Chapter 08

229 11 0
                                    

Dong Young Bae baru saja kembali ke restoran setengah jadinya dan terkejut mendapati seorang gadis sudah duduk santai di salah satu kursi.

"Hai!" seru gadis berambut oranye yang baru ia kenal tadi pagi, Shin Bora.

Young Bae mengerutkan dahi. "Kau kembali ke sini?" tanyanya.

"Kau tidak mengunci resto-mu," kata Bora sambil melepaskan sebelah earphone dari telinganya, lalu menunjukkan sebuah map di atas meja. "CV-ku. Silakan dibaca."

Young Bae segera mendekati Bora, ia menerima map itu sementara gadis itu kembali menatap layar ponsel. Ia bisa mendengar suara musik keluar dari earphone si gadis. Bukankah volume musik yang didengar oleh gadis ini terlalu nyaring?

"Kau... melamar pekerjaan di sini?" Tanya Young Bae setelah membaca isi map.

"Yap," Bora mengangguk tanpa menoleh dari layar.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu di mini market seberang?"

"Aku sudah keluar," jawab Bora. "Aku bosan kerja dengan shift malam," gerutunya. "Kalau bukan karena uang tentu aku sudah keluar dari sana sejak awal."

"Kau seharusnya mendiskusikan jam kerjamu," komentar Young Bae.

"Diskusi? Itu namanya menuntut. Jika aku menuntut, tidak hanya jam kerjaku yang akan dikurangi, tapi aku akan dikeluarkan. Jaman sekarang mencari pekerjaan paruh waktu itu sangat sulit. Aku menunggu momen yang tepat untuk bisa keluar dari sana. Jadi ini lah momen yang tepat." Bora memandang Young Bae sekilas sambil memberi senyuman manis lalu kembali menatap layar handphone, raut wajahnya langsung berubah datar kembali.

"Oh ya," Bora menoleh lagi pada Young Bae. "Tolong bantuannya, Bos!" Serunya sambil tersenyum, kemudian berpaling pada layar ponsel.

Young Bae duduk di seberang Bora, masih membaca isi map.

"Kau tidak melampirkan ijazah S-1, padahal pada CV-mu tertulis pendidikan terakhir sarjana bisnis."

Bora mengangkat wajah. "Aku belum wisuda. Makanya aku mengumpulkan uang untuk itu."

"Oh," Young Bae mengangguk mengerti.

"Besok aku akan langsung bekerja kan?" Tanya Bora. "Sebutkan jumlah upahku."

"Aku belum menerimamu," kata Young Bae, ia berusaha bersabar menghadapi sikap Bora yang jauh dari kota sopan sebagai seorang pelamar kerja.

"Kau harus menerimaku," tuntut Bora. "Sebab aku sudah mengorbankan banyak hal demi melamar pekerjaan di restoran yang belum berjalan ini."

Young Bae berpikir sejenak. Sebenarnya dia tidak begitu menyukai sikap Bora yang kurang sopan, namun ia tidak bisa menutupi rasa simpatiknya pada kondisi Bora.

"Baiklah," Young Bae menghela napas. "Kau bisa bekerja di sini. Untuk saat ini aku hanya bisa menjanjikan setengah upah dari normal karena restoran masih belum beroperasi."

"Ya~! Yang benar saja?!" Protes Bora.

"Jika kau keberatan, kau bisa kembali bekerja di seberang sana," Young Bae mengangkat bahu tidak peduli.

Bora menatap horor ke seberang jalan melalui jendela. Dia baru saja keluar dari mini market, dia tidak mungkin akan diterima kembali meski dia memohon sampai mengeluarkan air mata darah sekali pun.

"Setelah beroperasi, kau akan mendapat upah normal," janji Young Bae.

Bora menatapnya dengan sorot tajam. "Kau tidak akan membohongiku kan?" Tanyanya.

Young Bae mengangguk. "Bagaimana? Setuju?"

Bora menghela napas. "Baiklah," ujarnya. "Apa tugasku di sini?" Tanyanya.

TONIGHT - BAGIAN I (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang