Part 9

117K 4.8K 31
                                    

MAKASIH BUAT VOTE DAN COMMENTNYA >_<

JUGA BUAT YANG UDAH NGASIH KRITIK DAN SARAN, BIGHUG BUAT KALIAN SEMUUUUUAAAAAAAAA :D

JANGAN RAGU BUAT NGASIH KRITIK DAN SARAN, KARENA KRITIK DAN SARAN AKAN SELALU DI TERIMA DENGAN SENANG HATI HEHEHE...

***

 DAVE POV

                Aku melihatnya berdiri di atas panggung dengan gelisah, pandangannya terus menyapu seluruh ruangan, inchi demi inchi. Semakin lama, raut wajahnya semakin tidak tenang. Sebenernya apa yang terjadi pada? Seingatku dia baik-baik saja saar pertama kali berjalan ke atas paggung. Lalu kuarahkan pandanganku kesekeliling, ‘kemana boss Karin?’ batinku.  Acara lelang masih terus berlanjut dan semakin lama angka yang diucapkan semakin besar.

                “80 juta...”

                “95 juta...”

                “100 juta...”

                “130 jutaa...”

                “200 jutaaa.....” tepuk tangan terdengar semakin kencang ruangan seperti berguncang. Ku perhatikan Karin, dia menoleh pada si penawar 200 juta itu. Wajah cantiknya lansung memucat seputih kertas. Dari matanya terlihat sorot ketakutan dan kebencian. Ku kerutkan keningku, sebenarnya siapa pria itu? kenapa Karin memandangnya seperti itu? bukankah seharusnya dia senang mendengar penawaran yang di ajukan?

                “200 JUTA, APA ADA PENAWARAN YANG LAIN?” tanya sang MC, tidak ada sahutan, yang ada hanya bisik-bisik kecil.

                “200 JUTA, APA KITA BERHENTI DI ANGKA 200 JUTA?” kata sang MC dengan nada lebih bersemangat.

                “BAIKLAH 200 juta pertama....” ketukan palu pertama terdengar. Aku terus memperhatikan Karin, dia terlihat semakin tegang.

                “200 juta kedua...” ketukan palu kedua kembali terdengar. Aku bersumpah, dari tempatku berdiri ini, aku bisa melihat secercah air mata di mata indah Karin. Kemudian Karin memejamkan matanya dengan erat, tubuhnya sedikit bergetar. Melihatnya dalam keadaan seperti itu membuatku ingin menariknya dalam pelukanku. Otakku mencerit, berkata aku harus menolongnya.

                “200 juta ketiga...” kulihat palu ketiga hampir diketukan. Aku harus melakukan sesuatu... tanpa sadar ku angkat tanganku tinggi-tinggi dan meneriakkan kalimat yang membuat diriku sendiri kaget “500 jutaaa....” suara itu keluar dari mulutku dengan lantang.

                Kutatap Karin yang berada di atas panggung, dia langsung membuka matanya ketika mendengar penawaran dariku, pada awalnya matanya menunjukan keterkejutan yang teramat sangat, namun rasa terkejut itu hilang dalam sekejap, di gantikan dengan rasa lega. Ku lihat dia berlari turun dari atas panggung, tidak peduli dengan beratus-ratus pasang mata yang memperhatikannya, mungkin mereka sama terkejutnya denganku, karena tidak menyangka Karin akan berlari turun dari atas panggung.

                Kurasakan sepasang tangan memeluk pinggangku dengan erat, terdengar sebuah isakan kecil dari sang pemilik tangan itu. Ya.. Karin berlari kearahku dan memelukku dengan erat. Ku dengar suara isakkan tangis darinya. Kulingkarkan tanganku untuk memeluk tubu mungilnya (dalam pelukkanku dia terasa mungil sekali). Dia semakin membenamkan wajahnya di dadaku. Ku dengar suara isakkan tangisnya, isakkannya itu seakan-akan menikam hatiku.

White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang