Bestfriend

8.2K 463 47
                                    

*Roselle Carlisle*

"Justin!"

Aku segera memeluknya erat. Menghirup aroma tubuhnya yang aku sukai,aroma mint. Seperti biasa dia datang setiap hari ke toko rotiku. Membeli beberapa potong roti dan pastry untuk ibunya. Tapi dia lebih sering menghabiskan waktunya hanya untuk mengobrol bersamaku.

Untuk kali ini dia datang khusus mengambil kue ulang tahun ibunya untuk nanti malam yang telah aku buat secara spesial.

"Kau laparkan? Ayo kita makan!"

Seperti ada yang menyihirku,aku dapat menganggukkan kepala tanpa kusadari. Mungkin ini karena perutku yang sudah keroncongan ditambah Justin lah yang mengajakku. The boy that i had crush on.

Aku dan Justin tak memiliki hubungan spesial,hanya sebatas sahabat sejak kita berada di senior high school untuk 3 tahun yang lalu.

"Rose?"

"Ya wait"

jawabku. Aku segera membalik papan tanda "open" menjadi "closed". Justin pun sudah siap dengan motor ducati hitamnya. Memasangkanku helm seperti biasanya. Dia memang terlihat sangat keren dan aku menyadari jika aku telah jatuh cinta untuknya.

Tapi yang dapat aku lakukan hanyalah memendamnya karena aku sama sekali tak memiliki keberanian. Bagaimana jika Justin tak merasakan hal yang sama? Dan hal yang aku lakukan hanyalah merusak hubungan persahabatanku. Persahabatan ini lebih penting dari perasaanku.

"What about McDonald?"

"Sounds good"

Aku mendekatkan tubuhku ketubuh Justin dan memeluknya seperti biasa. Tak ada lagi hal canggung diantara kita karena kita sudah terlanjur dekat.

Kecuali berciuman, itu hal yang dilakukan oleh sepasang kekasih. Tapi Justin suka sekali mencuri untuk mencium pipiku. Meski aku sudah memarahinya berkali-berkali tapi itu sia-sia. Jika dia sedang bahagia seperti waktu kelulusan atau aku menerima ajakannya pergi, dia akan menciumku dengan spontan.

"Bagaimana jika ku ajak Flo malam ini?"

Tanyaku pada Justin yang sedang serius memakan double burgernya. Malam ini memang ada pesta kecil untuk ulang tahun ibu Justin,tante Pattie.

"Apa? Flo?" Dia terlihat sedikit terkejut melihatku.

Semua orang tahu jika aku dan kakakku Florence Carlisle tak terlalu akrab. Sejak Flo berumur 14 tahun ada sesuatu yang berbeda, dia berubah. Mungkin itu semua karena aku dan Flo memang berbeda meski kita adalah kakak beradik. Aku memiliki mata hitam dan dia hazel, aku memiliki rambut cokelat dan dia blonde. Tapi jujur, seumur hidupku aku tak pernah mempermasalahkan itu. Bahkan menanyakannya pada ayahku pun tak pernah.

"Bolehkan?" Tanyaku dengan nada permohonan.

"Hm tentu saja, Rose"

Justin tersenyum lebar kearahku. Aku pun melanjutkan memakan burger yang sama persis Justin pesan. Mungkin saja hubunganku dengan Flo akan membaik,aku tak akan pernah menyerah untuk mengembalikan Flo yang dulu. Bersikap baik,hangat dan ramah. Tak seperti sekarang, sedingin es dimusim salju.

***

Gimana guys???
Maaf ya kalau masih abal-abal, jangan lupa vommentnya ;) kalau gak ada mungkin gak akan aku lanjutin hehe :(:

Catching Feelings • jb/nhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang