MAAF KALO DI PART INI BANYAK BANGET TYPONYA >_<
KARIN POV
“Oke, mari kita lihat, siapakah yang akan dilelang pada malam hari ini...... NOMOR 125 ATAS NAMA KARINA DEWANTIIIII......” terdengar tepuk tangan di seluruh penjuru ruangan.
“KEPADA NONA KARINA DEWANTI SILAHKAN NAIK KE ATAS PANGGUNG..” lanjut sang MC.
Aku hanya bisa berdiri mematung. Pandanganku tertuju pada sang MC, aku memandangnya seakan-akan dia memiliki dua kepala.
“Rin... kamu diminta maju tuh.” kata Mike, nada suaranya terdengar tenang-tenang saja. Aku menggelengkan kepalaku kencang.
“SEKALI LAGI, KEPADA NONA KARINA DEWANTI SILAHKAN NAIK KE ATAS PANGGUNG.” Ruangan semakin bertambah riuh, aku menelan ludah kelu.
Bagaimana ini? Apa aku harus maju naik ke sana?
“Mike...” aku menatap Mike bingung, sepertinya dia tahu kebingunganku ini.
“Udah naik aja sana, kamu tenang aja, aku ga akan biarin kamu jatuh ke tangan yang salah.” Tidak terdengar sedikitpun nada khawatir dari ucapannya. Aku masih menatapnya bimbang dan dia hanya tersenyum menyebalkan.
“Awas kalo sampe kamu ga nawar aku!” kataku dengan nada mengancam, kemudian aku berbalik melangkah ke panggung. Saat aku berbalik kudengar suara terkekeh Mike. Huhh... sahabat macam apa dia, aku mau dilelang dia malah tenang-tenang saja.
Padahal inikan salah dia juga, coba dia tidak mengajakku ke sini, aku tidak akan mengalami nasib seperti ini. Dasar Mike benar-benar menyebalkan. Lagi pula siapa orang gila yang mengajukan ide seperti ini, benar-benar sangat keterlaluan. Aku berjalan menuju panggung sambil terus menyumpahi Mike dan orang gila yang mempunyai ide lelang seperti ini.
Aku tiba disisi panggung dan seorang yang sepertinya salah satu penanggung jawab acara ini menghampiriku.
“Nona Karina?” tanyanya dan di balas anggukan kepala olehku.
***
Tadi penanggung jawab acara ini telah meminta secara pribadi agar aku berpartisipasi dalam acara ini, dan aku juga telah membaca kontrak pelelangan ini, melihat point-point yang ada, perasaanku kesalku sedikit hilang. Tapi masih ada sebersit keraguan di hatiku, semakin lama keraguan ini bertambah besar ‘tenang Karin, bukankah Mike sudah berjanji akan menawarmu, jadi tidak ada yang perlu kau takutkan’ Batinku.
Dan sekarang aku disini, berdiri di atas panggung ini....
“OKE HADIRIN YANG TERHORMAT, PELELANGAN KALI INI KITA BUKA DENGAN HARGA 10 juta.”. Kulihat beberapa papan terangkat dengan cepat.
“15 juta....” seseorang menggunakan jas hitam mengatakannya dengan lantang.
“20 juta...” sebuah papan terangkat lagi, aku tidak bisa memandang orang itu, karena terhalangi oleh yang lainnya.
“22 juta...”
“30 juta...”
Tepuk tangan menghiasi seluruh ruangan. Aku melihat ke arah Mike, dia sedang sibuk berbicara di telepon. Disaat seperti ini bisa-bisanya dia menelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Love
RomanceAku berdiri di sampingmu, namun... kau tak pernah melihatku. Aku selalu bersamamu, namun... bagimu aku hanya angin lalu. Kalau begitu... Aku akan berdiri di hadapanmu, agar kau dapat melihatku dan aku akan sedikit menjauh darimu, agar kau tak mengan...