Chapter XXVI

16.3K 814 72
                                    

Aloha epribadeh 😄😄

Kembalinya ane kemari untuk mengupdate cerita paling banyak masalah dan chapternya. Dan paling banyak nganggurnya. Cerita Paling nggak kelar kelar sepanjang zaman terus cerita yang bikin ane sakit kepala tujuh keliling yang idenya suka php.

Ilang timbul ilang timbul kayak buaya buntung 😂😂

Bagi yang udah nggak ngudeng lagi ama ni cerita silahkan dibaca ulang. Bagi yang malas ngebaca ulang di ngerti ngertiin aja ye ni cerite..

Ni emang cerita palin abal abal sedunia

Pade ane lama lama yak.. mending ente semue langsung baca aje

Ditunggu vommentnya

Salam anget

Diana - w

-------------------------------------------------------

Tatiana merasakan seluruh tubuhnya mati rasa akibat kelelahan dan frustrasi yang melandanya selama sepekan lebih.

Wajah pucatnya kini ditutupi oleh riasan tebal hingga ia sendiri pangling melihat pantulan dirinya di cermin.

Ia menarik nafas kemudian menghembuskan dengan berat..

Pipi dan bibirnya terasa kelu karna 3 jam lebih berusaha tersenyum manis didepan puluhan kamera yang menyorotnya.

Ia bertingkah manis didepan kamera tapi ia sebenarnya begitu gugup dan takut. Berapa kali ia berusaha membersihkan keringat ditelapak tangannya.

Acara konferensi pers bagaikan hukuman gantung baginya membuatnya mengigil karna ketakutan akan nasibnya.

Ruang klarifikasi yang bertema glamour dan elegan tampak seperti ruang eksekusi baginya dan para wartawan sebagai algojo yang siap memenggal kepalanya.

Perut tatiana kembali bergejolak. Ketakutan dan kecemasan membuat perutnya mual.

Mengingatnya membuat Titik titik keringat mulai membanjiri wajahnya, padahal kamar hotel yang ditempatinya kini memiliki air conditioner yang sedang menyala.

Mr. Harold muncul sambil mengetuk pintu, membuyarkan lamunan tatiana. Ia juga tampak sama letihnya dengan tatiana. Diapun tersenyum kecil mempersilahkan harold untuk masuk.

"Minumlah." Mr. Harold duduk disampingnya ditepi tempat tidur sembari menyodorkan segelas air pada tatiana.

Tatiana mengambilnya, " terima kasih." Ucapnya dan meneguk habis air tersebut. Tatiana bisa merasakan air mengalir menuju kerongkongannya yang kering.

Tatiana kembali menghela nafas. Menatap nanar pada gelasnya. Mr. Harold menyadari perubahan suasana hati tatiana dan semakin merasa bersalah.

"Tatia..." panggilan harold terputus ketika tiba tiba suara ponselnya berdering. harold tanpa jeda langsung merogoh sakunya dan memeriksa ponselnya.

Ponselnya terus berdering didalam genggamannya. Tapi ia tidak beranjak untuk mengangkat panggilan tersebut, hanya terpaku seperti memikirkan sesuatu.

"Siapa?" Tanya tatiana yang heran melihat mr. Harold hanya terdiam menatap layar ponselnya.

Tatiana melongok dan melihat kata 'ibu' dilayar ponselnya.

"Anda harus mengangkatnya, mr. Harold." Ujar tatiana.

Ia tahu pasti apa yang akan diucapkan oleh ibu mr. Harold.

Bagaimana bisa anaknya terlibat dan mencemplungkan diri dalam skandal yang ia ciptakan sendiri.

Sang Nouveau [Dawson Tales]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang