Tak disadari, seminggu telah berlalu sejak aku putus dengan Vano. Mungkin memang sekarang aku sudah mulai untuk tidak menangis lagi tapi sebenarnya masih sangat sakit ketika aku bertemu dengan Vano dijalan. Karena move on dan mencoba mempercayai orang dari awal lagi itu tak semudah membalikkan telapak tangan.
Hari demi hari kulewati tanpa Vano sebagai penyemangatku. Tak ada lagi yang suka tiba - tiba meneleponku saat malam hanya untuk mendengar suaraku. Tak ada lagi yang suka memelukku dan mencium keningku saat bertemu. Tak ada lagi yang suka... ah sudahlah tak seharusnya aku memikirkan ini terus menerus.
Saat aku sedang asyik dengan khayalanku sendiri, tiba - tiba saja ada notif baru di hpku.
Samudera added you by LINE ID.
Tanpa disadari bibirku melukiskan sebuah senyum kecil saat melihat notif tersebut.
Samudera: lo brienna 10 IPA 1 kan?
Samudera: yg cengeng itu?
Samudera: addback ya cengeng
Brienna🌸: maaf salah orang
Brienna🌸: ini pevita pearce but udh diaddback deh y kasian fans
Samudera: pevita pearce belom makan daon lo mah hahaha
Brienna🌸: sabeb dah
Samudera: oh ya besok pulang sekolah ada acara gak? gue mau ngajak lo ke suatu tempat
Brienna🌸: gaada sih tapi kemana dulu?
Samudera: udah ikut aja
Brienna🌸: okeoke
Samudera: okeoke**********
Bel istirahat berbunyi saat Shabrienna sedang fokus mengerjakan tugas yang seharusnya untuk pekerjaan rumah."Kantin yuk brie" ajak Naya yang sudah siap berdiri disampingku.
"Duluan aja nanti gue nyusul" jawabku sambil terus menyelesaikan tugas tersebut.
Setelah selesai mengerjakan tugas, akupun mulai berjalan kearah taman belakang sekolah dan duduk ditempat yang biasa aku datangi ketika bersama Vano. Air matapun mulai menetes lagi satu persatu.
Mungkin gue emang cengeng kayak yang dibilang Sam, pikirku.
Aku menundukkan kepalaku saat seorang cowok datang dan memberikan sapu tangannya.
"Nih" ujarnya seraya memberikan sapu tangan itu kepadaku. Aku mendongakkan kepalaku untuk melihatnya.
Vano.
Akupun langsung mengusap air mataku dengan kedua tanganku. Vano yang melihatku seperti ini langsung berjongkok didepanku untuk mengusapkan air mataku dengan kedua tangannya.
"Udah ya brie jangan nangis lagi. lo taukan gue paling gabisa liat lo nangis brie" ujar Vano sambil memegangi pipiku.
"Tapi lo yang buat gue nangis van" ucapku dengan memalingkan mataku dari tatapan Vano.
"Maaf brie, bukan ini maksud gue. ini demi kebahagiaan lo juga. dan gue? gue bakal tetep terus disini buat ngejagain lo. gue tetep sahabat lo dan gue bakal terus sayang sama lo, jangan nangis lagi ya lek".
Dengan spontan aku langsung memeluk Vano dengan eratnya. Lega rasanya bisa memeluk Vano lagi. Mungkin Vano akan terus jadi sahabatku, tapi apa mungkin akan sama dengan biasanya?
"Jangan berubah ya van, gue mau lo tetep jadi sahabat gue kayak dulu. lo tetep jadi vano yang gue kenal dari 8 tahun yang lalu ya" pintaku didalam pelukan Vano dan mendapat jawaban "Pasti" dari Vano.
**********
Setelah sekolah usai, aku segera menunggu Sam didepan pintu kelasku.Brienna🌸: jadi gak si?
Brienna🌸: lama banget dah loTak lama setelah aku mengirimkan pesan LINE kepada Sam, iapun datang ke kelasku.
"lama banget lo" ujarku dengan sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight
Teen FictionDisaat keterpurukan menimpanya, Shabrienna Variezsa hampir kehilangan jati dirinya. Ia terus menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi. Hingga ia bertemu dengan Samudera, cowok paling dingin yang menjadi salah satu "most wanted guy" disekolahnya...