BAB 27

2.7K 130 2
                                    

William dengan marah berjalan cepat, keluar dari ruangan hanya untuk mendatangi dua orang itu yang sedang bercumbu mesra di taman bunga yang di penuhi rerumputan tinggi. Mereka pikir tidak ada orang yang melihat?! Bagaimana jika bukan hanya William yang melihat mereka, dan apa yang akan dikatakan society kepada keluarga Marioline yang sangat diagungkan itu.

William menarik Elton dari Allison dan memukul wajah pria itu dengan keras, sehingga Allison memekik dan menutup mulutnya terkejut dengan kedatangan William. Wajah memerah Allison yang dia tahu bahwa wanita itu pasti sedang mabuk langsung membuat William merasa semakin marah dan memukul Elton membabi buta.

"William?!" seru Allison mencoba menjauhkan William dari Elton dan itu sia-sia karena tenaga William yang lebih besar tentunya.

"William, plis.." ringis Allison melihat Elton yang sudah tidak berdaya dengan luka di seluruh lapang wajahnya. William menghembuskan napas kasarnya dan kini pandangannya beralih kepada Allison yang terlihat ketakutan memundurkan langkahnya.

William semakin membuat Allison terpojok, "Are you scared to me?" Pertanyaan William membuat Allison merasa bersalah. Satu sisi dia menginginkan ada pria lain untuk mendekatinya agar dia tidak kesepian. Satu sisi lainnya dia sangat menginginkan William ada untuknya.

"William, aku.. jangan kasar kepadaku," kata Allison parau meminta maaf kepada pria itu.

William berhenti melangkah dan mengetahui pergerakannya selama ini menyakiti wanita itu. William tertawa renyah, "You scared to me. Aku tidak akan menyakitimu, Allison. Tetapi, bisakah kamu yang tidak menyakitiku?"

William tertawa lagi. Ia tahu, dirinya bodoh sekarang, apa sekarang waktunya untuk menyatakan bahwa dia benar-benar telah jatuh cinta kepada adik dari temannya itu. William menyugar rambut hitamnya dan kembali mendekat. "Allison aku tahu ini bodoh, tetapi bisakah kamu tidak menyakitiku dengan mencium Elton atau Sean atau bahkan Jerome Patron?!"

Allison terdiam dan wajah merahnya semakin membuatnya merasa tidak mengerti. "William,"

"Allison,"

"..."

"..."

Allison reflek mundur ketika tangan pria itu akan memegangnya. Tatapan William menyiratkan bahwa dia kecewa tetapi Allison takut, William akan menarik tangannya dengan kasar seperti yang selama ini dia lakukan. "Kita hanya berpura-pura, William. Jangan libatkan perasaanmu dengan hubungan ini yang bahkan belum berjalan seminggu."

"Aku tidak pernah melibatkan perasaanku dengan hubungan yang bahkan belum berjalan seminggu ini, Allison. I pretend to this game, because I can't pretended anymore about this. I tired to burying it. Aku menderita dengan perasaan yang bahkan aku sendiri tidak menyanggupinya." William berbicara dengan nada tegas sehingga membuat Allison cegukan karena terkejut.

Allison mengerutkan dahinya, "William  bisakah kita membicarakannya lagi nanti. Aku pikir aku akan muntah sekarang." Cegukan selanjutnya, Allison benar-benar mengeluarkan isi perutnya yang menjijikan itu di depan William.

SUGAR-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang