William membawa Allison ke kamar wanita itu dengan ciuman mereka yang panas. William menutup pintu menggunakan kakinya dan menjatuhkan badannya ke atas ranjang bersama dengan Allison. "You know what, I've been waiting this time." Bibir pria itu turun ke bahu kemudian menciumnya setiap jengkal tubuh wanitanya.
Allison merasakan hal yang selama ini tidak pernah dia rasakan. Sensasi panas yang begitu bergairah, dia sangat menginginkan William. Hanya William...
Pria itu membuka satu persatu kancing dari pakaian yang dipakai wanitanya. Perlahan dan dia mendaratkan ciumannya kepada kedua payudara Allison yang menegang. "This is what I want, Allison," kata William dengan suara yang parau.
Allison melenguh ketika tangan besar William menangkup payudaranya dan menciumnya dengan lembut, jangut-jangut kecilnya menggesek permukaan itu sangat menggairahkan. Allison menggeliat dan meremas rambut hitam milik William. "William.."
"This, this and this. Is mine, Allison. Every inch of you is mine." William mencium setiap jengkal tubuh wanita itu sampai ke perutnya dan kemudian berakhir di atas tempat wanita itu yang bergairah di bawah sana.
William membuka celana dalam milik Allison, kemudian mencium setiap jengkal dari paha wanita itu, menuju atas dan mencium tempat yang sangat membuatnya ingin memasukinya. "William..."
"Allison.."
Keduanya sama-sama bersimuka. Allison membuka satu persatu kancing kemeja putih milik William dengan sensual, dia tahu cara memainkannya. Ia takkan menjadi submisif dan akan membuat William benar-benar menjadi miliknya. Allison juga mencium bahu, kemudian ke dada besar William yang tidak terlalu besar seperti Jerome, dan ke ukiran yang sangat Allison suka sampai mengarah ke rambut hitam lebatnya yang mengarah ke pusat gairah pria itu. "Allison, kamu memang yang terbaik." William dengan suara paraunya mengangkat dagu wanitanya dan menciumnya. Walaupun lipstick merahnya sudah habis karena semuanya tertinggal di tubuh pria itu.
"Allison kamu tahu, alasan kenaa aku memintamu untuk berpura-pura menjalin hubungan denganku. Walaupun tidak bertahan lama?" Allison dengan mata satunya menggeleng. William tertawa pelan dan di dalam ciumannya dia mengigit bibir wanita itu dengan lembut. "Karena aku sudah tidak tahan. Aku tidak sanggup melihat kamu tertawa dengan Jerome, berdansa dengan Sean dan ... bericuman dengan Elton. It's make me burn, Aku cemburu. Jujur saja aku berkata seperti itu karena aku pikir, aku harus mendapatkan kesempatan setidaknya sekali lagi. Aku ingin memilikimu Allison, sangat."
"Kamu bagaikan heroin yang tidak bisa aku lepas. Kamu adalah candu bagiku, aku menuruti perkataan mu dengan bermain-main bersama banyak wanita, hanya saja semuanya sama. Aku tidak merasakan ketika aku bersamamu. Bersamamu aku merasa hidup, Allison. Aku merasa sesuatu menggelitik perutku dan jantungku berdebar cukup kencang." Allison mengusap tangannya ke dada pria itu dan tersenyum mendengarnya.
"This is yours, all of this body is yours, Allison. Jangan lagi menyukai dada Jerome ataupun Sean. Lupakan mereka, karena aku hanya milik kamu dan kamu milik aku, mengerti?"
"Yes, Sir." Allison mengigit bibir bawahnya dan mencium William dengan segenap cintanya. "Kamu tahu, William. Aku mungkin tidak menyadarinya sampai kamu memintaku untuk play pretend dengan hubungan kita. Aku berpikir keras kenapa kamu meminta hal konyol itu dengan aku. Bahkan kita terlihat selalu bertengkar dan berdebat. Kenapa pria kasar ini meminta aku untuk menjalin hubungan pura-pura dengannya."
"Dan aku mengetahui jawabannya, ketika aku dekat dengan Elton. Satu-satunya orang yang memiliki kuasa lebih tinggi darimu. Kamu benar-benar mencintaiku bukan?"
"Aku benar-benar menyayangimu, Allison Josephine Elizabeth Marioline. Sejak dulu, sejak kamu memukul aku dengan kamus bahasa Jerman kamu. You not just hit me by my head. But you got my heart too. You make me alive, you make me feel how lucky I am. I realized I have my friends and I have you, my friend stupid sister, my nightmare and become to my Sugar. I can't make speech, Allison. But marry me please, I will always truly, completely, love you, Allison Marioline."
"Marry you?! How about Alex?!" seru Allison ketika mengingat bagaimana jika Alex mengetahui hubungan mereka. William bisa saja terluka.
"Hey, sst ... Alex akan menjadi tanggung jawabku. Aku akan menemuinya dan mengatakan kepadanya jika aku akan menikahimu."
Allison menggeleng, "Alex akan membunuhmu jika kamu mengatakan itu."
"He'll not. He's my best friend, Allison. I know him well."
William mencium pucuk kepala wanita itu dan Allison memeluknya dengan erat. "Aku harap kalian tidak akan bertengkar apalagi melakukan hal bodoh hanya untuk aku."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR-TAMAT
RomanceSUGAR. © 2020, Ani Joy. All rights reserved. KONTEN DEWASA (18+). KEBIJAKSANAAN PEMBACA DISARANKAN. PEKERJAAN INI TELAH MENGIKUTI WATTPAD PEDOMAN UNTUK RATING DEWASA. ---------------------------------------------------------------------- Pekerjaan i...