"Allison!" William berteriak, khawatir karena wanita itu memacu kudanya begitu kencang. William menyamakan jarak antara mereka dan meminta Allison untuk menghentikan kudanya.
Tetapi Allison tidak akan melakukannya.
"Allison Marioline, hentikan kudanya." Allison terlihat membuang wajahnya dan tidak ingin melihat William.
William dengan nekat melompat menaiki kuda Allison dan memeluk wanita itu menahan tangannya agar tidak memacu kuda semakin kencang. "Allison, diam," kata William. Ia berusaha keras untuk menarik pegangan agar kuda itu berhenti.
Kuda mereka berhenti, Allison segera berbalik dan menenggelamkan wajahnya di dada William. Ia terisak seraya memeluk William dengan erat, seperti tidak ingin kehilangan pria itu. Allison menangis seperti anak kecil dan air matanya membasahi kaos cokelat berkuda milik William. Allison terus terisak dan mengerang sampai William membawa wanita itu untuk duduk dengan benar. Benar-benar menghadapnya, di atas kuda sambil memeluk Willian dengan kencang dan tidak akan dilepaskannya.
"It's okay, Allison. You'll be alright."
"William," kata Allison sesegukan dan terus membenamkan wajahnya semakin dalam, mencari tempat ternyaman di dada William. "Ak-Aku," kata Allison tergagap dan sedetik kemudian tangisannya kembali pecah dan memeluk William semakin erat.
"You deserves better, my Ally."
Di dalam benaman wajahnya pada dada William yang bidang itu, Allison menggeleng. "Aku telah jatuh cinta kepadanya. Kenapa.." William mengelus pundak wanita itu dan mendengarkan kembali perkataannya, "Kenapa aku selalu ditinggalkan ketika aku mencintai seseorang?"
William mendesah, "Allison dengarkan aku. Kamu, tidak ditinggalkan you're not. Kamu mencintai Jerome di saat dia sudah membuat janjinya dengan Barbara. Dan kamu mencintai Sean, di saat dia sudah mempunyai orang yang disayanginya. Semuanya hanya masalah waktu, Allison. Jika Jerome tidak membuat janji itu, kamu bisa bersamanya dan jika Sean tidak bersama kekasihnya, kamu bisa bersamanya."
Allison menggeleng, "Semuanya bukan salah waktu William. Aku, yang salah hanya aku. Kenapa aku mencintai mereka, kenapa aku mencintai orang yang bahkan tidak mencintaiku. Bahkan Jerome selama ini menganggapmu adik perempuannya. Sean? Dia bahkan pergi karena orang disayanginya menunggunya di Meksiko." Allison menarik napasnya dan mengusap hidungnya. "Aku Allison Marioline, aku tidak boleh menangis hanya karena pria," kata Allison yang mana selanjutnya wanita itu menangis kembali semakin kencang.
"Aku tidak bisa, Sean telah merebut hatiku. Aku tidak bisa, dia orang yang aku cintai setelah aku move on dari Jerome. Ini terlalu cepat, aku tidak bisa."
—
Allison turun dari kuda dengan dibantu oleh William. Matanya yang sembab dan hidung yang memerah membuat William tanpa sadar tertawa. Allison melirik heran ke arah pria itu dan berhenti melangkah. "Kenapa?" tanyanya dengan suara serak. William menggeleng dan semakin tertawa.
"Tidak, hanya saja kamu lucu sekali. Seperti anak kecil, cengeng." Allison mendorong tubuh William dan berkata, "Mean, why are you monkey me like that!"
William menarik Allison ke rangkulannya. "Aku punya rencana untuk kamu. Rencana yang dapat menarik pria lain untuk mendekatimu. Maybe this plan can make you have a new Sugar or can be your lovely husband soon." Allison meliriknya heran dengan alis bertaut.
"Apa? Jika aku harus menjadi wanita penggoda di kasino kamu, aku tidak mau."
William menggeleng, "Bukan, bukan itu. Kamu pasti pernah mendengar kalimat seseorang. Where one suiter goes, the rest will surely follow.”
"Well who wants to suiter me?"
"I am, with pleasure, Allison."
Allison menggeleng, "No way. We can't together. We hate eachother, it's doesn't make sense. William, sepertinya tidak." Allison tertawa mendengar perkataan William.
"Baiklah, kalau begitu. Maka kamu tidak akan mendapatkan apa yang kamu mau. Your Sugar? You need to wait untill Alex find you an old man to purpose to you," ujar William memperingatkan Allison.
"Aku tidak mau orang tua yang melamarku," geleng Allison kesal. "And that why an old man? I can find the best of the man in this country or should I look from the other country?"
"You can't, Allison."
"Why?"
"Karena Alex tidak menyukainya. Dia tidak menyukai kamu—"
"Stop, kenapa kamu yang lebih tau Alex daripada aku? Dan kenapa kamu yang mengaturnya?" tanya Allison memotong ucapan William. Pria itu mengangkat bahunya, dan berjalan di depan Allison.
"William," panggil Allison kesal dan mau tidak mau mengikuti pria itu. "William, kamu kenapa?"
"Apa? Memangnya aku kenapa?" tanya William tidak suka dan meninggalkan Allison. Tetapi wanita itu menarik lengannya dengan kuat. "Kita harus berbicara, kenapa kamu menyarankan kita untuk bersama?"
William tersenyum sinis dan tidak memandang Allison. Sedangkan wanita itu memandang heran teman kakaknya yang seperti linglung tidak tahu harus menjawab apa. "Allison, seperti kata kamu. Aku harus menghentikan kebiasaan ku bercinta dan bermain dengan wanita. Dan ketika aku bersama kamu, aku tidak merasakan gairah seperti aku bersama dengan wanita lain. Jadi, let's play pretend. You and me, being Sugar."
Allison terdiam sesaat. William ingin menjadi Sugar nya? "Kamu bisa menggunakan aku sebagai pemuas nafsu kamu. Kamu bisa menjadikan aku temanmu agar kamu tidak sendirian. Aku bisa membuat kamu, memiliki apa yang selama ini kamu tidak miliki, your Sugar."
"Dan kalau begitu, apa kamu mau menikah denganku?"
"Tidak." Allison mengerjapkan kedua matanya. "Seperti yang aku katakan tadi, aku hanyalah pemancing untuk pria lain mendekatimu Allison. Setelah itu, aku akan melepaskanmu. Dan kamu telah mendapatkan apa yang kamu mau. Begitupun dengan aku yang tidak akan bermain lagi dengan wanita-wanita itu."
"Kenapa?"
"Setelah aku berhubungan dengan mereka. Aku menyadari satu hal, Allison. Mereka terus membuntuti ku, menghantuiku dengan permintaan-permintaan konyol mereka. Bahkan mereka menginginkan aku untuk hidup bersama mereka. Mereka pikir aku akan hidup di dalam kasta kotor itu?" William mendecih, "Yang benar saja. Bahkan nama mereka pun aku tidak mengingatnya."
Allison tertawa dengan keras. Ia menutup mulutnya dan tetap tertawa. "Kamu takut dengan mereka?"
William tersadar dan menggeleng pelan. "Tidak," kata William percaya diri
"Iya, kamu takut dengan mereka. Kan aku sudah katakan William, you need to stop fuck woman. Mereka memintamu untuk bertanggung jawab bukan?" Tawa Allison lepas dan William membuang napasnya.
"Ya, ya. Kamu benar, mereka sangat menakutkan. Maka dari itu, ayo kita jalani hubungan ini dan menarik pria untukmu serta menghindarkan aku dari wanita-wanita itu."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR-TAMAT
RomanceSUGAR. © 2020, Ani Joy. All rights reserved. KONTEN DEWASA (18+). KEBIJAKSANAAN PEMBACA DISARANKAN. PEKERJAAN INI TELAH MENGIKUTI WATTPAD PEDOMAN UNTUK RATING DEWASA. ---------------------------------------------------------------------- Pekerjaan i...