BAB 32

3.3K 164 1
                                    

William  membuka pintu ruangan dengan tangan besarnya. Ia mendapati Alex yang sedang fokus membaca dan menandatangani berkas-berkas yang berserakan di atas meja kantornya.

"William, have a seat," kata Alex tanpa melihat William. Pria itu dengan kemeja putihnya yang sangat seksi duduk di atas sofa sambil menatap tajam temannya.

"Alex aku sudah di sini dan kenapa kamu tidak duduk di depanku?"

Alex menghela napas dan menutup berkasnya, dia berjalan memutari meja dan duduk di depan William. "Maaf, pekerjaan membuat aku sedikit apatis."

"Tidak sedikit, banyak."

Alex terkekeh, "Iya William, aku mengerti." Alex menautkan jari-jarinya dan mencondongkan badannya ke depan, "Jadi, kamu sekarang dengan Allisonku?"

William mengehela napas, "Ya. Can I, Alex?"

"Tidak, kamu tidak bisa William. Carilah wanita lain di luar sana, jangan Allison ku," kata Alex serius. Matanya menatap tajam ke dalam iris hitam William. "Niana Kim, beberapa waktu lalu datang dan memberitahu aku kalau hubungan kalian berdua kembali."

William tertawa, "Itu hanya pikiran Niana. Kamu sendiri tahu kalau aku—"

"Brengsek, maka dari itu jauhi Allison ku." Alex memotong perkataan William dan menyandarkan dirinya di atas sofa.

"I can't, Alex."

"Why, Turner? She is my sister, you can't with her."

"Karena aku telah menyayanginya. Allison Marioline adalah wanita yang pertama kali membuat aku mengerti rasanya hidup, Alex. She's make me alive. Tanpa Allison sepuluh tahun lalu, aku tidak akan ada di sini duduk berbicara denganmu," kata William sungguh-sungguh dengan suara dalamnya yang begitu meyakinkan.

"But she's my sister. Aku tidak bisa William. Aku mengenalmu, seperti apa dirimu dan kamu tidak pantas untuk adikku." Alex menekan semua perkataannya dengan menunjuk William di akhir. "Satu-satunya pria yang pantas adalah pria yang akan aku carikan kepadanya."

"Rekan bisnismu? Para orang tua yang haus kekayaan yang akan kamu berikan kepada Allison? Alex c'mon it's not 90's century. It's 2021. Stop doing business like that, it's hurt her."

"Kamu tahu apa tentang adikku, William?" Alex menggeram dan menarik kerah kemeja William.

"I know her, than you know her, Alex." Pria itu melepas cengkramannya pada kerah William. Alex mundur dan duduk kembali di sofa. "Aku mencintai Allison, sangat mencintainya sampai aku telah menyayanginya melebihi kuasaku. I burn to her, Alex. Let me be her Sugar, and taking her save entire of her live. You have your family, Allison felt lonely. You moving here and she's alone there. Biarkan aku, Alex. Biarkan aku menjadi miliknya." William menghembuskan napasnya.

"From the dawn to dusk I can't think about anything else. Just her in my mind everyday, every single momen I live, Alex. Please, give me a chance to be her Sugar, her endless love." William meyakinkan Alex lagi, tetapi Alex tetap menolaknya.

"If you were Allison's brother," Alex mengatakan dengan tajam, "would you allow her to marry a man like you?"

William terdiam, perkataan Alex benar-benar membuatnya tertampar. Alex benar-benar menjaga adiknya. Ia sangat posesiv dan itu menyebalkan. William mengangguk dan berdiri seraya merapikan pakaiannya. "Aku akan kembali ke Los Angeles malam ini. Jika kamu mau kita,—"

SUGAR-TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang