Samudera's POV
Hari ini adalah hari pertamaku di SMA Harapan Indah. Aku merasa seperti orang aneh disini. Setiap aku jalan kemanapun pasti selalu menjadi bahan tontonan orang. Apa yang salah denganku?
Aku berjalan menaiki undakan tangga menuju kelas baruku. Kelasku terletak dipojok lantai 2, jadi aku masih harus berjalan cukup jauh lagi untuk mencapainya.
Aku memasuki kelas dan mulai mencari tempat duduk. Setelah dapat, aku hanya duduk dan memasang earphone ke telingaku. Namun saat belum sempat menyetel lagu, tiba tiba saja ada beberapa cewek yang entah seangkatan atau tidak denganku datang dan menghampiriku.
"Hai nama lo siapa? kenalin gue Gita".
"Panggil aja gue a... Sam iya sam" jawabku sambil menjabat tangan cewek yang mengaku bernama Gita ini.
"Salam kenal yaa hehe" ucapnya sambil tersenyum.
"Iyaaa". Bel masukpun berdering. Gita pamit untuk menuju ke kelasnya.
Pelajaran pertama adalah pelajaran bahasa inggris, dan gurunya kebetulan adalah wali kelasku.
"Hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Jerman, yaitu Sam. sini ayo Sam kenalin diri kamu" ujar bu Nada sambil menunjukku.
"Baik bu, Selamat pagi temen - temen. Saya Azhar Samudera PrabuWijaya, panggil aja Sam. Saya tinggal di Jerman selama SMP, lalu pindah kesini karena mama saya banyak kesibukan disini jadi susah kalau harus bulak balik Jerman-Jakarta. Yah sekian perkenalan dari saya, terimakasih" akupun kembali ketempat dudukku.
Jam pelajaran bahasa inggris selesai dan aku izin untuk ke toilet sebentar. Saat aku ingin ke toilet, tiba tiba aku bertabrakan dengan seorang cowok tinggi yang aku kenali sebagai cowok yang duduk bersama cewek waktu itu.
"Devano?"
"Azhar?"
**********
Shabrienna's POVMalam ini adalah malam yang menyedihkan. Awan gelap menutup bulan yang sedang bertengger indah menghias malam. Petir datang dan pergi seakan ingin memberi suatu pertanda.
Awan yang sedari tadi gundah sudah tak bisa menahan air matanya lagi. Aku berdiri dibalkon kamarku sambil merasakan rintikan air hujan yang silih berganti datang untuk menyapaku.
Hujan dapat mengingatkan kita pada seseorang yang lebih bermakna dari sekedar hujan. Hujan bisa membawa pikiran kita melayang dan membuka beberapa kotak memori lama.
Aku mengenyahkan pikiran untuk mengulang memori memori indah lamaku. Aku sedang tidak ingin menangis. Cukup awan yang menangis mendengar jalan cerita cintaku ini.
Hp ku berdering selama beberapa saat ketika ada telepon masuk dari... Samudera.
"Halo? kenapa Sam?" tanyaku sambil menadahi tetesan tetesan air hujan yang kini semakin deras.
"Nggapapa kok cuma mau nelfon aja. Gaboleh?" jawabnya dengan nada jengkel.
"Hhhh kirain kenapa. Ganggu taugasih lo".
"Loh emang lo lagi ngapain?" tanyanya sambil membunyikan sesuatu yang kutebak adalah gitar.
"Gue lagi ngeliatin hujan, mereka tuh setia banget. Kalo satu jatoh, yang lain juga bakal ikut jatoh juga. Gaada yang pernah mau ninggalin satu sama lain. Hebat" jawabku sambil tersenyum yang jelas Sam pun tidak akan melihatnya.
"Coba malem ini, lo dengerin lagu ini. Dan ikut nyanyi bareng gue. Oke?" Ajak Sam.
When tomorrow comes, I'll be on my own
Feeling frightened of, The things that I don't know
When tomorrow comes, Tomorrow comes, Tomorrow comes
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight
Teen FictionDisaat keterpurukan menimpanya, Shabrienna Variezsa hampir kehilangan jati dirinya. Ia terus menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi. Hingga ia bertemu dengan Samudera, cowok paling dingin yang menjadi salah satu "most wanted guy" disekolahnya...