Part 10

120K 4.5K 64
                                    

BUAT KALIAN YANG PENASARAN KEMANA PERGINYA MIKEEEE WAJIB BACA PART INI HEHE...


MIKE POV

                Handphone-ku sejak tadi tidak berhenti berdering, walaupun tidak melihat, aku tahu siapa penelepon itu. Tampaknya Karin masih belum menyerah juga untuk menghubungiku. 

                Aku bisa melihat Karin dan Dave dengan jelas dari tempat ini, hanya saja mereka tidak akan bisa melihatku dari sana. Mau tidak mau senyum puas mengembang dari bibirku. Aku puas, karena semua rencanaku berjalan lancar. Mungkin rencanaku untuk melelang Karin agak sedikit keterlaluan, tapi menurutku itu sebanding dengan kejadian selanjutnya.

                FLASH BACK...

(Ini flash back pas part 5, waktu karin sama mike lagi di dalem mobil, waktu itukan Cuma di ceritain dari Karin POV, jengg... jeng... jeng... sekarang Mike POV-nya dehhh)

                Sejak kami masuk ke dalam mobil, tidak ada yang bicara sama sekali. Aku sadar Karin sedang kesal padaku, karena aku mengajaknya keluar pada jam kantor dan dengan tujuan yang tak jelas pula, padahal pekerjaan kami masih menumpuk. Aku sengaja tidak berkata apapun padanya, hanya sekedar ingin menguji, manakah yang lebih besar, rasa kesalnya padaku atau rasa penasarannya pada tujuan kami.

                “Sebenernya kita mau kemana sih?” akhirnya Karin bicara, walaupun dengan nada yang tidak enak di dengar telinga, sepertinya rasa penasarannya lebih besar dibandingkan perasaan kesalnya. Aku hanya meliriknya dengan senyum penuh arti, senyum yang selalu kutunjukkan saat ide-ide cemerlang melintas di otakku.

                “Mikeee!!! kamu denger aku ga sih? kita mau kemana? inikan masih jam kantor.” aku tetap saja diam, hahaha... senang sekali bisa membuat Karin kesal.

                Kemudian satu cubitan mendarat dipinggang rampingku diikuti cubitan-cubitan maut Karin lainnya. “AAAUUUU... ampun rin... ampun...” seruku disela-sela cubitan maut Karin.

                “Jawab ga kita mau kemana, aku ga akan berhenti sampe kamu bilang mau bawa aku kemana.” ku tepikan mobilku, ku genggam tangannya yang dari tadi tidak berhenti mencubitiku, lalu ku balikan tubuhku menghadapnya.

                “Kamu tenang aja ya.” kataku sambil tersenyum lembut padanya. Biasanya senyum ini selalu bisa meluluhkan hati Karin dan terbukti dia langsung duduk manis disampingku.

***

                “iya, aku minta tolong sama kamu, buat acara lelang nanti malem, aku mau nomor Karin yang keluar.”

                “....”

                “kamu tenang aja, kalo terjadi hal-hal yang ga sesuai sama rencana, aku sendiri yang bakal nawar Karin, berapapun harganya.” Aku mengucapkannya dengan sungguh-sungguh, jika rencanaku ini gagal, aku tidak akan membiarkan orang lain menawar Karin.

                “.....”

                “Ok, jangan sampai ada yang curiga.”

                “.....”

                Aku kembali mengalihkan perhatianku pada gaun-gaun yang ada. Karin lama sekali, apa mencoba sebuah gaun saja memerluka waktu selama in?

                “Mikeee....” aku menoleh. Disana kulihat Karin sedang berdiri ragu, ku perhatikan dia dengan seksama, kalau begini rencanaku pasti berjalan dengan lancar “kami ambil yang ini.” Kataku tanpa menoleh pada pegawai toko.

White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang