Part 15

94.9K 3.8K 60
                                    

HUAAA... LAMA BANGET AKU GA UPLOAD CERITA INI, MAAF YA

INSPIRASINYA BARU DATANG SEKARANG NIH, DAN ITUPUN CUMA SEDIKIT >_<

JADI MAAF KALO GA BISA UPLOAD BANYAK-BANYAK -_-"

DAN MAKASIH BUAT SEMUA VOTE, COMMENT SERTA KRITIK DAN SARANNYA

-PELUK DAN CIUM DARI INDRII BUAT KALIAN SEMUA- :D

***

                Aku terus memandang Dave yang sedang serius membaca berkas-berkas yang berada di hadapannya. Kami sedang berada di tengah-tengah rapat untuk membicarakan proyek terbaru antara beberapa perusahaan besar, salah satunya adalah perusahaan yang dipimpin  Mike dan Dave. Sejak awal rapat ini di mulai sampai sekarang, aku tidak bisa melepaskan tatapanku dari Dave. Perhatianku hanya terfokus pada semua yang Dave lakukan.

                “Baiklah, kita akhiri pertemuan kali ini.” Kalimat itu sontak memutus segala pikiranku tentang Dave. Akhiri pertemuan? Akhiri? Berakhir? Petemuan berakhir?? Tidak mungkin!! Aku bahkan belum membuat catatan apa-apa tentang isi pertemuan kali ini.

                Ku arahkan padanganku pada sekelilingku, para bos besar mulai saling berjabat tangan satu sama lain, sebagai tanda rapat kali ini sudah selesai. Sementara masih ada beberapa sekretaris yang masih sibuk dengan catatan mereka masing-masing, walaupun ada juga sebagian yang dengan setia sudah stand by di samping bos mereka. Dengan terburu-buru, aku merapihkan semua peralatanku dan langsung berdiri di samping Mike.

                “Tenang aja, aku inget semua hasil rapat ini kok.” Mike tersenyum jahil kepadaku saat aku sudah berdiri di sampingnya. Mau tidak mau, perasaan lega menyerbak dalam diriku. Para boss bersar dan sekretarisnya mulai melangkah keluar dari ruang rapat ini.

                “Sorry” mike mengelus puncak kepalaku.

                “Sebagai gantinya, kamu harus traktir aku makan loh!!” nada suaranya di buat seserius mungkin, hal itu malah membuatku ingin tertawa.

                “Siappp, apa sih yang ngga buat kamu? lagian cuma traktir doangkan.” Kubuat nada suaraku semanis mungkin hal itu malah membuat mike semakin bersemangat mengacak-ngacak rambutku.

                “Mikee... berenti ga, rambutku jadi berantakan tau!!” aku menepis tangan mike yang mengacak-ngacak rambutku sementara dia hanya tertawa menanggapi kejengkelanku.

                “Kalo liat tingkah kalian yang kaya gini, pantes aja banyak gosip-gosip tentang kalian.” Suara itu sontak mengambil alih perhatian kami.

                Jonathan Wiratmaja, salah satu pengusaha muda yang diperhitungkan seperti Mike berdiri menatap kami, dengan pandangan tertarik yang tidak di sembunyikan.

                “Gosip?” ucapku dan mike bersamaan.

                “Gosip kalo ternyata Mike Darmawan, ada hubungan khusus dengan sekretarisnya. Kamu juga pernah denger gosip itukan Dave?”

                Aku baru sadar, di ruangan ini hanya tersisa kami berenam. Aku, Mike, Dave, Santi, Jonathan, dan sekretarisnya. Aku lihat Dave hanya tersenyum, namun senyumnya terkesan dingin.

                 Apa benar ada gosip seperti itu tentang hubunganku dengan Mike? Kami memang memiliki hubungan khusus, tapi tentunya bukan jenis hubungan yang di pikirkan oleh kebanyakan orang. Bagaimanapun juga aku dan Mike tumbuh besar bersama, dia sudah seperti kakak laki-lakiku sendiri. Aku benar-benar tak habis pikir, dari mana gosip aneh itu dapat muncul?

                “ehmm... sebenarnya kami memang memiliki hubungan khusus.” Aku terbelalak kaget mendengar kata-kata itu keluar dari bibir Mike.

White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang