BAB 11

4.1K 183 3
                                    

"Alex kamu berjanji tidak akan meninggalkan aku sendiri?" Allison frustasi karena Alex dan keluarga kecilnya akan pindah ke Seattle untuk kedepannya.

"Allison kamu sudah dewasa, lagipula di sini kamu masih mempunyai Joan dan beberapa pekerja lainnya. Kamu bisa mengunjungiku di Seattle dan bermain bersama Briana di sana. Jangan menangis seperti anak kecil, aku tidak suka." Alex mencium dahi adik perempuannya itu dengan sayang.

Kepindahan Alex memang sudah direncakan dari setahun yang lalu, tetapi Allison tidak menyangka akan secepat ini. Alex ingin tinggal di sana karena lebih dekat dengan kantor pusat Maree Haute. Selama tinggal di Baverly Hills, Alex jarang di rumah dan dia hanya akan pulang jika dia ingin. Sekarang dia sudah tidak sanggup untuk terus kembali ke Baverly Hills dan membawa keluarga kecilnya bersamanya ke Seattle di Washington.

"Aku akan sendiri lagi," gerutu Allison.

"Kamu tidak sendiri, Joan ada bersamamu—"

"Tidak, dia akan meninggalkanku dan pergi bersama kekasih gay nya."

Alex terkekeh, "William ada di sini. Sudah sebulan dia di Baverly Hills jadi kamu tidak perlu merasa sendiri. Atau kamu bisa memanggil Jerome untuk menemanimu."

"Dari Miami? Aku memanggil Jerome dari Miami hanya untuk menemaniku makan malam?" tanya Allison kesal. "Walaupun aku mencintainya aku juga menghargai waktunya untuk bekerja, Alex."

"Jackson dan Dustin juga sedang berlibur ke sini, kamu bisa bermain dengan mereka."

"Tidak, Jackson tidak bisa berpesta lagi, Dustin? Akan sangat memalukan jika dia ikut menemaniku berpesta."

"Tidak ada orang lain, teman terbaikku ada di sini. William akan menjagamu dan dia akan menemanimu." Alex menunjuk William yang sedang berdiri mengamati mereka berdua.

"Kalau itu maumu Alex, I'll keep your sister here." William merangkul Allison dan wanita itu mendengus.

"Aku serahkan dia kepadamu William dan Jerome tentu saja. Kalau ada apa-apa aku ingin kamu memberitahu aku dan jika dia berbuat sesuatu yang memalukan panggil saja Jerome untuk menyadarkannya." Alex memberikan koper terakhirnya kepada pelayan pribadinya dan memeluk Allison untuk terakhir kalinya.

"Aku hanya berada di Seattle bukan di Indonesia, mengerti. Kamu bisa berkunjung sesukamu," kata Alex. "Dan aku membebaskanmu berpesta dengan siapa saja. Asalkan, William atau Jerome ikut bersamamu."

Allison mendengus dan mengiyakan perkataan Alex. Ia bingung harus senang atau kesal. Allison senang karena dia akhirnya bisa berepesta kembali setelah sekian lama karena Alex berada di rumah. Sekarang ketika pria itu pergi dia meninggalkan teman menyebalkannya untuk menjaga adiknya.

Allison memeluk Alex dengan erat dan tidak ingin berpisah dengannya. "Already miss you," kata Allison kepada Alex.

"Aku bahkan belum masuk ke mobil."

"Tolong jaga adikku, William."

"I will Alex," kata William kepada Alex dan mereka melakukan salam perpisahan.

"Kunjungi aku di Seattle secepatnya."

"Ya, setelah pekerjaanku selesai. Tentu saja," ucap William.

Setelah setahun tidak mengunjungi Amanda Secret, Allison kembali di panggil untuk menjadi Goddes di runaway mereka. Allison sangat senang sampai dia pergi meninggalkan rumah setelah Alex meninggalkan Los Angeles. Allison terus tersenyum sampai Joan menggelengkan kepalanya. "Mam Ally. Kamu terlalu bersemangat. Semua pakaian ini harus aku buka dari palstiknya agar kamu bisa mencobanya. Tapi lihat tidak satupun baju di sini yang cocok untukmu hari ini." Pria dengan syal bermotif leopard melingkar di lehernya itu sibuk memilih baju untuk Allison.

"Tidak Joan, aku akan memakai pakaian yang biasa saja. Aku adalah Allison Marioline, bahkan dengan kaus sobekpun akan terlihat trendi kalau aku yang memakainya," kata Allison percaya diri memberikan salah satu koleksi pakaiannya kepada Joan untuk dipakaikan kepadanya.

"Kamu memang yang terbaik Ally, sempurna dan tidak terdandingi. Aku yakin, semua mata pengunjung malam ini akan tertuju kepadamu," kata Joan menyelesaikan ikatan pitanya di leher Allison. Wanita itu tersenyum dan mencium pipi Joan, "Thank's babe!"

Joan mengantarkan Allison ke pergelaran fashion Amanda Secret di Los Angeles untuk musim panas tahun ini diadakan sebagai dukungan amal kepada Manhattan Asociation yang bekerja sama dengan Maree Gallery. Beruntungnya Allison di undang dan sekaligus sebagai Goddes runaway.

Setelah sampai Allison segera memasuki ruang ganti dan bertemu dengan perancang modenya, Barbara Hayes. "Allison great to see you, Honey."

"Barbara, aku juga. Tolong berikan aku pakaian terbaik malam ini," kata Allison antusias. Barbara tersenyum senang dan mejentikkan jarinya. "Spotlight malam ini, kamu." Barbara menunjuk Allison.

"Benarkah?! Barbara, aku sangat tersanjung." Allison memeluk wanita itu dengan hangat. Selain Briana, Allison juga cukup dekat dengan Barbara Hayes. Mereka juga sudah bekerja sama sedari jaman sekolah dulu karena Allisonlah yang membantu Barbara agar rancangannya dapat diterima oleh perusahaan mode ternama.

"Kemari Alison, aku tunjukkan kepadamu. Sexiest Goddes Ever, you'll be perfect with this." Barbara memakaikan Allison pakaian yang cukup seksi dengan sayap malaikat bewarna merah terang yang cukup menyita perhatian. Pakaiannya yang bewarna serupa dengan luaran hitam yang menampung payudara kencangnya terlihat begitu indah, begitupun dengan rok mini jeans yang dipenuhi dengan aksesoris nyentrik membuat penampilannya sangat berani dan cukup membuat pria-pria di sana menggeleng sempurna.

"Waktumu sebentar lagi, kita akan mempersiapkan semuanya dan memulainya," kata Barbara kepada Allison.

"Aku akan lakukan yang terbaik," jawab Allison.

"Aku sebagai gay mengakui bahwa aku benar-benar jatuh cinta kepadamu Ally." Joan menggeleng dan menyatukan tengahnya, takjub.

"Joan, kamu bebas malam ini. Setelah ini aku akan memberikan kamu izin untuk pergi bersama Lorey." Joan begitu senang mendengar perkataan Allison dan segera memeluk wanita itu. Akhirnya dia dapat bermalam dengan kekasihnya, Lorey.  "Terimakasih sayangku," kata Joan kepada Allison.

"Allison ayo, waktumu sekarang." Barbara menunjuk jamnya dan para kru membantu Allison untuk keluar dari backstage.

"Allison Marioline already. Stand by, on three.. two.. one.. go."

Alunan musik pop rock bergema dengan kencang. Allison menarik napasnya dan melangkahkan kakinya sebagaimana dia belajar selama ini, sejauh mana dia menampakkan kaki pada lantai licin dengan heels setinggi lima belas centi meter, selama itu pula dia tersenyum dan menyebarkan pesonanya kepada penonton yang menontonnya. Suara sorakan begitu kencang sampai Allison terbawa euphoria dan memberikan flying kiss dengan begitu seksi tidak lupa berdada ria kepada para paparazi.


SUGAR-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang