JANGAN LUPA RAMAIKAN PART INI GUYS🙏😊
"Situasi akan mengajarkan kita arti hidup yang sebenarnya."
~Darren kendrick
~⚛⚛~
Tiga minggu kemudian, keadaan zahra masih tetap sama, dia bahkan selalu mengurung dirinya di dalam kamar, dan juga tidak seceria dulu. Karna dia masih selalu menangisi kematian suaminya. Ketika setiap makan pun, dia selalu di paksa agar mau makan demi kandungannya. Hingga hari ini, maira datang kembali ke kamar putrinya untuk membujuknya makan.
"Sayang, waktunya makan siang." ujar maira menaruh nampan yang berisi nasi sekaligus lauk di atas meja. Seorang ibu mana yang tega melihat putrinya melamun terus seperti ini. Bahkan putrinya tidak semangat untuk hidup setelah kehilangan suaminya.
"Tuan putri, umma mohon jangan menyiksa dirimu seperti ini, kasihan calon anakmu nanti." jelas maira terlihat begitu sedih. Apalagi putrinya tegah mengandung saat ini.
"Bahkan sampai sekarang jasad dari suamiku belum juga di temukan, umma." ucap zahra di tengah-tengah kesedihannya.
"Sabar sayang, kita akan menunggu hasil selanjutnya." jelas maira, pasalnya mereka belum mendapat kabar apapun dari kepolisian.
Zahra mengelengkan kepalanya,"Dia masih hidup umma, dia belum meninggalkan ku."
"Apa maksudmu, tuan putri?" tanya maira tidak mengerti.
Zahra menyentuh letak jantungnya,"Jantung ini masih berdetak sampai sekarang, umma. Itu artinya cintanya belum sepenuhnya hilang."
Kini giliran maira yang menangis mendengar pekataan putrinya, hingga ia memutuskan untuk berlalu dari sana karna tidak sanggup mendengarnya.
Melihat hal itu, alana yang berada di depan pintu pun turut sedih. Ia pun segera berjalan menghampiri zahra saat ini,"Zahra kamu tidak boleh seperti ini, kasihan calon anakmu nanti. Dia tersiksa!" Nasihatnya.
"Dia masih hidup alana, kamu percaya kan?" tanya zahra berhasil membuat alana semakin menangis.
"Zahra kumohon sadarlah, dia sudah tidak ada lagi!" jelas alana.
Zahra membalasnya dengan gelengan kepala,"Kamu tidak tau alana, bahwa cintanya masih terasa sampai detik ini. Aku masih bisa merasakannya."
Luois yang baru tiba di sana pun ikut sedih mendengarnya, apalagi ketika ia menyembunyikan kebenarannya, ia merasa bersalah saat ini. Tanpa sadar ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar,"Apa yang nyonya katakan adalah sebuah benar."
Melihat louis, zahra pun segera beranjak dari duduknya bahkan wajahnya menunjukkan sebuah kegembiraan,"Louis apa kau datang bersama dengannya?"
Louis pun membalasnya dengan gelengan kepala,"Tidak nyonya, saya datang sendiri." Wajah zahra kini berubah dalam sekejap. Ia pun memilih untuk duduk kembali.
"Kenapa dia meninggalkan ku, louis? Dia bilang dia mencintai ku? Tapi sekarang apa? Dia bahkan tega meninggalkan kami." ucap zahra sambil mengelus perutnya yang sudah semakin terlihat biarpun masih kecil.
"Anak ini bahkan merindukan ayahnya." kini zahra kembali sedih. Entah kenapa zahra tidak bisa menahan kesedihannya.
Melihat itu pun Louis merasa sedih, apalagi ini sudah tiga minggu melihatnya menagis terus menerus rasanya tidak tega, ia pun menarik nafasnya,"Sebenarnya, tuan Darren juga begitu merindukanmu nyonya." Biarlah dia tewas di tangan Cristian asalkan dia tidak melihat zahra menangis terus seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis takdir Azahra (END)
Teen Fiction"You are mine, baby." "Saya tidak akan membiarkan milliku di sakiti oleh siapapun!" ~Darren Kendrick CERITA INI SAMBUNGAN DARI CERITA MISSION IMPOSSIBLE YA GUYS DI LARANG PlAGIAT CERITA ORANG LAIN ❎ DAN WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA CERITA INI✅ DI HA...