Hembusan angin sore yang terus bergemuruh, membuat rambut coklat madu milik pria berpostur tubuh cukup tinggi dan berkulit tidak terlalu cerah ini terus melambai lambai senada dengan angin yang terus menerpa pria yang sedang duduk menikmati pemandangan sore hari di sekolah nya.
Bel pulang sekolah sudah sedari tadi berbunyi, membuat kebanyakan dari pelajar sekolahan itu berlomba lomba untuk cepat cepat keluar dari sekolahan itu. Tapi tidak dengan pria itu. Pria itu hanya memandangi beberapa orang yang sedang berlatih basket sambil menikmati musik favorit nya. Kepala nya ia angguk anggukan senada dengan musik yang ia dengarkan melalui iPod nya.
Sudah satu jam ia duduk di tempatnya sekarang ini. Terkadang ia membenahkan posisi duduknya karena sudah tidak merasa nyaman. Matanya melirik pada tangan kirinya yang terangkat. Tepatnya melirik jam tangan hitam milik nya.
Pria itu menghembuskan napas panjang karena merasa kesal. Kedua tanganya terangkat. Menandakan pria itu sedang meregangkan otot ototnya yang sudah terasa kaku karena terlalu lama menunggu.
"Oh astaga. Lama sekali orang itu. Berapa lama lagi aku harus menunggunya?" gumamnya dengan nada kesal yang tidak hilang saat ia mengucapkan kalimatnya barusan.
Kembali Ia menikmati musik favorit nya. Namun kali ini pria itu ditemani juga dengan novel nya. Novel yang selama ini pria itu anggap sebagai kekasih nya. Sudut bibirnya terangkat menandakan ia tersenyum saat membaca novelnya itu. Terkadang pria itu juga tertawa lepas karena merasakan sesuatu yang sangat lucu dari novel bergenre comedy itu.
Tawanya seketika hilang saat ia mendengar langkah sepatu yang semakin lama semakin mendekatinya. Pria itu segera memasukan novelnya ke dalam tasnya dan segera melepaskan headset nya yang sedari tadi Ia gunakan saat mendengarkan musik.
Seketika air muka nya kembali datar, sama seperti yang biasa ia lakukan kepada banyak orang. Termasuk orang yang sekarang ini berjalan menghampirinya.
"Kau ini. Tidak bisa kah kau lebih cepat? Aku menunggumu lebih dari satu jam yang lalu!" Ucap pria itu dengan nada kesal nya. Membuat lawan bicaranya sekarang ini memasang muka yang mengartikan bahwa dia menyesal telah melakukan itu pada pria berambut coklat madu di depan nya.
Namun seketika orang itu memasang senyum bodohnya yang membuat pria itu memutar bola matanya karena merasa bahwa gadis di depanya ini benar benar bodoh.
"Maafkan aku Kai, tadi aku mendapatkan masalah pada laptopku saat kami sedang mengerjakan tugas kelompok kami" jelas gadis itu dengan memasang muka polosnya dan senyum bodohnya lagi.
Pria itu, yang ternyata adalah Kai sama sekali tidak menghiraukan gadis itu. Dia malah segera meninggalkan gadis itu yang sedang menjelaskan alasanya mengapa Ia membuat prianya itu manunggunya. Prianya? Yeah. Mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih saat beberapa minggu mereka resmi menjadi siswa di sekolahnya ini. Itu terjadi akibat kesalahanya. Kesalahan Kai. Yeah sudahlah, jangan bahas lagi masalah itu.
Wanita itupun segera berlari menyamakan langkahnya dengan Kai yang tadi meninggalkanya, membuat jarak yang cukup jauh di antara mereka. "Jadi, apakah kau akan nenepati janjimu? Mengantarkan ku pulang?" Tanya gadis itu dengan nada polosnya lagi.
Kai memandang gadis itu sebentar, dan kembali memfokuskan matanya ke arah depan untuk terus berjalan melewati koridor koridor sekolah nereka. "Hhmm" gumam nya. "Kalau aku tidak akan mengantarmu pulang, aku akan pulang tanpa menunggumu begitu lamanya. Bodoh!" Makinya panjang lebar pada gadis yang sekarang tengah memperlambat jalanya, menundukan kepalanya sedikit dan memajukan bibir bawahnya. Yeah. Gadis itu merasa sakit. Teramat sakit. Karena Kai baru saja memanggilnya bodoh.
Namun gadis itu segera memasang muka cerianya dan senyum bodohnya lagi. Dengan cepat, ia menyamakan kembali langkahnya menyusul Kai yang telah berjalan jauh, membuat jarak yang cukup jauh diantara mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
RomanceKai, Seorang pria apatis yang ternyata dapat berubah setelah ia bertemu dengan seorang gadis dingin bernama Alicia. Kepribadian buruk diantara mereka lambat-laun menghilang setelah hubungan mereka semakin dekat. Namun Kai terikat dengan kesalahpaha...