045 - FRT y TSAK_02 "𝔖ℭ𝔣𝔖"

287 58 39
                                    

Voltra merasa tak asing ketika dirinya menatap dengan kedua matanya sendiri wujud dari sosok yang telah menguras rekening Halilintar itu. Tidak, bukan menguras dalam artian yang buruk. Toh, dia tidak sadar.

"Jadi, dialah orang yang sudah menguras rekening Meghe, ya?" Tanyanya memperhatikan Thorn yang masih setengah sadar.

Saat Boboiboy, Voltra, dan Ice kemari, Thorn tiba-tiba saja membuka mata. Yah, meskipun masih tidak ada niatan bangun dari bagaimana Thorn bertingkah. Apakah bangun tidur setelah sekian lama semenyebalkan itu?

Boboiboy menatap pada Voltra dengan tatapan rumit, mengisyaratkan isi pikirannya yang memang rumit. Tapi, Voltra tak memedulikan hal tersebut dan ia lebih memilih menghantam keras punggung Boboiboy.

Bugh!

"Ack–! Verdammter Voltra!" Umpat Boboiboy yang hanya ditanggapi dengan senyuman karir oleh Voltra. Dan hal itu sukses membuat Ice syok dan speechless. Pasalnya, Voltra ini auranya horor akut, dan Boboiboy kelihatan nggak takut sama sekali buat ngatain Voltra.

"Verdammter apaan, yah? Kayaknya Taufan juga sering ngomong kata itu." Batin Ice agak tersesat. Dan karena rasa penasarannya, ia membuka aplikasi translate untuk menerjemahkan kata tersebut.

"Verdammter adalah kata dalam bahasa Jerman yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah: Sialan, brengsek, keparat. Kata ini umumnya ditunjukkan sebagai bentuk umpatan atau kutukan–"

Secara refleks Ice segera mematikan ponselnya untuk menghilangkan suara terkutuk dari ponselnya itu. Ice tidak espect jika ponselnya akan membunyikan hasil pencariannya tersebut. Memalukan. Dan sekarang Boboiboy serta Voltra menatap kearahnya.

"Uhm... Gitu, deh."

"Lo kalau penasaran kan tinggal tanya doang, njir. Ngapain pake buka translate cerdas segala. Kurang kerjaan." Komentar Boboiboy dengan nada datar. Ditanggapi pula dengan Voltra yang menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Walaupun saya pribadi tidak menyarankan penggunaan kata tersebut." Ungkapnya masih dengan senyum karir yang terpampang jelas. Dan hal itu sukses membuat Ice mempertanyakan karir yang ditempuh laki-laki berambut merah-kecoklatan itu.

Namun, Ice menepis pikiran aneh itu dan hanya mengangguk singkat untuk menanggapi ungkapan mereka berdua. Toh, Ice juga nggak tertarik buat belajar bahasa Jerman atau bahasa apalah itu. 4 bahasa udah bikin Ice eneg, jangan ketambahan.

"Ugh... Bisi bange, On kang mae' isa'at..."

Ha?

Boboiboy dan Ice cengo ketika mendengar apapun yang diucapkan oleh Thorn. Apa Thorn menjadi bayi setelah mengalami hibernasi panjang di ranjang RS? Mengejutkan. Apa ini efek dari koma yang Thorn alami? Kata Frostfire sih, kelumpuhan sementara.

"Yah, mungkin aja sih. Kan Thorn udah setengah mati hampir 1 bulan? Nggak heran kalau semua indera sama syarafnya harus menyesuaikan ulang." Batin Ice menormalisasikan situasi Thorn.

"Maaf, ya. Kami berisik banget sampai istirahat kamu terganggu, ya? Kami tidak akan berisik lagi, tenang saja." Balas Voltra sembari mengusak pada rambut Thorn dengan lembut. Atau begitulah yang Ice tangkap dengan matanya.

Voltra terlihat cocok dengan sosok yang usianya lebih muda dari Voltra. Tidak seperti Halilintar yang kadang-sering astaghfirullahalazim kelakuannya.

"Hm? Si– siapa?" Gumam Thorn menyipitkan matanya. Cahaya yang masuk ke matanya tidak dapat ditangkap dengan baik oleh retina matanya. Hanya buram dan cahaya terang yang dapat ia lihat, meskipun agak menyakitkan melihat warna putih di mana-mana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kost-kostan PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang