"Lama tak berjumpa. Bajingan!"
Kai hanya terdiam. Tatapannya terhadap pria yang lebih tinggi darinya itu masih tetap tajam. Tak berkedip sedikitpun. Rahangnya yang kokoh itu terlihat mengeras dan bergetar. Napasnya tertahan dan genggaman tangan kanannya yang menggenggam lengan Alicia pun tanpa ia sadari menguat dan membuat Alicia meringis kesakitan.
"Maafkan aku." Kai kembali melembut dan semuanya yang terlihat menguat itu seketika melemas saat dirinya mendengar gadis yang teramat ia cintai itu meringis kesakitan. Kesakitan karena perbuatannya. "Kita bicara nanti setelah pulang sekolah, Sehun!" Kai berseru dengan nada datar dan dinginnya. "Kita pergi." Tambahnya yang ia tujukan untuk gadisnya itu.
Alicia pun hanya dapat pasrah dan mengangguk pelan. Walau pikirannya sangat ingin tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi di antara Kai dan Sehun, tapi niatnya untuk mempertanyakan masalah itu ia kurung kembali. Alicia takut memperburuk suasana. Ia berencana menanyakannya setelah suasana hati Kai telah membaik. Karena dari tadi pagi Kai terlihat murung. Dan Alicia mengkhawatirkannya.
***
"Joy kau menangis lagi?" Wendy menghampiri Joy yang sedang duduk menyendiri di taman dan bertanya. Jemari lentiknya ia gunakan untuk menyentuh pipi sahabatnya itu dan menghapuskan air matanya dengan lembut. Tatapannya terlihat iba dan senyumnya terlihat sangat menyedihkan. Wendy tahu kalau Joy mengalami hari yang buruk. Bukan hanya hari ini atau kemarin. Tapi Joy memang selalu terlihat buruk bahkan sebelum ia pergi berlibur beberapa bulan yang lalu. "Ceritakan kepadaku apa yang terjadi!" Wendy memeluk Joy sambil mengusap punggungnya pelan.
Tangisan Joy semakin menjadi jadi saat pelukan hangat sahabatnya Wendy mendekap tubuhnya. Isakan tanda ia menahan tangisannya mulai terdengar dan itu membuat hati Wendy semakin sakit. Seberapa dalam luka yang dialami Joy? Seberapa besar penderitaan yang dialami Joy? Sampai sampai ia menangis seperti ini. Itulah yang dipikirkan gadis cantik berponi itu. "Apa ini karena Kai?" Wendy bertanya lagi.
Perasaan Joy saat mendengar nama 'Kai', adalah sakit dan sesak. Perih. Hatinya terasa sangat perih dan menyakitkan. Mungkin luka di dalam hatinya sudah terlalu dalam sampai ia merasakan sesuatu yang begitu menyakitkan menyayat hatinya. Ingin sekali ia mengangguk. Menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dengan Kai kepada sahabat baiknya Wendy. Tapi itu tidak mungkin. Wendy akan sangat marah dan ia pasti akan melakukan sesuatu yang buruk apabila ia tahu yang sebenarnya. Dan Joy tidak meginginkan hal itu. Joy tidak ingin sahabat terbaiknya itu terlibat lebih jauh dengan masalahnya ini.
Joy menggeleng pelan. Berbohong bahwa dirinya menangis itu bukan karena Kai. "Bukan. Ini bukan karena Kai. Aku hanya ingin menangis saja." Bohongnya.
"Apa kau yakin?"
"Ya. Aku sangat yakin, Wendy." Suaranya terdengar seperti lirihan yang sangat lelah.
***
Tiupan angin sore yang lembut dan dingin yang menusuk tulang itu menerpa kedua pria tampan yang sedang berdiri berhadapan di atap gedung sekolah. Rambut dan pakaian yang mereka kenakan otomatis terayun karena tertiup angin yang begitu dingin itu.
Kai berdiri di hadapan Sehun dengan lengan yang dimasukan ke dalam saku celana dan wajah yang terlihat serius. Dan Sehun berdiri di hadapan Kai dengan lengan yang ia silangkan dan wajah yang terlihat sedikit lebih tenang daripada Kai.
"Apa maumu?" Kai memulai dengan nada datar dan dinginnya.
Sehun tertawa sambil mendengus seolah olah ia sedang menertawakan dan mengejek Kai. Namun beberapa saat kemudian tatapannya menjadi tajam dan wajah tampannya terlihat sangat serius. "Aku ingin mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi miliku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
RomanceKai, Seorang pria apatis yang ternyata dapat berubah setelah ia bertemu dengan seorang gadis dingin bernama Alicia. Kepribadian buruk diantara mereka lambat-laun menghilang setelah hubungan mereka semakin dekat. Namun Kai terikat dengan kesalahpaha...