Part 27

71.5K 2.9K 42
                                    

Karin POV

"Kamu kaya anak anjing." Well, mungkin kata-kataku sedikit jahat, tapi aku tidak bisa menemukan gambaran lain untuk menggambarkan tingkah Dave yang sedang duduk manis sambil menungguiku memasak. Dengan patuhnya dia duduk di kursi pantry sambil menatap penuh minat pada panci berisi sup yang sedang kumasak. Yang lebih parahnya lagi, setiap lima menit sekali, dia menghampiriku sambil bertanya apakah sup-nya sudah selesai.

"Ck, baru kali ini aku mendengar ada kekasih yang di samakan seperti anak anjing. Gimana? Apa sekarang supnya sudah selesai? Ini apa? sepertinya lucu, bagaimana kalo ditambahkan ke dalam sup?" Dengan gemas aku memukul punggung tangan Dave yang hampir saja memasukan kunyit kedalam sup buatanku.

"Jangan nakal, lebih baik kamu membantuku menyiapkan mangkuk untuk supnya." Dan seperti anak anjing yang patuh, Dave langsung bergegas mencari mangkuk. "Bagaimana? Apa rasanya enak?" Aku menyuapkan sesendok penuh sup ke dalam mulut Dave yang baru saja akan menyodorkan dua buh mangkuk padaku.

"Ehmm... ehmm..." Aku menyerutkan keningku menunggu jawaban dari Dave.

"Hmm... sepertinya setelah kita menikah, lebih baik kamu berenti jadi sekertaris Mike dan membuat restoran sendiri, bagaimana?"

***

"Karin jangan tutup matamu seperti itu." Aku menepiskan tangan Dave yang berusaha menarik telapak tanganku yang dari tadi kugunakan untuk menutupi wajah.

"Tidak mau! Suruh siapa kamu nonton film horor kaya gini." Aku bersungut-sungut kesal pada Dave.

"Ayolah, lihat itu." Sekali lagi aku berusaha menepiskan tangan Dave.

"Tidak mau."

"Ck, yasudah kalau begitu, lebih baik kita pilih film lain saja." Aku menarik napas lega mendengar keputusan Dave.

"Sini, biar aku yang memilih filmnya." Dengan cekatan, aku merampas tumpukan DVD yang sedang dipegang oleh Dave.

Ditengah-tengah keasikanku memilih-milih film, ponsel Dave berbunyi. Karena letaknya yang tidak jauh dari tempatku, aku masih bisa melihat nama Mike muncul dilayar dan dengan cepat Dave mengangkat panggilan itu.

"Aku kebalkon sebentar, sepertinya jaringan disini tidak begitu bagus." Setelah bergunam tidak jelas, aku kembali memilih-milih film apa yang akan kami tonton.

"Aaaaa..." Aku menjerit ketika lamput di sekelilingku tiba-tiba saja padam. "Dave... dave... kamu dimana?" Aku meringis merasakan kakiku yang tidak sengaja menendang sesuatu. Aku meraba-raba dalam kegelapan, berusaha mencari sesuatu yang dapat kujadikan sumber cahaya.

"Dave.. kamu dimana? Dave..." Pikiran negatif mulai memenuhi kepalaku, bagaimana kalau disini ada hantu? merekakan suka tempat-tempat gelap seperti ini. "Dave kamu dimana?" 

"Karin" Dalam kegelapan aku masih bisa mengenali sosok Dave yang berdiri tidak begitu jauh di hadapanku. Dengan tergesa-gesa, aku langsung menghamburkan tubuhku ke arahnya. Dan seketika lampu menyaa kembali.

Belum sempat aku memeluk Dave, langkahku terhenti karena melihat apa yang ada dibelakangnya.

"Dave? Apa maksudnya ini?"

***

Sedikit sih, tapi semoga bisa ngobatin penasarannya ya :D *kisshug

White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang