Hari ini adalah hari kamis dan itu berarti jam pertama dikelasku adalah pelajaran olahraga. Entah kenapa sedari pagi aku merasa sangat lemas dan demam. Namun aku tidak terlalu memperdulikannya.
Paling kecapekan doang, pikirku.
Materi pelajaran olahraga hari ini adalah basket. Aku yang sangat menyesali materi hari inipun tidak dapat berkata apaapa. Aku memang tidak bisa sama sekali main basket. Padahal, dari kecil Vano selalu mengajariku main basket.
Pak Batt menyuruh kami untuk melakukan pemanasan dan berlatih untuk dribble, passing, dll. Namun saat aku ingin mencoba lompat untuk memasukan bola kedalam ring, tiba tiba saja pinggangku terasa sangat sakit dan akupun langsung terjatuh dan tak sadarkan diri.
***********
Aku terbangun disebuah ruangan yang aku kenali sebagai ruang UKS. Aku melihat seorang cowok yang sedang duduk disamping tempat tidur. Samudera."Sam? kok gue ada di UKS?" tanyaku sambil mencoba untuk duduk.
"Udah diem aja gausah bangun. Iya tadi lo lagi olahraga kan terus lo jatoh dan langsung pingsan. Kebetulan tadi gue lagi lewat sekitar situ jadi langsung gue bawa kesini" kata Sam.
Pintu UKS terbuka dan aku mengenali seseorang yang masuk itu. Vano.
"Brie? lo udah gapapa? nih minum dulu" tanya Vano sambil memberikanku sebotol air mineral.
"Makasih. Udah gapapa kok. Lo tau darimana kalo gue disini?".
"Tadi kan gue yang............"
Namun sebelum Vano sempat berkata apaapa Sam langsung berkata "Tadi gue langsung ngasih tau Vano soalnya dia... dia kan sahabat lo jadi dia berhak buat tau".
"Ohhh" aku mengangguk dan mulai merasa sakit lagi dibagian pinggangku. "Awww sakit bangettt".
Tanpa ku duga Vano dan Sam pun langsung menghampiriku dan bertanya bersamaan.
"Kenapa Brie?"
"Pinggang gue sakit banget yatuhan" jawabku sambil terus mengeram kesakitan.
Vano langsung memanggil Kak Indah yang kebetulan sedang berjaga di UKS hari ini.
"Kak Indah! Ini brienna kesakitan kak gimana nih?" ujar Vano. Kak Indahpun segera mendatangiku.
"Brie? Apa yang sakit?" tanya Kak Indah sambil menatapku.
"Pinggang aku kak sakit banget sumpaaahhhh" keluhku pada Kak Indah.
"Aduh yaudah kita kedokter sekarang ya brie" kata Kak Indah yang langsung menelepon Pak Juki, supir sekolah yang selalu siap ketika ada masalah seperti ini.
"Kak aku ikut!" ujar Vano dan Sam secara bersamaan yang mendapat penolakan keras dari Kak Indah.
"TIDAK! kalian berdua masuk ke kelas sekarang!"
Tanpa pikir panjang Vano dan Sam pun langsung pamit dan berlari menuju kelas mereka. Pak Juki yang daritadi ditunggu olehku dan Kak Indahpun akhirnya datang.
Kak Indah menuntunku menuju mobil dan segera duduk disampingku. Kami segera menuju rumah sakit yang bekerja sama dengan sekolah kami yaitu Rumah Sakit Harapan Indah.
Saat sudah sampai di rumah sakit, akupun langsung dilarikan ke UGD. Dokter dan suster pun segera memeriksaku dan mengambil sample darahku.
Setelah menunggu beberapa saat, hasil laboratorium pun keluar dan dokter segera menyuruhku masuk ke ruangannya.
"Shabrienna Variesza?" ujar Dokter tersebut.
"Iya dokter?" jawabku.
"Hmmm gimana ya cara bilangnya. Hasil laboratorium kamu sangat buruk sekali. Dan saya dapat mendiagnosis kamu menderita penyakit gagal ginjal parah".
"Gagal ginjal dok? tapi saya gak pernah ngerasa ada gejala atau apa gitu dok" jawabku sambil mencoba menahan tangis.
"Gagal ginjal parah memang biasanya tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penurunan fungsi ginjal tersebut sering tidak dirasakan dan tiba tiba saja sudah pada tahap parah yang sulit diobati" jawab Dokter.
Kak Indah yang sedari tadi diam karena kagetpun akhirnya membuka suara. "Kalo tingkat parah apa masih bisa diobatin dok?".
"Dia harus menjalani cuci darah selama minimal dua kali seminggu atau harus dilakukan operasi cangkok ginjal".
Aku diam dan tidak dapat berkata apaapa. Sulit rasanya menerima kenyataan memiliki kehidupan yang sulit. Mencuci darah minimal dua kali seminggu bukanlah hal yang gampang dijalani.
"Hmmm terus saya boleh pulang dok? saya kayaknya mau bicara sama mama saya dulu" kataku dengan nada sedih didalamnya.
"Baik, tapi usahakan besok atau maksimal lusa sudah kembali kesini dan mulai menjalani perawatan yang intensif ya. Ini resepnya" jawab Dokter sambil memberiku secarik kertas bertuliskan resep obat yang harus ku minum.
Aku keluar dan menebus obat di apotek rumah sakit. Setelah selesai Kak Indahpun ingin mengantarku untuk pulang namun aku menolak.
"Ngga kak aku gamau pulang. Biarin aku istirahat di UKS aja ya. Dan aku mohon banget sama kakak, rahasiain ini dari siapapun ya kak cukup kita aja yang tau" kataku dengan tatapan penuh permohonan pada Kak Indah.
"Tapi brie penyakit kamu tuh bukan penyakit main main" .
"Kak, aku mohon banget sama kakak. Please kak" pintaku pada Kak Indah.
Setelah berpikir beberapa saat, Kak Indah pun mengangguk dan mengiyakan permohonanku.
**********
Samudera's POV"Gue mau ngomong sesuatu sama lo Van" kataku sambil menarik tangan Vano kearah taman belakang.
"Zhar? Kapan lo balik? Kenapa lo gak pernah ngasih kabar ke gue atau brienna lagi?"
Buukkk. Setelah Vano selesai berbicara akupun langsung menonjok nya.
"Lo udah ngekhianatin gue Van. Lo jadian kan sama Brienna? Lo jahat banget Van sama gue" kataku dengan tak percaya.
"Gue gak maksud nikung lo atau apa. Gue emang sayang sama Brienna, Zhar. Dan gue gamau dia sedih terus garagara lo yang seenaknya dateng dan pergi sesuka hati lo" jelas Vano kepadaku.
"Halahhh lo tuh gak tau apaapa Van! Gue tuh sayang banget sama Brienna dan gue gak tega kalo harus bilang buat pergi ninggalin dia ke Jerman!" bentakku pada Vano.
"Gak tega? Brienna bakal lebih seneng kalo lo bilang ke dia lo mau pergi kemana dan selalu ngabarin dia Zhar! Dia malah benci banget diginiin tauga! Lo ngakunya lo sayang sama dia tapi lo biarin dia sedih karena lo? itu namanya sayang?" balas Vano.
Aku diam dan terjadi keheningan beberapa saat sampai akhirnya Vano mulai berbicara lagi. "Yaudah Zhar gue tau kok apa yang harus gue lakuin pas lo balik. Dan karena lo sekarang udah balik, gue tau apa yang harus gue lakuin. Tugas gue buat bahagiain Brienna sesaat udah terlaksana. Dan gue mohon banget sama lo lo jaga Brienna baikbaik. Jangan sampe lo buat dia sedih. Gue bakal mundur kok Zhar" kata Vano.
"Gue tau Brienna juga pasti masih sayang sama lo. Pasti dia bakal mau balik kok sama lo. Yaudah gue balik ke kelas dulu ya" lanjutnya.
"Tunggu, oke gue minta satu hal sama lo. Jangan bilang siapapun kalo gue Azhar. Terutama Brienna. Panggil aja gue Sam dan anggep seolah lo gak kenal sama gue. Oke?".
"Oke".
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight
JugendliteraturDisaat keterpurukan menimpanya, Shabrienna Variezsa hampir kehilangan jati dirinya. Ia terus menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi. Hingga ia bertemu dengan Samudera, cowok paling dingin yang menjadi salah satu "most wanted guy" disekolahnya...