BAB 9

4.1K 196 5
                                    

Allison terbangun karena suara berisik dari dentingan gelas bersatu membuat tidur nyenyaknya terganggu. Ia mengerang dan meregangkan tubuhnya di atas tempat tidur yang besar. Allison menepuk ranjangnya dan sangat lembut. Perlahan matanya terbuka kamar dengan nuansa hangat, dengan hiasan kayu memanjakan matanya.

Allison keluar dari kamarnya dan melihat Alex sedang berpesta dengan teman-temannya. Ia tersenyum dan duduk di atas sofa—di samping Jerome tentu saja. "Hey, Sugar. Are you waking up?"

Allison mengangguk, "Hem. Lebih baik, sekarang."  Matanya beradu dengan manik hitam milik William yang menatapnya sebentar kemudian dia mengalihkan wajahnya.

Allison mengenggam tangan Jerome dengan erat dan bersandar di bahu berisi pria itu.

"Allison, menjauh sedikit." Alex yang sedang bermain kartu bersama mereka menginstrupsi agar Allison tidak terlalu dekat Jerome.

"Biarkan dia Alex, jangan terlalu kaku. Jerome adalah kakak terbaik untuk Allison, tidak seperti dirimu," kata Jackson kepada Alex yang membuat Allison tersenyum senang dan semakin mengeratkan rangkulannya.

"Ya benar, apa yang Jackson katakan. Kamu sangat kaku Alex," kata Allison mengejek Alex.

"Aku begini karena tahu dia tidak baik untuk kamu," kata Alex yang masih serius dengan permainannya tanpa melihat kedua orang itu yang semakin dekat.

"Jadi itu cara kamu berterimakasih kepadaku Alex?" tanya Jerome terkekeh. Bahkan Jerome memainkan tangan Allison di rahangnya yang ditumbuhi rambut tipis.

Mereka berdua terkekeh dan Alex seketika mendongakkan wajahnya.

Allison segera melepas tangannya dari rahang Jerome seakan tidak terjadi apa-apa. Jerome kembali fokus kepada permainannya karena Alex menatapnya tajam. "Your turn, Patron."

Jerome mengeluarkan kartunya dan Alex menatapnya semakin tajam. "Kamu seperti ingin membunuku Alex," kata Jerome tanpa menatap mata Alex.

"Ya aku akan membunuhmu, jika Allison jatuh kepadamu."

"Kenapa begitu Alex? Aku mencintai Jerome."

"Aku tidak mengizinkamu kalau begitu," Jerome tertawa mendengar perkataan Alex. "Tidak Jerome, tidak Jackson, tidak Dustin, dan tidak William. Mereka temanku dan satupun dari mereka tidak ada yang boleh menikahimu. Karena aku tahu mereka hanya akan bermain dengan wanita, aku tidak mau adikku disakiti oleh bajingan seperti mereka."

Jackson ikut tertawa, "Apa pernikahan mengubah cara berpikirmu Alex? Kamu sama saja seperti kami sebelum kamu menikah dengan teman adikmu. Apa Allison melarangmu menikahi teman baiknya? Tidak, dia bahkan senang karena bisa terus bersama dengan kedua orang yang dicintainya," kata Jackson mengeluarkan kartu Queen. "Maka dari itu biarkan ratu ini memilih rajanya. Itu adalah kami."

"Tidak dengan kalian, terutama kamu,  Jackson." Alex memperingati Jackson dengan telunjuknya.

Kemudian William memainkan kartunya.

"Ace, good card," kata Allison dan William memenangkan permainannya.

"Damn you, William. Seharusnya kita tidak bermain dengan pemilik kasino," kata Dustin melemparkan kartunya ke meja.

Mereka semua pun tertawa begitupun dengan Allison. Wanita itu ikut tertawa pelan sampai dia melihat William yang tidak tertawa sama sekali.

Pria itu menyesap cerutunya dan meminum brendinya. Allison merasa bersalah, seharusnya dia tidak memukul wajah William tadi siang. Ia hanya bercanda tetapi tidak tahu bahwa candannya akan sampai sejauh ini melukai William.

SUGAR-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang