Sean menarik Allison agar mendekat kepadanya, mereka menari dan menjadi pusat perhatian orang-orang. Allison menggerakkan tubuhnya dengan sensual di samping Sean dan memutar tubuhnya hanya untuk membuat dirinya pusing dan jatuh ke dalam pelukan Sean.
"Be carefull, careless." Allison tersenyum dan membawa Sean ke dalam ciumannya. Baru beberapa detik mereka berciuman, Sean melepaskannya dan menarik tangan Allison untuk keluar dari klub dan masuk ke dalam mobil pria itu.
Napas mereka menderu dan Allison mengigit bibir dalamnya menahan suara erangan yang akan keluar dari dalam mulutnya. Sean memulai aksinya dengan menyibak rok yang dipakai Allison, tangannya dengan lembut mengelus paha mulus wanita itu. Perlahan tapi pasti, tangan itu naik ke atas dan membuka celana dalam yang menutupi bagian sensitif wanita itu.
Tangannya dengan lembut membuka kaki Allison dan mendekatkan kepalanya dengan area sensitif itu. Diciumnya setiap jengkal paha Allison sampai ke bagian dimana Allison menahannya agar tidak menundukkan tubuhnya. Pria itu mulai menciumnya dan memainkannya dengan lembut sehingga membuat Allison memainkan pinggulnya dan merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan.
"Are you like it?" Suara Sean yang serak membuat Allison ingin mencium bibir seksi itu.
"Rushel, please." Sean mendongak dan menatap Allison marah. Allison terkejut dengan mata Sean yang berkilat dan bibirnya mengatup. "I mean.. Sean, please. "
Sean kembali tersenyum. Namun menghentikan semua aksinya dan duduk di depan Allison. "Do it," perintah Sean. Allison terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa.
"William tidak mengajarkanmu?" tanyanya.
"William mengajarkan apa?"
"Play it yourself. I wanna see how William teach you."
Allison mengerjapkan matanya, "William tidak mengajarkanku apapun," jawab Allison apa adanya. Memangnya William mengajarkan apa, pikir Allison penasaran.
Sean tertawa dan mencondongkan wajahnya, "Jadi... Kamu tidak pernah melakukannya sendiri?"
"Tidak," kata Allison mengerti kemana jalan perkataan Sean. "Aku hanya bermain dengan pria yang aku suka. Aku tidak pernah bermain sendiri."
"Apa kamu pernah bermain dengan William?"
"Tidak." Allison menggeleng, "Aku tidak pernah bermain dengan William. We just kissed and cuddled sometimes. I've never fuck with him, because I hate him."
Sean tertawa lagi, "You're so cute. Kissing with him but never fuck with him? It's just feels not real," kata Sean. "Are you been having sex Allison?"
"Of course, I do. Why are you asking me?"
Sean menarik napasnya, "Aku hanya penasaran. Bagaimana bisa kamu tidak pernah bermain sendiri sebelumnya, kalau kamu pernah berhubungan."
"Aku tidak suka sendirian, kamu harus tahu itu. Semenjak aku kuliah aku sering berbungan dengan teman Alex. Tetapi tidak keempat dari mereka, karena mereka sangat dekat dengan Alex. Aku hanya—jika ada kesempatan berciuman dengan mereka. It's just, brothers do, you know. I don't like play with my self."
"I don't know Allison. Now play your self for me."
Allison mengerjapkan matanya, "Aku tidak suka bermain sendiri. I told you."
Sean mendekat dan mengambil tangan Allison. Ia mendekatkan tangan itu kepada payudaranm wanita itu. "Touch it," bisik Sean. Allison menutup matanya dan menyentuh payudaranya sendiri. Dia memainkan puting yang menegang itu secara perlahan dan mengeluh.
"Sekarang, ke sini," bisik Sean membawa tangan itu ke dalam diantara dua paha yang dia buka secara perlahan. "Touch it," bisik Sean.
Perlahan Allison menyentuh area wanitanya yang paling sensitif...
"Sean, please. Do it for me."
Sean berhenti menuntun Allison dan mengeraskan rahangnya. "I believe you, William never teach you about this."
"Do it for me, Sir." Sean mengulang kalimat Allison. Wanita itu seakan mengerti dan menjawab, "Do it for me Sir."
Sean menyeringai dan mengangkat tangan Allison ke atas, ia mencium setiap jengkal payudara pria itu dan sebelah tangannya memainkan bagian yang Allison tidak ingin lihat selagi Sean memainkannya.
"Sean," desah Allison merasakan kenikmatan di dalam setiap ciuman pria itu. Dia memainkan bagian itu dengan lihai, sangat profesional.
"Sean—"
"Sir," bisik Sean dengan tegas.
"Do it Sir," kata Allison dan melepaskan tangannya dari genggaman Sean. Kemudian membuka kancing celana pria itu dengan tidak sabaran dan melihat sesuatu yang berharga di sana sudah menegang.
Allison tersenyum dan dengan cepat membuat dirinya duduk di atas pria itu dan bermain di sana. "Allison," panggil Sean yang mengerang karena dihujam terus menerus dengan wanita itu. Allison memegang dada besar Sean dengan tatapan memuja.
"Besar," gumam Allison dan membuka merobek kemeja hitam milik Sean. Sean mengerang dan menambah ritmenya berusaha menyamakannya dengan Allison. Wanita itu meraba dada bidang milik Sean dan memeluknya dengan erat.
Allison melenguh dengan sensual, napas mereka beradu dan Allison menatap dalam ke arah mata Sean yang menatapnya takjub. Sean tidak pernah dikendarai seperti Allison melakukannya. "Allison go.."
"Keyword, Sir." Allison sengaja mempermainkan Sean yang sudah tidak tahan lagi. Allison menggit bibirnya dengan sensual. "Faster Maam, say it!"
Sean lagi-lagi menatap takjub kepada wanita yang sedang mengendarainya ini. Dia benar-benar tahu cara memperlakukan pria. "Faster Maam," kata Sean memegang pinggul Allison dan wanita itu mempercepat ritmenya.
Sean terengah-engah dan sedikit lagi, Allison benar-benar membuatnya gila. "Agh Allison, you..."
"Maam, Sir."
"God... Ahhhh, Maam just do it!"
Allison tersenyum dan mengakhirinya dengan melakukan pelepasan, ia menjepit kencang milik Sean yang kelelahan. Mereka terengah-engah dengan napas yang saling beradu. Panasnya tubuh mereka membuat keduanya mengeluarkan keringat sehingga aroma dari parfume yang bercampur dengan keringat menguar menambah suana semakin bergairah.
Allison menepuk dada Sean dan mencium pria itu tepat di bibirnya. "I've learned from the best," bisik Allison.
"Maaf jika harus berbohong kepadamu, Rushel." Allison memakai kembali celana dalamnya dan keluar dari mobil. Meninggalkan Sean yang terduduk lemas tidak sadarkan diri
—
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR-TAMAT
RomanceSUGAR. © 2020, Ani Joy. All rights reserved. KONTEN DEWASA (18+). KEBIJAKSANAAN PEMBACA DISARANKAN. PEKERJAAN INI TELAH MENGIKUTI WATTPAD PEDOMAN UNTUK RATING DEWASA. ---------------------------------------------------------------------- Pekerjaan i...