Chapter 11

243 14 0
                                    

Seunghyun mengelap permukaan pistol hingga mengilap. Ia berada di suatu tempat yang gelap. Sementara pemandangan di hadapannya tampak terang benderang di mana pesta sedang diadakan.

Ia memasukkan sebutir peluru yang dikirim oleh Bos. Ia harus membunuh targetnya dengan menggunakan sebutir peluru khusus itu. Seperti korban sebelumnya, Bos memiliki desain kematian tersendiri untuk sang target, dan dia harus menjalankannya sesuai dengan skrip.

***

"Aku mengerti," kata Jiyong. "Bersandiwara, tentu saja itu keahlianmu. Kau adalah seorang aktris."

Hye Na mengerutkan dahi memandang Kwon Jiyong. "Kau belum pernah menonton film-ku ya?" tebaknya.

"Belum. Bagaimana denganmu? Apa kau sudah menyimpan semua laguku dalam playlist-mu?" Balas Jiyong.

Seketika wajah Hye Na merona. Ia mendengus jengkel. "Sepertinya hanya aku yang mendalami peran dengan baik di sini."

Jiyong mendengus geli. "Kau kan seorang aktris. Wajar kau harus mendalami peranmu. Dan terima kasih sudah mendengarkan laguku."

Hye Na segera berdiri. "Ayo! Semua orang pasti sudah menunggu lama!" serunya sambil melangkah lebih dulu.

"Hei, kita tidak bergandeng tangan?" Kejar Jiyong.

"Kenapa harus bergandengan sekarang, hah?" seru Hye Na jengkel sebelum menghilang dari ambang pintu.

Hmm, benar juga. Jiyong segera melangkah menyusul Hye Na.

***

"Akting kalian bagus sekali." Yesung berbisik pada Jiyong yang telah berpisah dari Hye Na.

Jiyong tersenyum kecut, ia memandangi cincin berlian di jarinya. Lagi-lagi Yesung menyiapkan segalanya dengan sempurna sampai cincin pertunangan sekali pun.

"Di mana Ayah?" Jiyong ingin segera mengakhiri acara ini.

"Beliau tadi naik ke atas. Jam emasnya ketinggalan."

"Aneh, tidak biasanya Ayah melupakan jam emas itu," komentar Jiyong lalu menyuap utuh kue bolu ke dalam mulutnya.

"Oppa!"

Kedua pria itu menoleh dan sama-sama tersenyum melihat Hye Min datang menghampiri. Hye Min segera merangkul lengan Yesung. Jiyong agak sedikit kecewa. Sejak kecil Hye Min telah diasuh oleh Yesung, sehingga mereka berdua lebih akrab.

"Di mana Ayah?" Pertanyaan Hye Min sama dengan Jiyong. Hye Min memang sangat dekat dengan Ayah bila dibandingkan dengan Jiyong dan Yesung.

"Ayah mengambil jam tangannya di kamar atas," Yesung menjawab.

"Akhir-akhir ini ayah sering lupa menyimpan barang-barangnya," komentar Hye Min.

"Ayah kan sudah tua," dengus Jiyong. "Tapi masih bisa memainkan peran seperti ini."

"Ssstt," peringat Yesung karena mereka masih di dalam pesta. Mungkin tamu undangan tidak terlalu banyak. Namun mereka tetap harus menjaga sikap.

"Gara-gara Jo Park acara kita jadi kelihatan semakin ilegal. Berapa banyak Pengawal dari Guard Park yang ia gunakan untuk berjaga-jaga di rumah kita?" desis Jiyong pelan hingga hanya Yesung yang dapat mendengarkan.

"Entahlah," bisik Yesung, masih merasa ngeri dengan kehadiran sosok Jo Park yang terlihat begitu mengintimidasi.

"Aku akan menyusul ayah di atas, mungkin beliau kesulitan menemukan jam tangannya," Hye Min memberitahu mereka sebelum bergegas pergi.

Jiyong dan Yesung sama-sama bertukar pandang, lalu memutar bola mata, merasa kesal. Mereka berdua tidak menyukai perhatian Hye Min yang berlebihan kepada sang ayah.

TONIGHT - BAGIAN I (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang