Setelah minggu-minggu yang penuh dengan ketegangan dan misteri, Zea dan teman-temannya akhirnya mendapatkan libur satu bulan dari kuliah mereka. Waktu ini digunakan untuk menyusun rencana dan melanjutkan pencarian mereka terkait Arkana dan rahasia yang terkandung dalam kotak logam. Mina, yang kini sudah pulih total, kembali menjadi bagian dari tim, meskipun Cecil dan Kentut memilih untuk tetap tinggal di rumah Zen, beristirahat dan menghindari bahaya yang semakin mendekat.
Pada suatu sore, di ruang tamu rumah Zen, Zea duduk di meja, memeriksa beberapa peta dan dokumen yang mereka kumpulkan selama penyelidikan. Di depannya, ada kotak logam kecil yang kini semakin terasa penting. Zen berdiri di sampingnya, tampak serius. "Jadi, tujuan kita sekarang adalah mencari Armand, kan?"
Zea mengangguk, menatap kotak itu sejenak sebelum kembali memfokuskan perhatiannya pada peta yang terbuka. "Iya, Armand mungkin bisa memberi kita jawaban tentang apa yang ada di dalam kotak ini. Sepertinya dia tahu lebih banyak tentang hubungan ibu kita dengan Arkana."
Mina, yang duduk di dekat mereka, menyela dengan suara tegas. "Armand adalah kunci untuk membuka semua ini. Jika kita bisa menyerahkan kotak ini padanya, mungkin kita bisa mengungkap segalanya."
"Dari yang aku dengar, Armand sekarang tinggal di kota sebelah," kata Raka yang baru saja masuk, meletakkan secangkir kopi di meja. "Tapi dia bukan orang yang mudah ditemukan. Kita harus hati-hati."
Jeno, yang biasanya cenderung ringan, kali ini tampak serius. "Mungkin kita bisa menggunakan informasi yang kita punya tentang Arkana untuk melacak dia. Kita harus memastikan kita bisa sampai ke Armand tanpa ada yang menyadari niat kita."
Zea mengangguk. "Kita harus berhati-hati. Tidak hanya karena Armand mungkin berbahaya, tapi juga karena Arkana pasti akan tahu kalau kita terlalu dekat dengan kebenaran."
Semua orang setuju, dan mereka memutuskan untuk pergi ke kota sebelah dalam dua hari. Mereka berencana untuk berangkat pagi-pagi, menyusun strategi agar tidak menarik perhatian.
Pagi itu, mereka berangkat dengan mobil yang sudah dipersiapkan. Zen, Zea, Mina, Raka, dan Jeno duduk bersama, masing-masing sibuk dengan pikirannya. Perjalanan kali ini terasa berbeda. Semua orang tahu bahwa mereka sedang memasuki wilayah yang penuh dengan bahaya.
Zea memegang erat kotak logam di pangkuannya. Meskipun tidak ada yang mengungkapkan secara langsung, mereka semua merasakan tekanan yang besar. Apa yang akan mereka temukan di kota sebelah? Apa yang akan Armand katakan tentang kotak ini? Dan yang lebih penting, apakah mereka siap dengan kenyataan yang mungkin terungkap?
Setelah beberapa jam perjalanan, mereka tiba di kota sebelah. Kota yang tampak biasa saja dari luar, namun Zea tahu bahwa di balik semua itu, ada jaringan besar yang terhubung dengan Arkana dan masa lalu keluarganya. Mereka berhenti di sebuah kedai kopi kecil, tempat mereka sepakat untuk bertemu dengan seseorang yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang keberadaan Armand.
Di kedai itu, mereka bertemu dengan seorang pria yang sudah menunggu. Wajahnya tidak asing bagi Zen dan Zea. Dia adalah seorang informan yang pernah bekerja dengan keluarga mereka, dan dia tahu lebih banyak tentang Arkana daripada yang mereka harapkan.
"Armand sekarang berada di luar kota, di sebuah rumah terpencil," kata pria itu, memandang sekeliling dengan hati-hati. "Tapi berhati-hatilah. Arkana punya pengaruh besar di sini, dan mereka tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu urusan mereka."
Zea merasa gugup, tetapi ia tahu mereka tidak bisa mundur sekarang. "Bagaimana kami bisa menemukannya?" tanya Zea dengan suara yang tenang.
Pria itu menarik napas dalam-dalam. "Kamu harus ke rumah itu sendiri. Tak ada yang bisa memberi kalian jalan yang pasti. Tapi satu hal yang pasti, kalian harus berhati-hati dengan siapa yang kalian percayai."
Mereka meninggalkan kedai itu dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Namun, mereka tahu bahwa ini adalah langkah pertama untuk mengungkap kebenaran.
Malam itu, mereka tiba di rumah terpencil yang disebutkan oleh informan mereka. Rumah itu terlihat sepi, terletak di ujung jalan yang gelap dan dikelilingi oleh pepohonan lebat. Mereka berhati-hati, berusaha tidak meninggalkan jejak yang bisa membahayakan mereka.
Zea menggenggam kotak logam itu lebih erat saat mereka mendekati pintu rumah. Semua orang merasakan ketegangan yang menegangkan. Apa yang akan terjadi jika Armand benar-benar tahu segalanya tentang Arkana? Dan apa yang akan dia lakukan dengan kotak ini?
Zen mengetuk pintu dengan hati-hati. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka perlahan, memperlihatkan seorang pria yang lebih tua dengan wajah penuh tanda-tanda kehidupan yang keras. Itu adalah Armand. Dia memandang mereka dengan tatapan tajam.
"Kamu datang lebih cepat dari yang aku kira," katanya dengan suara serak. "Masuklah."
Mereka masuk ke dalam rumah, dan Armand langsung mengarahkannya ke ruang tamu. Zea bisa merasakan atmosfer tegang di sekitar mereka. Tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun saat mereka duduk.
Akhirnya, Zea membuka mulut. "Armand, kami membawa sesuatu yang penting. Ini... kotak yang ibu kami tinggalkan. Kami ingin tahu apa yang ada di dalamnya."
Armand menatap kotak itu sejenak, ekspresinya tak terbaca. Lalu, dengan suara lembut, ia berkata, "Ini bukan hanya sekadar kotak, Zea. Kamu harus siap menghadapi kebenaran yang ada di dalamnya. Ada banyak hal yang lebih besar daripada yang kalian bayangkan."
Zea merasakan jantungnya berdebar keras. Ini adalah titik balik. Mereka berada di ambang mengungkap kebenaran yang akan mengguncang dunia mereka.
Zea merasakan jantungnya berdebar keras. Ini adalah titik balik. Mereka berada di ambang mengungkap kebenaran yang akan mengguncang dunia mereka. Armand mengambil kotak logam itu dengan hati-hati, meletakkannya di atas meja kayu yang tua di depan mereka. Semua mata tertuju pada benda itu, sebuah benda kecil namun tampak begitu penuh dengan rahasia.
Armand memandang kotak tersebut dengan tatapan yang dalam, seolah mencoba menilai sesuatu yang tak terlihat oleh yang lain. "Kalian sudah tahu betapa besar pengaruh Arkana di dunia ini," katanya pelan. "Tapi apa yang kalian bawa ini jauh lebih besar dari sekadar organisasi yang kalian hadapi. Kotak ini mengandung sejarah yang lebih panjang, yang menghubungkan keluarga kalian dengan Arkana. Ibu Zea, Eliza... dia adalah bagian dari cerita yang lebih besar."
Zea terdiam, kata-kata Armand mengguncang keyakinannya. "Apa maksudmu?" tanya Zea dengan suara terbata, tak yakin apakah ia siap mendengarkan jawaban itu.
Armand menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara lagi. "Eliza bukan hanya seorang ibu bagimu. Dia adalah salah satu dari mereka yang tahu banyak tentang Arkana dan apa yang mereka rencanakan. Kotak ini adalah kunci untuk memahami apa yang dia sembunyikan darimu. Tapi sebelum kalian membuka kotak ini, kalian harus siap untuk menerima kenyataan yang akan menghancurkan dunia yang kalian kenal."
Zea merasa sebuah beban besar menekan dadanya. Semua yang selama ini ia ketahui tentang ibunya, tentang hidupnya, mungkin hanya sebuah kebohongan besar. "Apa yang sebenarnya terjadi, Armand?" Zea akhirnya bertanya dengan suara yang lebih tegas, meskipun hatinya penuh dengan kecemasan.
Armand menatap mereka dengan mata yang penuh beban. "Kalian akan tahu begitu kalian membuka kotak itu. Tapi ingat, kebenaran ini bukan untuk orang-orang yang lemah hati. Ini akan mengubah segalanya."
Zea memandang kotak itu, ragu-ragu. Apa yang akan mereka temukan di dalamnya? Dan bagaimana jika mereka tidak siap menghadapi kebenaran yang ada di dalamnya? Namun, ia tahu bahwa mereka sudah tidak bisa mundur lagi. Jalan yang mereka pilih sudah membawa mereka terlalu jauh untuk kembali. Mereka harus melangkah lebih jauh, tidak peduli seberapa besar bahaya yang menghadang.
Dengan hati-hati, Zea membuka kotak logam itu. Di dalamnya, tergeletak sebuah flash drive kecil, yang terlihat begitu sederhana namun sangat signifikan. Semua orang terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Armand menatap flash drive itu, lalu kembali menatap Zea. "Ini adalah awal dari segalanya. Apa yang ada di dalam flash drive ini adalah jawaban dari semua pertanyaan kalian, dan lebih dari itu, ini adalah kunci untuk memahami apa yang sebenarnya telah terjadi pada ibumu, dan apa yang akan datang selanjutnya."
Zea menggenggam flash drive itu erat-erat. Ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Apa yang akan mereka temukan dalam flash drive ini bisa jadi akan mengungkapkan kebenaran yang lebih besar daripada yang pernah mereka bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
zea milik si berandalan[ON GOING]
Mystery / ThrillerHujan membawa kenangan kelam yang tak pernah hilang dari ingatan Zea Safira Winata. Di hadapan nisan ibunya, ia menyimpan pertanyaan yang tak pernah terjawab: apakah kematian ibunya benar-benar kecelakaan, atau ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan...