Samudera's POV
Malam ini merupakan salah satu perjalanan panjangku. Aku akan berada sekitar 8-10 jam didalam pesawat menuju Jakarta ini. Sudah lama sekali aku tidak menginjakkan kakiku ditanah kelahiranku itu. Apakah semuanya masih sama? atau sudah berbeda?
Aku duduk disalah satu kursi tempat tunggu. Rasanya aku ingin segera sampai ke Jakarta untuk bertemu dengan orang yang sangat ku sayangi untuk minta maaf dan mengulang semuanya dari nol.
Pemberitahuan untuk segera memasuki pesawatpun sudah terdengar. Aku pun segera berjalan menuju pesawat dan segera menduduki kursi yang nomernya tertera pada tiketku.
Aku memasang earphone dan mulai memutar satu persatu lagu hingga lagu Like We Used To - A Rocket To The Moon terputar. Aku tersenyum mengingat ini adalah lagu kesukaanku dengan orang tersayangku itu.
Aku membuka dompet dan aku melihat satu foto dengan gambar seorang anak cewek yang sedang memegang balon berwarna pink dan seorang cowok dengan kemeja putih dan jas yang disangkutkan dibahunya sambil merangkul anak cewek tersebut.
Kita akan mulai semuanya dari awal lagi waktu gue balik nanti, pikirku.
**********
Suasana Jakarta setelah 3 tahun ditinggalkan ternyata sangatlah berbeda. Akupun segera mencari taksi dan menyebutkan alamatku.Aku melihat sekeliling dan sangat merasakan perbedaan yang mendalam ditanah kelahiranku ini.
Ketika aku sedang asyik memperhatikan sekelilingku, tak terasa aku sudah sampai ke tujuanku. Rumah putih-hitam dengan arsitektur yang klasik menjulang indah didepanku.
Aku mengetuk pintu dan keluarlah seorang perempuan dengan rambut sebahu dengan rok pink dan atasan putih membukakan pintu.
"Maaf cari siapa ya?" ujarnya.
"Oh jadi gainget sama gue?". Iapun langsung menyipitkan matanya untuk menelitiku dari bawah sampai atas dan mulai menatapku.
"SAM?! DEMI APA?! AAAHHHH KOK GABILANG MAU BALIK?! KANGEEENN DEK SUMPAAHH"
Iapun langsung memelukku dengan sangat erat.
"Iyaa dong biar surprise haha kangen lo juga kakk" jawabku.
"Yaudah ayo masuk dulu".
Akupun segera melangkah memasuki rumah yang sekian lama tidak aku tempati ini. Aku duduk diruang tamu dan melihat keliling rumah dan ternyata rumah ini masih sama seperti dulu dengan arsitektur kayu disemua tempatnya.
"Nih minum dulu, Sam" kata kakakku.
"Nadine Shafira PrabuWijaya tolong ya jangan pernah manggil gue Sam lagi karena gue paling benci dipanggil dengan sebutan itu" jawabku dengan muka jengkel.
"Haha lo 3 tahun di Jerman dan semua orang manggil lo Sam jadi gue ngikutin mereka okey. btw, gila lo sekarang beda banget sampe gue gangenalin yaampun" ucap Kak Nadine yang sekarang duduk didepanku.
"Ya kan itu disana, jadi lo gausah ikutan manggil itu disini. Kalo disini tetep panggil gue kayak biasa aja okey. dan ya jelaslah udah berubah masa iya gue harus jadi anak culun ingusan terus? hahaha" jawabku menjawab kata kata yang dikeluarkan oleh Kak Nadine tadi.
"Iya bebas. haha oiya gue tau nih kayaknya kenapa lo balik" ujar Kak Nadine sambil memasang muka sok tau.
"Apa?" tanyaku.
"Mau ketemu sama crazy princess lo itu kan? hahaha terus abis itu seminggu kemudian lo balik ke Jerman hmm".
"Sok tau sumpah, kata mama gue bakal tinggal di Jakarta lagi dan sekarang mama lagi di Spore besok juga sampe kesini" jawabku.
"HAH?! SERIUSSS?! YESS YESSS ADEK GANTENG GUE BALIK HAHAHAAHAHA" teriaknya.
"Oh ya kak, sekolah yang bagus disini apa ya? temenin gue daftar sekolah yuk nanti agak siangan" ajakku pada Kak Nadine.
"ada, SMA Harapan Indah itu bagus. nanti lo liat aja. yaudah gue ke kamar dulu ya mau siap siap biar cantik. kan gue gamau kalah sama lo yang udah tambah ganteng" katanya sambil berlari menuju kamarnya.
"Terserah" gumamku.
Aku langsung menarik koperku dan berjalan menuju kamarku. Aku memutar kenop pintunya dan mendorongnya agar pintunya terbuka.
Terlihat sebuah ruangan yang cukup besar dengan warna dinding putih hitam dan lantai kayu juga sebuah tempat tidur dengan sprei berwarna biru laut diatasnya.
Aku membuka koperku dan mulai membereskan barang - barangku untuk ditata dengan rapih dilemari.
Setelah selesai, aku duduk diatas tempat tidur dan melihat bahwa tidak ada perubahan pada kamarku. Aku melihat kearah meja disebelah tempat tidurku dan mengambil bingkai foto yang ada diatasnya.
Aku melihat seorang anak kecil perempuan yang rambutnya dikuncir dengan poni sealis sambil memegang lollipop warna warni di tangannya. Entah bagaiman caranya aku bisa bertemu lagi dengannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.05 WIB dan sudah terdengar teriakan dari Kak Nadine yang menanyakan jadi atau tidaknya aku untuk daftar sekolah. Akupun langsung mengiyakannya dan berjalan keluar dari kamar.
"Nih lo yang bawa mobil ya" katanya sambil menyerahkan kunci mobil kepadaku. Aku mengambilnya dan langsung memasuki mobil.
Ternyata perjalanan dari rumahku ke SMA Harapah Indah itu tidak jauh. Sehingga belum sampai 20 menit perjalanan kita sudah sampai disini.
Halaman sekolah ini sangat besar. Gedungnyapun terlihat sangat bagus dan terawat. Terlihat ada 4 lapangan besar disekolah ini salah satunya lapangan sepak bola disamping gedung sekolah ini.
Aku berjalan masuk kedalam ruang administrasi untuk mendaftar sekolah.
"Siapa yang mau daftar sekolah?" tanya seorang laki laki dengan kacamata yang membingkai matanya.
"Ini pak, adik saya. namanya Azhar Samudera PrabuWijaya" jawab Kak Nadine.
Saat Kak Nadine sedang mengurus pendaftaranku aku izin untuk ketoilet sebentar padahal aku ingin beekeliling melihat sekolah ini.
Aku berjalan mengikuti sebuah jalan yang menuju taman dibelakang sekolah dan aku melihat seorang cewek yang sangat cantik dengan rambut sebahu yang digerai sedang duduk dikursi dibawah pohon besar.
Aku memperhatikan cewek itu karena merasa mengenalnya. Mirip doang paling, pikirku.
Saat aku ingin menghampiri cewek itu, tiba tiba saja ada seorang cowok tinggi yang aku tebak dia adalah anak basket menghampiri cewek cantik itu dan langsung mencium keningnya.
Akupun segera mengurungkan niatku untuk mengahmpirinya dan mulai berjalan kembali ke ruang administrasi.
"Okey untuk Sam, besok kamu udah bisa sekolah ya nanti seragamnya beli dikoperasi sekolah" ujar Bapak itu sambil tersenyum kearahku.
Aku membalas senyumannya dan menjawab "Baik pak terimakasih" dan mulai berjalan keluar kearah koperasi.
Brukk. Aku menabrak seorang cewek yang sedang membaca novel yang berjudul The Heavenly Fire. Saat aku memperhatikannya ternyata dia adalah cewek cantik yang tadi duduk dibawah pohon bersama pacarnya.
Aku tercengang saat melihat name tagnya yang disitu tertulis sebuah nama indah.
Shabrienna Variezsa.
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight
Teen FictionDisaat keterpurukan menimpanya, Shabrienna Variezsa hampir kehilangan jati dirinya. Ia terus menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi. Hingga ia bertemu dengan Samudera, cowok paling dingin yang menjadi salah satu "most wanted guy" disekolahnya...