Part 1

404K 7K 62
                                    

Maaf kalo ceritanya sedikit aneh, rada aneh atau malah bener-bener aneh >_<

Dan maksih buat mba @ndiejpank, mba @AurliziaGerald yang udh ngasih motovasi buat nulis dan @karina13dian yang namanya di pake buat salah satu tokoh di cerita ini #bighug :D

***

KARIN POV

Perlahan-lahan aku melangkah masuk ke dalam cafe, memandang setiap sudut dengan teliti mencari sosok yang kukenal.

“KARINNNN....” seseorang memanggil namaku dengan cukup kencang, refleks aku mencari ‘sang’ sumber suara. Tak jauh dari tempatku berdiri kulihat sesosok lelaki tampan menggunakan jas berwarna hitam dan celana senada melambaikan tangan kanannya padaku, sementara tangan kirinya memegang cangkir kopi. Lambaian tangannya mengisyaratkan padaku untuk mendekatinya.

“Tumben kamu ngajak aku makan siang bareng?” kataku sambil duduk di hadapannya.

“Emang ga boleh kalo aku mau makan siang bareng kamu?” bukannya menjawab pertanyaanku, Dave dengan cuek malah balik bertanya. Belum aku sempat membalasnya seorang pelayan menghampiri kami.

Ketika aku dan Dave sedang sibuk melihat buku menu, aku sadar si pelayan melirik ke arah Dave dengan penuh minat. Aku dan Dave menyebutkan pesanan kami masing-masing, aku lihat Dave memberikan senyuman mautnya kepada si pelayan yang tertunduk sambil tersipu malu. Si pelayan dengan lambat-lambat mencatat pesanan kami, dan dengan keengganan yang terlihat jelas si pelayan kembali ke asalnya. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Setelah sang pelayang tidak terlihat lagi, aku kembali menatap Dave.

“Kamu belum jawab pertanyaanku tadi.” Kataku sambil menatap Dave.

“Pertanyaan yang mana?”

“Tumben kamu ngajak aku makan siang bareng? Mana Lisa?” terpaksa aku mengulangi pertanyaanku tadi.

“Putus.” Aku memandangnya dengan kaget.

“PUTUS?? Kalian baru jadian sebulan Dave.” Dave mengangkat bahunya dengan santai, aku menghela napas dengan berat, aku sudah tidak tahu harus berkomentar apa lagi dengan prilaku Dave yang seperti ini, well mungkin bukan sepenuhnya salah Dave.

Namun... mengetahui Dave dan Lisa putus mau tidak mau sebersit rasa lega singgah di hatiku. Jujur aku merasa Lisa merebut Dave dari sisiku. Biasanya sesibuk apapun Dave seminggu sekali dia selalu meluangkan waktunya untuk sekedar makan siang bersamaku, namun selama pacaran dengan Lisa, Dave tidak pernah mengajakku makan siang, bahkan meneleponku saja jarang, Lisa benar-benar berhasil memonopoli Dave dengan sempurna.

Aku sadar perasaan yang kurasakan terhadap Dave ini adalah sebuah kesalahan... kesalahan yang teramat besar, karena... bagi Dave aku hanyalah seorang teman, tidak akan lebih. Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena perasaan ini tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa bisa ku cegah. Aku pernah mencoba membunuh perasaan ini, namun perasaan ini muncul kembali seperti virus, ya... mungkin ini memang virus... VIRUS CINTA.

***

White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang