*Roselle Carlisle*
Aku lirik jamku. Pukul 9 pagi di hari minggu. Seperti biasa aku akan datang ke apartemennya untuk menghabiskan waktu bersama. Kebetulan toko rotiku sedang tutup.
"Rose aku titip salam buat Justin ya!" Teriak Flo dari atas balkon kamarnya.
Aku hanya meliriknya sinis dan melanjutkan jalanku menuju subway. Akhir-akhir ini setelah pesta ulang tahun tante Pattie, Flo sepertinya tertarik pada Justin. Membuatku sedikit cemburu.
Ok,lupakan tentang Flo.
Sekitar 15 menit aku pun sampai didepan apartemen Justin. Rosemary apartment, 6th floor, number 194.
Aku pun memasukkan kata sandi kamarnya yaitu tanggal ulang tahunnya. Tepat di tanggal 1 Maret.
"Just?..." Desisku.
Aku membuka pintu kamar Justin perlahan. Dan yang kudapatkan adalah tempat tidur yang kosong. Dia sudah bangun? aneh sekali.
"BAAA!!"
"Argh!"
Tiba-tiba Justin mengejutkanku dari balik pintu. Membuatku hampir mati seketika.
"Hei!!"
Aku memukuli tangannya beberapa kali dan dia hanya tertawa bahagia melihatku yang masih shock.
"Sorry..."
Kini dia meminta maaf padaku. Tapi aku mencoba tak menghiraukannya karena aku sudah cukup tahu tentang kejahilannya itu.
"Sun comes up on another morning..."
Dia mengambil gitarnya dan mulai menyanyi untukku dengan suara indahnya. Sudah beberapa kali aku menyuruhnya mengikuti audisi seperti American Idol ataupun X-Factor, tapi dia tetap saja berkeinginan menjadi seorang arsitek. Cita-citanya sejak dulu.
"Here, you said you want to learn playing guitar ha?"
Rasa kesalku pun berubah. Aku beranjak duduk disampingnya dengan tangan yang memelukku dari belakang
"Ini kunci C, kau masih ingatkan?"
Dia menerangkanku penuh dengan kesabaran. Sudah beberapa minggu aku belajar padanya dan aku masih mencoba menghafal kunci
"Here, let me show you"
Dia memberikan contoh dengan jari-jarinya. Oh aku merasa sangat tak bertalenta saat disamping Justin. Dia memiliki suara yang bagus serta dapat bermain 4 alat musik yang ia pelajari secara otodidak. He's so talented.
"By the way, aku baru saja mengirim formulir kuliah beasiswaku ke Kanada" selaku bersemangat.
"Apa? Good luck Rose, and I can't wait till... Hm I'll pray for you"
Aku tahu apa yang akan Justin katakan. Aku dan dia dulu pernah berjanji akan kuliah bersama di tempat kelahirannya di Kanada dan dia akan mengajakku ketempat memorable nya padaku. Bahkan aku diajaknya tinggal dirumahnya dulu, serta mengunjungi kakek neneknya juga. Tapi kini dia dia sudah berkuliah disini.
"Hm so Niall its your friends?" Tanyaku yang membutnya sedikit terkejut.
"Ya, mmm-so-so you dating with him?"
"I don't know, maybe ya" jawabku sambil tersenyum.
Aku pun meliriknya. Ekspresinya berubah ketika aku mengatakan aku akan berkencan dengan Niall. Something wrong with him???
Please kasih vomment ya guys, I need your help or maybe I'll delete this story soon :(: Love you guys :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Catching Feelings • jb/nh
Fanfiction[COMPLETED] Tidak semua persahabatan dimaksudkan untuk bertahan selamanya. (my first story, don't forget to feedback, appreciate me guys thank you :)