Part 17

110K 3.7K 49
                                    

Di samping ada foto Green Canyon salah satu objek pariwisata di Pangandaran yaaa :D

***

                “Saya mau acara dinnernya di ganti dengan liburan perjalanan selama tiga atau empat hari.”

                “....”

                “Tidak perlu, masalah biaya saya yang akan menanggung semua, saya hanya butuh bantu anda untuk memberi tahu Karin saja.”

                “...”

                “Jangan sampai ada tahu tentang permintaan saya ini.”

                “...”

                “Katakan saja, ada donatur yang membiayai seluruh perjalan ini, dan donatur itu tidak ingin menyebutkan namanya.”

                “...”

                “Terimakasih, saya akan memberikan kompensasi yang sepadan dengan usaha anda ini.”

                “....”

                “Baiklah, saya hanya ingin semuanya berjalan dengan lancar.”

                “....”

                Ku tutup sambungan telepon dengan hati puas. Semoga saja rencanaku bisa berjalan dengan  lancar.

                Ku benamkan tubuhku lebih dalam pada senderan kursi. Mungkin sekarang sudah saatnya aku mencoba serius dengan seorang wanita. Dan sudah kuputuskan wanita itu adalah Karina Dewanti.

                Entah mengapa selama ini aku tidak pernah menyadari rasa tertarikku pada Karin. Walaupun sejak dulu aku tidak begitu suka bila Karin berada di dekat laki-laki lain selain diriku. Yang ku tahu hanyalah , aku suka berlama-lama berada di dekatnya dan hadirnya selalu bisa membuatku merasanya nyaman.

                Awalnya setelah melihat perubahan Karin, aku masih belum juga menyadari rasa tertarikku, walaupun rasa tidak sukaku semakin besar ketika melihat Karin berdekatan dengan laki-laki lain, entah itu hanya berbincang-bincang atau pun melakukan kontak fisik yang tergolong sangat nomar, seperti berjabat tangan.

                Rasa tidak suka ku semakin menjadi-jadi saat menyadari betapa dekatnya Karin dan boss-nya Mike. Setiap melihat mereka berdua rasanya aku ingin sekali menarik tangan Karin agar mejauh dari Mike. Keinginan yang bodoh memang, karena bagaimana pun aku tidak mempunyai hak untuk melarang Karin berdekatan denga lelaki mana pun, terutama boss-nya itu. Dan kenyataan itu malah menbuatku semakin kesal.

                Akhh... Karin. Aku benar-benar merindukannya. Padahal baru tadi malam kami berpisah, tapi rsanya sudah seperti berabad-abad. Sebenarnya ada apa dengan Karin hingga membuatku seperti kecanduan terhadap dirinya?

                Ku lihat jam di ponselku sudah munujukkan pukul setengah sebelas siang, seharusnyapanitia saat pelelangan waktu itu sudah menghubungi Karin. Yang hrus kulakukan sekarang tinggal mencarikan sekretaris sementara untuk menggantikan posisi Karin sebagai sekretaris Mike.

***

                Aku sedang berada di kantor Mike membahas beberapa berkas ketika ponselku berdering. Ku pandang Mike dengan tatapan meminta izin untuk mengangkat ponselku. Mike hanya menganggukkan kepala sebagai isyarat persetujan. Well... Mike memang tidak pernah melarangku berteleponan, smsan atau bahkan BBMan ketika jam kerja, dia selalu memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya padaku. Beginilah salah satu keuntungan bekerja dengan teman sejak kecil.

White LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang