13 : Perjanjian Lisan

346 29 0
                                    

Samudera's POV

Aku diam sambil memikirkan kata - kata Vano tadi. Mungkin itu hanya akan menjadi masa laluku dan aku berjanji tidak akan meninggalkan Shabrienna lagi.

Aku membuka dompetku dan mendapatkan foto 3 orang anak yang sedang berdiri didepan Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah). Terlihat aku dan Vano yang sedang memeluk Brienna.

(flashback)

"Brie, Zhar liat deh ada badut Mickey Mouse lucu banget!!" teriak Vano kepadaku dan Brienna.

Kamipun segera berlari dan mengahmpiri badut tersebut.

"Hai badut, namanya siapa?" tanya Brienna dengan tenangnya.

"Nama aku Mickey Mouse" jawab badut tersebut.

"Ih kok kamu lucu banget sih, Azhar fotoin aku sama Vano sama badut ini yaa" pinta Brienna kepadaku.

"Ah Brienna aku kan juga mau ikut foto!" kataku.

"Yaudah sini om badut yang fotoin aja ya, kalian berdiri disini dehh" ujar badut Mickey Mouse itu.

Kamipun berdiri bertiga didepan Museum Fatahillah. Awalnya aku hanya diam dan Vano merangkul Brienna. Namun badut itu menyuruhku dan Vano untuk memeluk Brienna. Kamipun memeluk Brienna dan badut itu langsung memotretnya.

Setelah selesai, kamipun duduk istirahat di bawah tenda putih kosong.

"Akhirnya duduk juga. Capek banget aku" keluh Brienna.

"Iyaalah capek orang daritadi keliling keliling mulu" kata Vano menjawab keluhan Brienna tersebut. Brienna menarik nafas dan memberi Vano tatapan jengkel.

"Eh eh lucu deh liatin orang pacaran hahaha" kata Brienna kepadaku dan Vano.

"Emang kamu mau pacaran sama siapa kalo udah gede? sama aku apa sama Vano?" tanyaku.

"Hmmm gini deh. Sekarangkan kita umur 10 tahun, kita liat 15 tahun lagi yang paling sayang sama aku dan masih setia jagain aku, itu yang bakal akunpiloh jadi pacar" kata Brienna.

"Jadi kalo pas umur kita 25 tahun, kalo aku masih setia jagain kamu, kamu bakal jadi pacar aku?" tanya Vano pada Brienna.

"Iyaaa".

"Okey berarti aku harus belajar yang bener dan harus udah jadi orang sukses diumur 25 tahun biar nanti hidup kamu enak sama aku" kata Vano.

"Aku juga bakal belajar yang bener biar sukses dan bisa bahagiain kamu 15 tahun lagi" timpalku.

"Yaudah sekarang janji ya? kita liat 15 tahun lagi siapa yang menang" kata Brienna.

**********
5 tahun sudah berlalu saat perjanjian itu terucap. Sampai detik ini, Vano lah yang telah memenangkannya. Tapi aku yakin, 10 tahun lagi aku yang akan memenangkannya.

Shabrienna's POV

Tak terasa, seminggu lagi acara promnight SMA Harapan Indah akan dilaksanakan. Namun sampai detik ini aku masih belum menemukan pasangan untuk datang ke acara tersebut.

"Lo nanti prom sama siapa git?".

"Sama Andre HEHE" jawab Gita sambil tersenyum.

"WAHHH JADI SEORANG BRIGITTA SYLVANI UDAH JADIAN TOH SAMA ANDREEE?!?!?! GAK CERITA LAGI BAGUS YAAA" ujar Naya dengan berisiknya.

"Ih apaansih nay belom jadian kok cuma deket aja" bantah Gita.

"Hhhhh iyaiyaa. Kalo lo wa? sama siapa?" tanyaku pada Najwa.

"Sama.... sama Fadhil brie HAHAHAHA" jawab Najwa dan mukanyapun langsung memerah seketika.

"Ehmmm ciedahh. Kalo lo Rhav?".

"Gue sama Reza brie haha" katanya sambil senyum senyum sendiri.

"Yelaaa. Kalo lo sama siapa Zhah?" tanyaku pada Zhahira.

"Gue sama Rafi brieee" jawabnya dengan malu malu.

"Waahh semuanya udah ada pasangan yak gue aja belom hmmm" kataku dengan melasnya.

"Kok lo gananya gue brie?" kata Naya kepadaku.

"Ah gue udah tau lo mah gamikirin gitugituan. Paling pas prom lo cuma ngambilin makanan doang" jawabku dengan santainya.

"Kurang ajar emang. gue sama Aldo tau brie" katanya yang langsung mendapat tatapan kaget dari kita berlima.

"HAH?! ALDO?!".

"Iyaaa HEHE".

"Anjirlah dreams come true banget ya Nay" kata Gita meledek Naya.

"Songong emang lo semua ya haha gak nyangka juga sih gue, tapi yaa masa iya harus gue tolak? ahahaha" jawabnya.

"Lo paling nanti sama Vano" kata Rhava sengan santainya.

Aku hanya diam dan tersenyum mengingat itu tidak akan pernah terjadi.

**********
Bel pulang berbunyi dan tepat saat aku keluar dari kelas aku melihat Sam dan Vano yang sedang ngobrol dikoridor samping kelasku.

"Jadi kalian udah kenal?" tanyaku dengan bingung.

"Hah? ng...ga jadi ada undangan buat ikut cup di SMA Pembangunan Jaya dan kebetulan Sam ini kapten futsal yang baru yakan jadinya gue mau nanya futsal ikut gak gitu" jawab Vano.

"Oalah gitu".

"Oh ya brie, minggu depan kan kita ada prom, lo mau ga jadi pasangan gue ?" tanya Sam dengan santainya.

Aku melirik kearah Vano. Aku mengharapkan reaksi marah Vano ketika ada cowok yang berusaha mendekatiku walaupun aku tau itu tidak akan pernah kulihat lagi.

Saat aku melirik Vano, Vano hanya tersenyum dan mengangguk kepadaku. Senang rasanya mendapat pasangan prom seperti Sam. Namun entah kenapa hatiku merasa sakit melihat Vano yang tidak marah ketika ada cowok yang mendekatiku.

"Mmmm yaudah Sam, iya" jawabku.

"Yessss! makasih yaa. oh ya, mau gue anter balik?".

"Ngga makasih gue ada urusan sama Vano hehe balik duluan yaa Sam"

Akupun langsung menarik tangan Vano dan berjalan menuju parkiran mobil.

"Urusan apasih? kan gaada apaapa brie" protes Vano saat kita sampai didepan mobilnya.

Aku diam beberapa saat hingga aku langsung berteriak

"LO TAU GAK SIH VAN KALO GUE KANGEN SAMA LO? KENAPASIH LO GAK MARAH TADI PAS SAMUDERA NGAJAKIN GUE JADI PASANGAN PROMNYA DIA? KENAPA?"

Vano langsung refleks memelukku "Gue udah bukan siapa siapa lo lagi, Brie. Gaada hak. Dan dia pasti bisa buat lo bahagia, jadi buat apa gue marah sama dia?" katanya sambil terus memelukku.

"Lo dengan enaknya bilang gue bakal bahagia sama dia? Lo aja gakenal dia siapa! Dan lo gatau kalo kebahagiaan gue itu ELO!" aku langsung melepaskan diri dari pelukan Vano dan berlari mencari taksi dijalan raya depan sekolah.

Aku memberhentikan taksi dan memasuki taksi itu tepat ketika Vano mengejarku.

"Jalan pak" kataku.

Tiba tiba saja aku merasa sakit lagi dibagian pinggang. Aku segera menyuruh supir taksinya untuk berhenti di supermarket terdekat untuk membeli minum dan aku langsung meminum obat.

Gue harus tetep rahasiain ini dari semua orang.
**********

FlashlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang