"I love You, Mr. Kim!"
"Maafkan aku." Wendy membuka suaranya sambil menatap sahabatnya Joy yang tengah berdiri tepat di samping kanannya itu. "Seharusnya aku tidak memaksamu untuk pergi ke taman bersamaku." Tambahnya dengan nada penuh penyesalan.
Joy menoleh ke arah sahabatnya sebentar. Memandangnya dengan pandangan pahit dan menyedihkan. Matanya sudah mulai berair karena ingin menangis. Tapi kemudian gadis cantik itu tersenyum kepada Wendy. Senyuman yang teramat menyedihkan. Yeah, Wendy dapat merasakan kesedihan di balik senyumannya itu. "Tidak apa apa." Suaranya bergetar. "Ayo kita pergi, kita lanjutkan jalan jalannya!" Joy berusaha menarik tangan sahabatnya yang tengah menatapnya iba.
"J-joy..."
"Wendy, aku baik baik saja." Joy berbohong.
"Tapi... tapi aku berani bersumpah demi semua nama suci, aku... aku tidak memiliki maksud untuk membuat suasana hatimu lebih buruk." Wendy berusaha mnjelaskan. "Aku... aku hanya ingin berusaha menghiburmu dengan mengajakmu pergi ke sini, menikmati pemandangan sore di taman ini." lanjutnya. "Aku tidak tahu jadinya akan seperti ini." tambahnya lagi dengan nada penuh penyesalan.
"Aku mengerti." Lirih gadis jangkung dengan rambut blonde lurusnya itu. "Sudahlah! Lebih baik kita nikmati saja waktu yang tersisa ini. Bagaimana dengan air mancur yang di sana? Oh itu sangat indah. Ayo cepat kita pergi kesana untuk berfoto!" Joy berusaha menarik tangan Wendy menuju air mancur yang sangat indah dengan perpaduan jinggannya sinar matahari sore itu.
"Tidak!" Wendy menyela. Dan seketika membuat langkah Joy terhendi dan menoleh untuk melihat sahabatnya itu. "Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus meluruskan masalah ini!"
"Wendy, sudahlah! Aku baik baik saja."
"Bohong! Aku tahu kau berbohong. Aku tahu semuanya. Aku tahu kalau selama ini tangisanmu itu karena berbuatan pria brengsek itu. Dan aku tahu kalau kau selama ini tidak baik baik saja. Kau memendam semuanya sendirian tanpa memberitahu kami. Kau tidak ingat kepada sahabat sahabatmu yang selama ini menemanimu? Kau lupa kalau kami terutama aku selalu ada untukmu? Yeah, karena pria brengsek itu, kau melupakan kami sebagai sahabatmu sejak kecil!" Sembur Wendy kepada Joy penuh amarah dan rasanya Wendy sangat ingin menangis saat ia mengatakan semua itu.
"W-wendy..."
"Aku akan menemui pria brengsek itu. Jika kau tidak mau ikut, kau tetaplah disini!" Wendy berkata sambil melangkah menuju tempat duduk yang Kai dan Alicia duduki bersama.
"Wendy jangan!"
Namun nihil, sekeras apapun suara Joy, tapi Joy yakin kalau setelah Wendy mengembil keputusan, ia tidak akan pernah untuk merubah keputusannya. Joy hanya dapat menyaksikan sahabatnya itu yang semakin lama semakin menjauh darinya.
"Brengsek kau!" Wendy berteriak kepada Kai. Tangan kecilnya menarik baju Kai dengan kasar. Menariknya dari-kegiatan yang menurutnya sangat menjijikkan itu-pelukan Alicia dan menamparnya dengan sekuat tenaga. Membuat Kai, Alicia, Joy-yang melihat dari kejauhan-dan semua orang yang melihat itu membulatkan kedua matanya seakan akan bola mata itu akan melompat dari kelopaknya.
Alicia membungkam mulutnya sendiri karena merasa sangat terkejut dan ketakutan. Sedangkan Kai, pria itu hanya mengusap pipinya yang baru saja terkena tamparan hebat dari gadis yang memiliki kecantikan tidak kalah dari Alicia itu.
"W-wendy, apa yang kau lakukan?" Alicia bertanya dengan nada yang menunjukan betapa terkejutnya dirinya atas apa yang telah ia saksikan. Mulutnya masih ia bungkam dengan tangannya sendiri dan matanya masih tetap membulat sempurna tanda ia sangat terkejut.
"Kau! Apa kau puas? Puas atas apa yang kau lakukan? Huh?" Wendy berteriak kepada Alicia.
"A-apa maksudmu? Aku... aku tidak mengerti." Alicia bertanya seolah ia tidak mengerti. Dan memang Alicia tidak mengerti atas pertanyaan yang telah Wendy teriakkan kepadanya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
RomanceKai, Seorang pria apatis yang ternyata dapat berubah setelah ia bertemu dengan seorang gadis dingin bernama Alicia. Kepribadian buruk diantara mereka lambat-laun menghilang setelah hubungan mereka semakin dekat. Namun Kai terikat dengan kesalahpaha...