Bunyi sirene ambulans dan mobil polisi bergaung dalam udara malam hari. Mobil-mobil terparkir di halaman rumah. Para petugas hilir mudik keluar-masuk gedung rumah. Pesta pertunangan telah porak-poranda. Sebagian besar tamu pesta sudah pulang setelah memberikan keterangan.
Jiyong duduk di kursi yang sama sejak setengah jam lalu, yaitu ketika tubuh Hye Min dan ayahnya dibawa pergi. Selama itu ia hanya diam saja dengan ekspresi hampa.
Dia tidak tahu di mana Yesung, tapi dia ingat bagaimana pria itu menangis histeris ketika menemukan Hye Min yang sudah tidak bernyawa.
Ia bahkan tidak menyadari Hye Na duduk di sebelahnya sejak tadi.
"Kwon Jiyong-ssi?" Seseorang memanggil namanya.
Jiyong mengangkat wajah, seorang polisi menunjukkan tanda pengenal kepadanya.
"Jiyong-ssi, saya detektif polisi dari divisi kriminal, Kim Ryeowook."
Jiyong kembali menundukkan wajah.
"Saya ingin menanyakan beberapa hal kepada Anda."
"Saya sudah menjelaskan apa yang saya lihat kepada polisi sebelumnya." kata Jiyong, bibirnya terasa kering untuk digerakkan.
"Ya, tapi saya membutuhkan beberapa keterangan lagi."
"Sudahkah kalian menangkap pelakunya?!" Jiyong tiba-tiba berdiri, matanya melotot pada si polisi. "Apakah kalian sudah menangkapnya?!" Tuntutnya.
"Jiyong-ssi," Hye Na ikut berdiri, terkejut dengan kemarahan Jiyong.
Si Polisi terlihat tidak terpengaruh dengan kemarahan Kwon Jiyong yang tiba-tiba.
"Anda menyebutkan pelakunya adalah seorang pria berpakaian serba hitam dengan tinggi tubuh sekitar 180 cm. Apakah anda melihat sesuatu..."
"Maaf," Hye Na menyela. "Jiyong sudah cukup lelah. Kesaksiannya sudah disampaikan kepada polisi sebelumnya. Jika Anda ingin meminta kesaksian lanjutan, tolong perhatikan kondisi saksi. Saat ini dia sedang dalam keadaan syok. Anda bisa memanggilnya kembali setelah dia merasa cukup baik."
"Ah, maaf. Maafkan saya, Hye Na-ssi." Polisi itu terlihat malu.
"Kami harus pergi," kata Hye Na yang disambut anggukan Si Polisi.
"Ayo, Daesung-ssi," panggilnya kepada pengawalnya. Mereka berdua segera membawa Jiyong meninggalkan ruangan.
***
"Nona, mau saya ambilkan minuman?" tawar Daesung.
Hye Na menggelengkan kepala. "Terima kasih, tapi aku tidak haus."
"Tapi Anda belum minum sejak tadi."
"Aku baik-baik saja," Hye Na mengibaskan tangannya. Ia menoleh pada pintu kamar yang sedikit terbuka. Kwon Jiyong ada di dalam kamar itu. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah dia pulang saja? Dan meninggalkan pria ini sendirian di sini? Tapi dia merasa tidak tega meninggalkan Kwon Jiyong sendirian.
Dalam satu malam, Kwon Jiyong telah kehilangan dua orang keluarganya. Ia mendengar kesaksian Kwon Jiyong jika ada orang asing berdiri di depan Hye Min yang sudah tak bernyawa. Entah apakah polisi akan berhasil menemukan tersangka pembunuhan pada malam ini juga.
"Nona, lebih baik Anda pulang ke rumah." Daesung berkata. "Di sini tidak aman."
"Tunggulah sebentar lagi," Hye Na memutuskan. Ia segera memasuki kamar, kemudian melangkah mendekati ranjang. Ia duduk di pinggir ranjang, memandang Jiyong yang berbaring memunggunginya.
"Jiyong-ssi, apa kau butuh sesuatu?" Tanya Hye Na.
"Hye Na-ssi..."
"Y..ya?" ia tergagap mendengar suara Jiyong yang serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TONIGHT - BAGIAN I (✓)
Fiksi PenggemarBlurb: Gdragon adalah seorang musisi muda yang sangat terkenal. Namun ia tersandung skandal dengan seorang aktris yang baru naik daun, Kim Hye Na. Padahal keduanya sama sekali tidak memiliki perasaan apa pun. TONIGHT (Buku satu) - rewrite, 2024 dae...