switch

107 27 1
                                    

Ujian semester telah berakhir, babe tampaknya lebih sibuk karena dia akan menerima kelulusannya satu Minggu lagi.

Sehingga waktu bertemu dengan kekasihnya menjadi semakin sempit, bahkan sudah 1 Minggu ini dia tidak bisa menghubungi Charlie karena kesibukannya.

Hal itu tentu membuat Charlie sedikit sedih.

Meksipun begitu ada baiknya itu terjadi karena...

"Aarghhh..."
Charlie tampak sedang uring uringan di kasur seraya meremas kepalanya.

Sudah 1 Minggu sejak dia terakhir bertemu babe, dia jadi sering merasakan nyeri di kepalanya.

Dan semakin lama itu semakin hebat dan lumayan menyiksanya

Charlie mencoba meraih hp nya di meja dan mengetik nama yang akan dia hubungi , namun belum sempat dia menekan nomor itu

Tiba-tiba pandanganya gelap,
Charlie sudah tak ingat apapun.

1 jam kemudian.
Dengan sedikit kekuatan yang masih terasa lemah, Charlie kembali membuka matanya

Dia lalu bangkit dari posisinya dan melihat ke arah jendela, hari sudah berganti malam

Tak lama hp nya berdering tanda telpon masuk,

Charlie langsung mengangkat telponnya
"Hallo.."

"Charlie apa kau tidak apa-apa?"tanya kakeknya

Charlie sedikit memegang kepalanya
"Yah ini sudah membaik, bagaimana kakek tahu aku tidak enak badan"

"Bulan malam ini tampak tidak normal, Charlie sebaiknya kau pulang ke bangsaen, aku harus memastikan tidak akan terjadi sesuatu yang buruk padamu"

Charlie mengerutkan keningnya
"Kakek, apa yang akan terjadi padaku, aku baik-baik saja, lagipula selama beberapa hari , aku tidak keluar rumah"

"Apa kau sedang bersamanya?"

"Emh tidak, seminggu ini aku tidak bertemu dengannya "

"Charlie... Hhhh ... Kau mungkin sudah mulai memiliki kemampuan orang itu"

"Apa?"

"Rasa sakit yang kau rasakan menandakan kemampuan dia yang berpindah padamu"

Charlie terdiam berpikir
"Apa itu benar benar terjadi?"gumamnya

"Lihatlah di cermin, sorot matamu menggunakan lampu, aku yakin kau bisa melihat perbedaannya "

Mendengar itu Charlie segera berlari ke kamar mandi dan menatap pantulan dirinya disana

Charlie menatap lebih dalam matanya seraya menyorotkan cahaya kesana, hingga matanya membola saat Charlie bisa melihat warna lain di matanya

Dia terdiam lama, hingga suara kakeknya kembali terdengar
"Charlie.. Charlie.."

"Euh yah aku disini"
Charlie kembali mendekatkan telponnya ke telinga nya

"Jika memang sudah berubah, sudah sangat terlambat untuk kembali, malam ini kau mungkin akan merasakan sakit yang luar biasa, orang itupun akan ikut merasakan nya"

"Apa ada cara untuk meringankan rasa sakitnya?"tanya Charlie

Kakeknya terdiam sesaat.
"Kalian harus bersama sampai bulan tak terlihat lagi "

Setelah telponnya terputus, Charlie segera berjalan cepat mengganti bajunya dan pergi ke tempat tinggal babe.

***

Babe baru saja keluar dari ruangan, dia baru menyelesaikan tugas akhirnya bersama teman-temannya.

"Hari ini bagaimana kalau kita minum sedikit?"ajak north

put your head on my shoulderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang