William berjalan cepat ketika mengetahui Allison akan menari di atas tiang pole dengan mabuk. Sesudah malam kemarin mengacaukan acara makan malamnya, malam ini Allison mengacaukan pertemuan William dengan Niana Kim—penyanyi pop terkenal di Amerika. William meraih tangan Allison dan menariknya agar segera turun daripada dia semakin malu karena teriannya yang tidak ada apa-apanya itu.
Allison mengerang dan menepis tangan William, "Sakit, Turner. Kamu kasar sekali." Allison merengut dan berjalan di depan William, "Aku ingin ikut kamu karena aku ingin bersenang-senang selagi kamu meeting. Kamu malah mengacaukan segalanya."
William menyusulnya dan menarik lagi tangan Allison dengan kasar, "Kamu yang mengacaukan pertemuanku dengan Niana Kim. Aku mengizinkanmu ikut agar kamu tidak keluyuran ke klub malam lain dan mengacau di sana."
"Tapi aku ingin," teriak Allison. "Aku ingin mengacau dan menjadi ratu pesta seperti dulu."
"Kamu tidak bisa," tegas William mengangkat jari telunjuknya di depan wajah Allison. "Tanpa aku, kamu tidak boleh menjadi ratu pesta. Kamu boleh bersenang-senang. Asalkan tidak bermain dengan tiang itu," kata William menunjuk tiang pole yang sudah di isi dengan penarinya.
Allison mendengus dan duduk di sofa di mana Niana Kim sedang menunggu William. "Aku ingin sekali bisa menari di atas tiang itu dari dulu, tetapi kamu dan Jackson sama saja. Sama-sama melarangku," geram Allison meneguk wiskinya habis.
—
Niana Kim tersenyum kepada William dan melanjutkan pertemuan mereka. "Begini William, bukannya aku tidak mau menjadi model iklan untuk Black Lotto hanya saja imageku sebagai wanita polos ini, tidak cocok menjadi bintang iklan untuk bisnismu."
William berdeham, "Lantas kamu mau wanita seperti ini yang menjadi bintang model hotel dan kasino ku yang berharga itu?" William menunjuk Allison yang sedang pasrah menunggu waktu yang tepat untuk bisa melarikan diri. Setengah mulutnya terbuka dengan mata sedikit terpejam, membuat dia terlihat bukan Allison yang biasanya.
Niana tertawa, "Bukan, maksudku. Bukankah kamu bisa memilih orang lain? Allison Marioline contohnya, dia sudah berpengalaman dan sangat profesional."
"Jika itu yang kamu lihat, maka aku sebaliknya. Karena itu aku tidak memakainya, merepotkan."
Niana kembali tertawa, "Kalau memang tidak ada pilihan lain. Mau bagaimana lagi, aku akan tanda kontrak dalam tiga hari. Karena sekarang," ia melirik jam tangannya sebentar. "Aku harus kembali ke studio untuk rekaman."
William mengangguk dan menjabat tangan Niana. "Terimakasih kalau begitu, dan maaf harus menganggu waktu bersenang-senangmu di sini. Aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk bisa bertemu kamu lagi. Selagi aku melihat kesempatan kamu ada di sini. Kenapa tidak," kata William dengan suara beratnya, sangat seksi pikir Niana.
"Aku menunggu kamu di hotelku segera," bisikk William sebelum benar-benar melepaskan jabatan tangannya.
Niana tersenyum dan mencium pipi William dan pergi dari sana.
—
Allison menatap datar ke arah William yang tersenyum sinis setelah kepergian Niana. Ia mendecak beberapa kali, "Perangkap yang sempurna, Turner." Allison bertepuk tangan, "Diva Amerika? Bagus sekali, kamu akan mencicipinya dengan embel-embel ambasador dan model iklan."
Allison mengangguk-anggukan kepalanya. William, maniak itu akhirnya menambahkan Niana Kim di dalam kamus sexnya.
"Kerja bagus William, sosialita Amerika mana lagi yang belum kamu tiduri?" Allison bergumam dan beranjak dari sana untuk menyenangkan dirinya.
"Kamu mau kemana?"
"Bersenang-senang sepertinya," kata Allison sedikit berteriak. Allison terdiam sebentar karena melihat William yang tidak mencegahnya. "Kamu tidak mau melarangku?" tanya Allison.
"Tidak, bersenang-senanglah. Aku akan menjemputmu nanti. Jika sudah selesai kabari aku," kata William juga sedikit berteriak dan pergi dari sana meninggalkan Allison yang mengerutkan dahinya heran.
—
William keluar dari klub dan mengejar Niana yang akan masuk ke dalam mobilnya. "Niana," panggil William berjalan santai ke arah wanita itu.
"Ya? William, kenapa kamu kemari?"
William tersenyum dan mendorong Niana untuk masuk kedalam mobil. Dia mengunci mobil itu dan menurunkan kursi kemudi agar dia dapat melihat wajah cantik Niana yang sekarang berada di bawahnya.
"Aku ingin kita berbicara," kata William menatap lekat wajah Niana.
"Tentang?"
"Hubungan kita," jawab William dan mencium bibir wanita itu dengan tidak sabar dan cepat, tipikal William.
Niana mengeluh ketika ciuman pria itu turun ke payudaranya yang sudah menegang. Perlahan tapi pasti, tubuhnya merasakan desiran panas akan gairah yang menggelora. William benar-benar pintar memuaskan wanita.
"Properti yang pernah kamu rencakan waktu itu, apakah sudah selesai?" tanya William di sela ciumannya.
Niana mendesah pelan dan menjawab dengan cepat, "Sudah, aku membangunnya atas namamu."
William tersenyum sinis di dalam gelapnya malam tanpa saat dilihat oleh Niana. "Good girl," bisik William mencium Niana dan perlahan mulai membuka kancing celana wanita itu dengan tidak sabaran. Walaupun ia hanya memakai sedikit kekuatan untuk membuka celana itu tetapi tangan William yang besar dan kasar, merobek celana itu.
"William," bisik Niana menggelinjang ketika William menyentuh area sensitifnya dengan lembut.
"Apa kamu sudah menandatangan kontraknya dengan Alex?" tanya William dengan suara beratnya yang sangat seksi. Membuat Niana merangkulkan tangannya di leher pria itu agar mereka semakin dekat.
"Sudah, aku juga mengatasnamakan mu di dalam saham perusahaan Andrea Kim, atas kepemilikan hotel di Gangnam dan perumahan elit di Un Village." Niana mengerang ketika William berhasil memasukkan jarinya ke dalam bagian yang paling William inginkan. "William," lenguh Niana.
William melepaskan jarinya dan mencium Niana dengan lembut, sekali. "For the umpteenth time, you're very kind, Niana."
"I'm Sir."
"Good girl," puji William dan mencium bibir wanita itu dengan kasar, meremas payudaranya dan mulai membuka kancing celananya sendiri.
"Thank you, for your kindness Niana." William memasuki Niana dengan cepat dan kasar. Permainan mereka cukup panas sampai Niana tidak sengaja merobek kemeja putih pria itu karena gairahnya yang membara.
"William..," napas mereka menderu dan saling berlomba. Peluh keringat membasahi pelipis Niana dan dia meremas rambut William dengan sensual agar mempercepat gerakannya. "Go on..."
William tersenyum puas dan menambah ritmenya. Desahan Niana memanggil namanya membuat dia semakin bersemangat dan menambah kekuatan dorongannya. Sampai Niana mencapai batas orgasmenya dan melakukan pelepasan bersama.
"I'll be waiting for the next round, William."
"Let's make the second round right now."
"Yes, Sir."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR-TAMAT
RomanceSUGAR. © 2020, Ani Joy. All rights reserved. KONTEN DEWASA (18+). KEBIJAKSANAAN PEMBACA DISARANKAN. PEKERJAAN INI TELAH MENGIKUTI WATTPAD PEDOMAN UNTUK RATING DEWASA. ---------------------------------------------------------------------- Pekerjaan i...