takut.

"Lo lintang" ujar Gunawan dengan nafas yg tercekat.

"Hm, lo ternyata berengsek juga udah pacari Mikha eh jalan sama cewe lain."

"Gue bisa jelasin. Ini temen gu-"

Belum sempat gunawan menjelaskan lintang langsung kasih bogeman mentah membuat gunawan tersungkur, lintang terkekeh dengan masih jalan sempoyongan dia menghampiri dan menghajar Gunawan. Namun dengan cepat gunawan lekas membalas pukulan lintang, dan terjadilah aksi pukul memukul.

Sementara temen lintang merasa tidak tega dan mereka ingin membalas nya, keadaan didalam club itu cukup chaos bahkan pengunjung yg disana juga terkejut karena aksi mereka, salah satu temen lintang tentu saja memegang ponsel lintang dan mengabarkan ke venus kalau lintang tengah berantem dengan Gunawan.

"Ve, buruan lo kesini lintang di pukulin dan di-"

Belum sempat temen lintang bicara dengan venus ponsel yg dia pegang jatuh begitu saja, membuat keadaan disana semakin runyam karena aksi lintang sendiri.



Sementara venus yg sedang bersama sky tentu memijat pelipisnya pusing karena tingkah lintang, bagaimana tidak lintang dalam keadaan mabuk memang sangat menyebalkan sekali. Harusnya tadi dia melarang lintang untuk tidak minum. Kalau sudah begini bagaimana venus menanggapi nya.

"Kenapa?" Tanya sky yg saat sedang fokus menyetir.

"Lintang, dia ada di club dan membuat onar."

"Club mana?"

Venus lekas membuka aplikasi chat dan memberikan kearah sky, tadi memang sempat lintang memberitahukan lokasi dimana dia minum. Ternyata itu club milik Esther, sky pun tersenyum tipis dia mendapatkan ide yg sangat tepat.

"Biar aku yg hubungi pandu."

"Kok, kak pandu?"

Sky tidak menjawab lekas dia mengambil ponselnya dan kebetulan juga tengah lampu merah, dia mengetik sesuatu disana yg pasti nya tentang lintang.

"Kak sky jelasin ke aku dulu kenapa harus panggil kak pandu buat jemput lintang."

Sky menatap lekat kearah venus "nanti kamu juga akan tau, sayang."

Pandu mengumpat kesal saat sky memberitahukan tentang lintang, mau tidak mau pandu lekas beranjak dari duduknya dan lekas meraih kunci motor. Dan dia juga menghubungi supir pribadinya buat mengikuti dia dengan mobilnya. Tidak mungkin membawa orang mabuk dengan menggunakan sepeda motor.

Tanpa membuang waktu pandu lekas bergegas waktunya tidak banyak untuk menjemput lintang, bisa diamuk sky jika dia terlambat menjemput sahabat dari kekasih sky tersebut.

Dengan kebutan dijalanan tidak sampai setengah jam dia telah sampai di club malam milik Esther, dia masuk kedalam sana dan keadaan nya sudah kacau balau. Matanya membola saat seorang pria tengah melayangkan pukulan terhadap lintang gegas saja pandu menahan nya.

"Lepasin dia" desis pandu dengan suara yg datar.

Orang itu menoleh ke belakang dan langsung tersenyum miring, dia tidak lain adalah gunawan yg begitu dendam dengan lintang karena sudah ikut campur dalam urusan pribadi nya.

"Lo siapa?" Tanya gunawan.

Pandu menatap datar dan tidak langsung menjawab namun dia lekas menarik tangan gunawan ke belakang dan bunyi kreeek. Membuat gunawan menjerit karena sakit tangan nya seperti dipatahkan oleh pandu.

"Gue pacarnya" ucap pandu membuat gunawan beringsut mundur.



Keadaan yg tadi kacau sudah mulai tenang bahkan lintang dan teman nya sudah terduduk lesu, kecuali lintang yg sudah pingsan karena mabuk atau karena pukulan gunawan yg membuat lintang jadi babak belur.

Pandu tidak banyak bicara jelas dia langsung menggendong lintang yg tidak sadarkan diri, temen lintang memanggil pandu membuat pandu menoleh.

"Hp nya lintang."

Pandu tidak menjawab dia lekas mengambil ponsel itu dan bergegas pergi dari club malam Esther, nanti dia akan bicara dengan Esther tentang masalah ganti rugi. Dia menghela nafas berat lintang dengan sikap ceroboh nya membuat pandu sakit kepala.

Setelah keluar dari club malam dia lekas meletakan kedalam mobil nya, dia juga memakaikan saltbelt agar lintang tetap aman. Urusan nya dengan lintang telah selesai maka dia melemparkan kunci motornya kearah supir pribadinya.

"Bawa motor gue pulang."

Di perjalanan pandu bolak balik melihat kearah lintang yg masih belum sadar, muka manis lintang nyaris luka dimana pun. Pandu mendesah pelan mencoba memahami dari sisi lintang, entah masalah apa yg tengah dihadapi oleh lintang yg pasti pandu tidak berniat ikut campur.

"Gunawan berengsek lo udah nyakitin orang yg gue sayangi dulu. Berengsek" racau lintang membuat pandu geleng geleng kepala.

















To be continued.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang