Chapter 20

174 15 0
                                    

"Kau tidak senang ya aku bergabung dalam tim-mu?" Tanya Junho setelah mereka sampai di halaman rumah Kim Hye Na.

Daesung tidak menyahut, ia menunggu pintu garasi dibuka oleh anggota pengawal rumah, barulah kemudian memasukkan mobil ke dalam sana.

"Sayang sekali, padahal aku sangat bersemangat akhirnya kita bisa bekerja sama."

"Apa tujuan Tuan Jo Park mengirimmu ke sini?" Tanya Daesung. Mereka berdua tidak langsung keluar dari mobil yang sudah terparkir di dalam garasi.

"Tentu saja untuk melindungi Nona Kim Hye Na," jawab Lee Junho.

"Benarkah? Dengan mengirim seorang pembunuh ke dalam rumah ini?" Tanya Daesung tajam.

Junho tertawa. "Jadi karena itu kau keberatan aku bekerja di sini? Karena aku mesin pembunuh Jo Park?" Ia menyeringai, malah tampak bangga dengan sebutan yang dimilikinya. "Sudah kubilang, aku hanya akan bertugas pada bagian keamanan rumah. Kau tetap supir favorit Nona."

"Tidak bisakah Tuan Jo Park melepaskan Nona?" Tanya Daesung, ia tidak bisa menutupi rasa geramnya. "Apa lagi yang dia inginkan?"

"Kau mau memprotes orang yang sudah memeliharamu?" Tanya Junho. "Hei, Hyung." Ia menepuk bahu Daesung seolah ada debu di sana. "Jadi lah anjing yang baik. Jangan sampai menyalak terlalu nyaring karena kapan saja kau bisa dibuang kembali ke jalan."

Setelah menyampaikan nasehatnya, Lee Junho turun dari mobil lebih dulu. Sementara Daesung mengendalikan emosinya sejenak. Ia pun menyusul turun.

"Kuantar kau ke kamarmu," Daesung segera melewati Junho, berlalu lebih dulu. Junho mengikuti dari belakang tanpa banyak suara.

"Siapa itu?"

Daesung berhenti, terkejut melihat Hye Na berdiri di ujung lorong. Kim Hye Na seharusnya sudah tidur saat ini.

"Selamat malam, Nona," Daesung segera mengangguk hormat kepada Hye Na.

Sementara Junho melangkah maju ke sebelah Daesung, lalu membungkuk hormat.

"Selamat malam Nona, saya anggota baru yang dikirim oleh Tuan Jo Park. Nama saya Lee Junho." Junho segera memperkenalkan diri dengan sikap sopan.

"Lagi? Untuk apa Paman mengirim anggota baru?" Hye Na terlihat heran sekaligus jengkel. "Baiklah. Kerjakan tugasmu dengan baik." Setelahnya Hye Na berlalu pergi.

Junho menegakkan dirinya setelah Hye Na menjauh. "Wah," ia tersenyum menyeringai. "Aku tidak menyangka majikan baruku secantik ini."

"Jaga sikapmu di depan Nona," peringat Daesung.

"Apa dia masih menjadi benda berhargamu?" Goda Junho.

"Diam," desis Daesung.

"Sejak di Pelatihan kau sering menempel padanya tiap kali dia datang berkunjung ke base. Kau bilang akan mempertaruhkan nyawamu demi bisa bekerja sebagai pengawal Nona. Mimpimu tercapai dengan mulus. Kau pasti bahagia bisa selalu bersama dengan gadis secantik Nona."

"Junho-ssi, aku tidak tahu kenapa kau dikirim ke sini, tapi kuharap kau tidak akan menyulitkan Nona."

"Baiklah, kuberitahu sekarang saja ya?" Junho menatapnya dengan sorot bersemangat. Sejak dulu Lee Junho memang bukan seseorang yang sabar.

Daesung terdiam ketika Junho maju mendekat, lalu menepuk-nepuk kedua lengan atasnya. "Menjadi supir pribadi pasti sudah melemahkan kemampuanmu."

"Apa maksudmu?"

"Kau bilang akan mempertaruhkan nyawa demi melindungi Nona. Jadi sudah saatnya kau membuktikan kata-katamu."

Daesung menatap Junho dengan sorot tidak mengerti.

"Ada orang yang mengincar Tuan Jo."

"Bukankah selama ini ada banyak musuh yang ingin menyingkirkan Tuan Jo Park?"

Junho menggelengkan kepala. "Yang ini berbeda. Orang ini akan membunuh Tuan Jo."

"Lalu apa urusannya denganku? Sudah ada tim yang bertugas melindungi Tuan Jo."

"Kau tidak lihat kondisi di rumah Tuan Jo Park tadi? Sepi sekali bukan? Selama ini Tuan Jo menyebarkan Pengawal pilihannya untuk menangkap orang yang mengincarnya, namun mereka semua telah dibunuh."

"A-apa?"

"Karena itu aku dipanggil pulang dari Amerika untuk mengambil alih tugas ini. Dan kau akan menjadi salah satu anggota tim-ku."

"Tidak. Ini bukan urusanku. Tugasku adalah melayani Nona. Tuan Jo Park juga tidak mungkin memilihku mengurus masalah ini," tolak Daesung segera.

Junho menyeringai. "Bukan Tuan Jo Park yang memilihmu. Tapi aku."

"Apa?"

"Aku tahu kemampuanmu, Hyung," ujar Junho. "Jika kau ingin terus melayani Nona Kim Hye Na, mulai sekarang kau harus patuh pada perintahku."

Daesung membeku mendengar ancaman Junho.

---

"Seunghyun~ah!"

Seunghyun tetap memasang tampang datar ketika mendengar suara Bos yang ceria di seberang sana melalui alat komunikasinya.

"Apakah kau sudah siap? Sebentar lagi jadwal misi kelima!" Seru si Bos, terdengar begitu bersemangat.

"Ya, aku tahu," jawab Seunghyun pendek.

"Oh, ya. Aku menelepon untuk memperingatkanmu."

Seunghyun diam mendengarkan.

"Target kelima adalah orang yang sulit untuk didekati. Selama ini dia telah mengirimkan sekelompok orang untuk menemukan jejak kita. Tapi aku telah menyingkirkan mereka di belakangmu. Oh ya, aku juga bekerja tanpa sepengetahuanmu."

Itu mengejutkan. Seunghyun mengira Bos hanya duduk-duduk santai sambil menikmati kerja kerasnya. Rupanya Bos juga sibuk tanpa ia ketahui.

Saat ini ia tidak tahu Bos sedang berada di dalam ruangan dengan penerangan temaram bersama beberapa mayat yang tergeletak di lantai. Bos kerepotan membersihkan diri dari noda darah korban yang mengenai pakaiannya sambil memaki halus nama Jo Park dengan sebutan dasar Tua Bangka Sukses.

"Selama ini aku melindungimu dari belakang, dengan begitu kau bisa lebih leluasa dalam menyingkirkan target. Namun tidak bisa menutup kemungkinan mereka akan menambah jumlah dan menemukanmu. Jadi kau harus siap membunuh siapa saja yang akan muncul sebagai penghalang."

Peringatan Bos jelas bukan lelucon. Misi kali ini akan lebih sulit dari pada misi sebelumnya. Dia berurusan dengan seseorang yang sangat berbahaya.

"Apakah orang ini yang menyuruh Kwon membunuh ayahku?" Ia hanya sekadar mencoba menebak. Sebab Jo Park dan semua orang yang ia bunuh berhubungan dengan ayahnya. Namun Bos malah tertawa.

"Aku akan menjawab pertanyaanmu setelah target kelima berhasil disingkirkan. Semoga sukses!"

Komunikasi pun terputus secara sepihak.

Seunghyun menatap dengan sorot dingin pada ponselnya. Bos selalu bertindak seenaknya.

Ia kembali menghadap layar laptop, mengamati data informasi Jo Park. Jo Park memiliki perusahaan besar di bidang jasa keamanan, itu berarti akan ada banyak petugas keamanan yang diperkerjakan di sekitar Jo Park. Pasti tidak akan mudah baginya menembus barikade para pengawal yang dilatih seperti tentara.

---*---

TONIGHT - BAGIAN I (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang