Chapter 04

293 20 0
                                    

Dong Young Bae menyeruput kuah ramyun-nya sambil memandangi layar ponsel. Setiba di Seoul dia benar-benar kelaparan. Namun berita yang sedang hangat mengalihkan perhatiannya. Ia terus menggulir layar ponsel dengan ibu jarinya.

"Kau sedang membaca apa?" Seorang pria dengan tanda pengenal polisi yang tergantung di leher, segera duduk di hadapannya. Pria itu, Kim Ryeowook, juga membawa ramyun yang mengepulkan uap panas beraroma gurih. Ryeowook adalah teman Young Bae di SMA, dan sekarang berprofesi sebagai detektif polisi divisi kriminal di Seoul.

"Gdragon," jawab Young Bae. "Apa kau mengenalnya?"

"Musisi yang wajahnya ada di mana-mana itu, ya?" dengus Ryeowook. "Aku baru tahu kau mengikuti gosip hiburan. Katanya dia akan bertunangan dengan Kim Hye Na, ya? Duh, padahal Kim Hye Na itu aktris favoritku. Filmnya yang berjudul Carnaval benar-benar luar biasa."

"Hm, gosipnya lagi marak sejak pagi," Young Bae meninggalkan ponselnya. Ia menyeruput habis sisa kuah ramyunnya, lalu melenguh puas karena kenyang. "Kau percaya tidak jika aku dan Gdragon adalah teman masa kecil?"

Ryewook malah terkekeh. "Ya, ya terserahlah, aku dulu juga mantan pacarnya Kim Hye Na!" ledeknya.

"Aku serius," kata Young Bae jengkel. "Kami teman masa kecil."

Ryeowook tertawa saja.

"Hei, aku serius."

"Kalau begitu coba kau telepon dia. Buat aku mempercayaimu."

"Sayang sekali. Aku tidak punya nomor ponselnya."

Ryeowook tertawa lagi, meledeknya sebagai pembual.

"Kau sedang mengerjakan kasus?" Tanya Young Bae melihat Ryeowook berubah serius setelah membuka laptop.

Ryeowook mengangguk.

"Hyung, beri tahu aku sedikit," pinta Young Bae penasaran.

Ryeowook menggelengkan kepala.

"Hei, berbagilah sedikit. Kau membuatku penasaran," rayu Young Bae.

"Hmm," Ryeowook menimbang. "Baiklah."

Young Bae tersenyum senang.

"Aku sedang mengusut kasus bunuh diri berantai."

"Apa? Kasus bunuh diri berantai?" Ulang Young Bae. Sebutan itu sungguh aneh. Bunuh diri namun berantai?

"Ya. Ada tiga korban sejak tahun lalu."

Perhatian Young Bae teralihkan pada si penjaga mini market yang tampak bosan di depan kasir. Gadis itu sedang menonton acara musik Kpop di aplikasi musik video. Suara videonya cukup berisik.

"Sial. Aku harus pergi." Ryeowook baru saja mendapat pesan. Ia segera menandaskan ramyunnya, kemudian memasukkan laptop ke dalam ransel.

"Oh ya, selamat datang di Seoul! Maaf tidak bisa membantu kepindahanmu!" Ryeowook beranjak pergi meninggalkan mini market.

"Hyung..."

"Nanti kutelepon jika tidak sibuk!" seru Ryeowook sebelum menghilang dari pandangan.

Young Bae menghela napas. Ia memandang keluar jendela, tepatnya pada bangunan di seberang mini market. Bangunan itu akan menjadi tempat tinggalnya mulai hari ini.

***

"Jiyong, kau di mana?" Suara Yesung terdengar cemas di seberang telepon. "Hye Min memberitahuku jika kau meninggalkan rumah."

Jiyong menghela napas. "Hyung, apa kau tahu Ayah berteman dengan Jo Park?"

"Hah? Apa maksudmu?"

"Ayah memberitahuku jika dia dan Jo Park berteman dekat. Mereka berkomunikasi untuk merestui hubunganku dengan Kim Hye Na."

"Ap... Apa?" Yesung terdengar sama kagetnya dengan Jiyong.

"Mereka membicarakan jadwal pertunangan kami," lanjut Jiyong.

"Hah? Apa? Pertunangan?" Yesung berseru tidak percaya. "Jiyong, lebih baik diskusikan hal ini dengan Kim Hye Na secepatnya. Jangan bertindak gegabah karena kau akan merilis album barumu bulan depan. Keputusan yang salah bisa berakibat fatal pada karirmu."

Jiyong memijit sisi dahinya. "Aku sudah menghubunginya. Kami akan bertemu sebentar lagi."

"Baguslah. Semoga beruntung, Ji," ucap Yesung sebelum komunikasi mereka berakhir.

Baru saja Jiyong selesai menelepon Yesung, sebuah mobil sedan hitam terparkir di pinggir jalan, tepat di belakang mobilnya yang juga sedang parkir. Ia keluar dari mobil, lalu berjalan mendekati sedan hitam itu. Ia mengetuk kaca jendela. Pintu mobil membuka, Jiyong segera masuk ke dalam.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Kim Hye Na dengan tampang risih. Mereka berdua baru saja bertemu pagi ini di agensi dan sekarang bertemu lagi. Tentu tidak membuat aktris itu senang meski bertemu seorang pria tampan seperti Jiyong.

"Apa kau tahu Pamanmu mengenal ayahku?" tanya Jiyong tanpa basa-basi. Ia melihat ekspresi keterkejutan terpampang di wajah wanita itu. "Sepertinya kau tidak tahu," ia menyimpulkan segera.

"Apa maksudmu?"

"Sudahkah kau menemui Pamanmu?"

"Eum... Itu..."

"Kau belum menemuinya?" Jiyong mengerutkan dahi.

Hye Na menghela napas. "Menemui Pamanku tidak semudah itu."

"Lalu kau akan diam saja?" tuntut Jiyong.

Hye Na kembali menghela napas. "Baiklah, malam ini aku akan menemuinya. Aku harus meluruskan masalah ini."

"Bagus," Jiyong mengangguk setuju. "Hubungi aku setelah kau mendapatkan hasil. Apa kau sudah punya nomorku?"

"Untuk apa aku punya nomormu?" Raut wajah Hye Na berubah jijik.

"Aku tidak ingin menghubungimu melalui Managermu. Berikan ponselmu," pinta Jiyong.

"Tapi..."

Melihat tangan Jiyong masih terarah kepadanya, Hye Na menghela napas. Ia segera memberikan ponselnya.

"Kita harus berkomunikasi secara langsung untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Jiyong sambil menyimpan nomornya di kontak ponsel Hye Na. Ia lalu menyimpan nomor kontak Hye Na di ponselnya sendiri. Setelahnya ia mengembalikan ponsel Hye Na.

"Iya, iya... kau merepotkan sekali," keluh Hye Na sambil menerima kembali ponselnya.

"Aku pergi."

Sebelum keluar dari mobil, Jiyong tak sengaja bertemu tatap dengan pasang mata Si Pengawal melalui cermin di atas kemudi. Ia bergidik. Pasang mata kecil si Pengawal benar-benar menyeramkan, seperti mengancam akan membunuhnya saja.

---*---

TONIGHT - BAGIAN I (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang