🩰 Pernikahan (Ending)

20.1K 2.2K 1.2K
                                    

🎧 In A Beautiful Way
Lagu pembuka sekaligus penutup cerita ini

Halo, gak terasa kita sudah dipenghujung cerita

Ini adalah part terakhir di cerita ini, kalian baca pelan-pelan ya

Boleh dong kasih absen terakhir untuk cerita ini di sini 🍓🎀🐮

Terima kasih sudah menemani sampai akhir, besok open PO ya jam 5 waktu indonesia bagian barat!

Terima kasih untuk diriku sendiri yang begitu keren dan hebat bisa menyelesaikan sampai akhir walau kepala sempat mumet mikirin alurnya yang salah dikit aja bakal gawat

Selamat membaca~

Milky Harshil Mahameru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milky Harshil Mahameru. Nama manis untuk bayi manis berkulit putih kemerah-merahan. Pipinya tembam, hidungnya akan ikut memerah ketika menangis mencari susu, lipatan tangan dan kakinya adalah roti sobek hidup. Rambutnya bergelombang mengikuti Papa Mamanya.

Saat kulit tangan Harbi menyentuh kulit bayi baru lahir itu, tangisannya kian berkumandang. Mungkin tahu Harbi bukanlah sosok ayah yang dia cari-cari. Harbi tidak tahu cara menyayangi, ia lebih banyak menerima kekerasan dibanding kasih sayang. Kehadiran bayi itu pengalaman pertamanya dalam memberi sayang walau kaku.

"Kamu yang kasih nama, Bi."

Harbi menolak tentunya ketika Peony memberikannya hak istimewa untuk nama bayi itu.

"Tapi dia anak kamu."

"Walaupun dia bukan anak kamu, dia pasti bangga banget punya ayah sambung sebaik kamu."

Atas bujukan Peony, ia akhirnya mau memberi nama tengah.

"Harshil, kamu kasih nama dia Milky karena dia seperti susu kan? Kalau gitu saya menambahkan nama Harshil."

"Harshil? Dari nama kamu?"

"Harshil berarti kegembiraan."

Harbi menggendong bayi Milky, bibir datarnya perlahan tersenyum saat bayi itu menggegam telunjuknya, seolah turut senang namanya Harshil.

Hal pertama yang dilakukannya setelah keluar dari ruang bersalin adalah mengirimkan foto bayi Milky pada Sabda. Ketikannya bersemangat sekali meski tahu di belahan dunia lain Sabda mungkin tak akan langsung membaca pesannya.

Anak lo lucu. Balasan dari Sabda memang tidak sepanjang yang ia harapkan namun cukup membuat senyumnya mengembang.

"Papa kamu bilang kamu lucu." Harbi menoel hidung mungil Milky.

Wajah bayi memang masih berubah-ubah, setiap hari dalam gendongannya, Harbi makin menemukan kemiripan wajah Milky dengan Sabda. Kulitnya memang seperti Peony namun keseluruhan wajah tak bisa lari jauh dari sepupunya itu.

Sepatu Pencuri Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang