Chapter 17

179 13 0
                                    

Embusan angin pantai menerpa tubuhnya, memberi kesegaran baru setelah bergelut dengan pekerjaan yang menguras energi dan pikiran. Ombak terempas lembut di kejauhan sana, menciptakan melodi yang menenangkan. Dan langit biru membentang luas di atas, tak terjangkau. Di bawahnya, pasir putih pantai hangat dan lembut bagai merengkuh bumi.

"Ini kencan yang kau maksud?" tanya Hye Na dengan nada sinis, ia menoleh pada Jiyong yang duduk di sebelahnya.

Pandangan Jiyong lurus ke depan pada laut. "Ya. Di sini sangat tentram," ujarnya.

Hye Na mengeluarkan ponsel. Jiyong melihat gerakan itu, ia segera mengambil ponsel dari tangan Hye Na. "Jangan buka ponsel di sini."

"Kenapa?" Hye Na berubah cemberut, segera merebut kembali ponselnya.

"Di sini kau harus mengosongkan pikiranmu dari dunia luar. Dengan begitu kau bisa menghadapi masalah dengan lebih baik setelah meninggalkan tempat ini."

Hye Na menatapnya. "Apa saat ini kau sedang bersandiwara sebagai tunangan yang baik?" tanyanya. Ia menoleh ke sekitar. "Di sini tidak ada siapa-siapa. Tidak ada wartawan yang memotret kencan kita di sini. Jadi percuma saja."

"Aku memang tunanganmu."

Hye Na memutar bola matanya. "Ah, aku tahu. Kau mulai bersandiwara karena akan comeback. Benar kan?"

"Hei, kau menyakiti perasaanku. Aku benar-benar sedang menyelamatkanmu," gerutu Jiyong.

"Aku tidak butuh super hero seperti dirimu," dengus Hye Na.

"Hye Na-ssi, kau sendiri yang bilang kita harus bersama-sama menyelamatkan karir kita. Kita hanyalah public figure. Kita membuat senang dan benci orang-orang dengan hal yang kita perlihatkan. Besok namamu pasti akan menjadi lebih baik karena aku menjemputmu hari ini."

Hye Na tertawa. "Manis sekali. Dengan hanya menjemputku dan... bom! Karirku diselamatkan oleh Gdragon!"

Jiyong terlihat tidak terpengaruh dengan ledekan Hye Na.

"Terima kasih," ucap Jiyong.

Hye Na menoleh kaget. "Apa?" Dia sepertinya salah dengar. Jiyong baru saja berterima kasih kepadanya. Untuk apa?

"Aku baru saja ingat, kau selalu bersamaku selama aku sedang berkabung."

Hye Na berpaling. "Kau mengingatkanku dengan kata-katamu waktu itu. Kau menyuruhku berhenti bersandiwara sebagai tunangan yang baik. Padahal aku benar-benar ingin membantumu."

"Maaf. Aku sedang tidak berpikir jernih saat itu."

Hye Na mengangguk. "Aku akan berusaha mengerti. Bagaimana pun saat itu kau sedang menderita," ujarnya. "Aneh, meski aku sudah berusaha memaafkanmu, tetap saja aku merasa kesal."

"Kalau begitu tidak perlu memaafkanku," simpul Jiyong.

Hye Na mengangguk setuju. "Ya. Lebih baik aku simpan sebagai dendam saja dulu," ujarnya. "Sekarang bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?"

"Aku baik-baik saja," jawab Jiyong. Ia sedikit heran karena Hye Na masih menanyakan keadaannya. "Kau benar, aku akan kembali bekerja." Ia mengembuskan napas ke udara.

"Gdragon memang harus comeback. Penggemarmu sangat menantikanmu. Tapi kau juga mendapat banyak komentar buruk. Sudah baca belum?" Tanya Hye Na.

Jiyong mengangguk. "Komentar buruk tidak mempengaruhiku."

"Wah, percaya diri sekali," Hye Na mendelik padanya.

"Mulai sekarang, jika ada masalah, telepon lah aku," kata Jiyong.

TONIGHT - BAGIAN I (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang