Bieber Fever

2K 261 15
                                    

*Roselle Carlisle*

Sebenarnya Flo menyuruhku ikut bersamanya membeli cincin pertunangannya. Tapi aku kabur dan memilih menunggu Niall di toko rotiku. Sesuai rencana aku dan Niall akan makan malam bersama.

"Hi Rose" aku langsung menoleh kesumber suara itu. Justin? Apa dia tidak pergi bersama Flo?

"Are you okay?"

Mataku menelisik setiap inchi dari wajah Justin dan dia hanya menggelengkan kepalanya. Aku tahu ada sesuatu yang salah dengannya, dia terlihat begitu lesu dan pucat. Tanpa pikir panjang aku langsung membawanya kedalam mobil range rovernya didepan.

"Oh shit!" Umpatku. Aku lupa jika aku tak dapat menyetir mobil. Mau tak mau aku harus melakukannya karena Justin sudah mulai menggigil disampingku.

"Baiklah... putar kuncinya, masukkan koplingnya dan... Injak pedal gasnya perlahan"

Mobil pun bergerak, tapi ini begitu kencang!

"Oh God! Save our life!" Teriakku ketakutan.

Ini benar-benar diluar kendaliku! Meski aku mencoba menginjak pedal gas itu perlahan, tapi tetap saja mobil ini melaju sangat kencang.

Setelah 15 menit antara hidup dan mati, akhirnya sampai juga diapartement Justin. Aku segera menolongnya berjalan kedalam lalu membaringkannya ditempat tidur.

Aku melepaskan hoodie hitam yang ada ditubuh Justin, lalu mulai mengompres tubuhnya dengan air yang sudah aku siapkan. Jantungku berdetak lebih kencang, sejak dulu saat Justin sakit dia akan menyuruhku datang ke apartemennya dan merawatnya. Bukan mantan kekasihnya, Stephanie atau juga calon istrinya Flo. Kenapa masih harus aku?

"Ros..." Gumamnya dengan nada yang lemas.

"Tenanglah, aku disini Just. Tidurlah"

Setelah memastikan Justin dalam keadaan baik, aku segera membuatkannya bubur didapur. Meski dia bilang dia tidak suka, tapi dia harus tetap memakannya bukan?

Hampir 20 menit berlalu, bubur pun sudah siap. Melihatnya jatuh sakit membuatku menjadi sedih, bibir pinknya pun berubah menjadi putih pucat.

"Wake up Just" ujarku pelan sambil menggoyangkan tubuhnya pelan.

Dia pun terbangun dengan wajah yang sedikit terkejut dan kecewa melihatku membawa semangkuk bubur untuknya.

"Aku tak mau" ucapnya datar seperti anak kecil.

"Ayolah, untuk tubuhmu sendiri Just"

"I won't! Selalu bubur dan bubur, apa tidak ada yang lain?"

Lagi-lagi aku masih terdiam melihatinya bertingkah seperti anak kecil. Meski sedang sakit masih sempat saja bertingkah seperti ini.

"Baiklah, makan bubur ini untukku"
Ujarku membuat Justin langsung terdiam. Dia menatapku sebentar lalu melahap sesendok bubur yang telah aku sodorkan sedari tadi.

Dan suasana menjadi hening diapartemen yang lumayan besar ini. Hanya ada Justin dan aku, suara rintikan hujan diluar, kecap dari mulut Justin, bunyi sendok yang membentur mangkuk dan sepertinya suara dari jantungku sendiri.

Aku mengkhwatirkannya. Sangat mengkhawatirkannya.

***

Jangan lupa vomment dong guys! Comment dong menurut kalian cerita ini tu kek gimana? ;)

Kalo w bikin cerita tentang bad boy Justin gimana? Wajib jawab hehe

Thankies ya, salam dari Justin :*

Catching Feelings • jb/nhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang