Hai semua 💜
Sudah lama kita tak bersua.
Sebulan ini saya memantapkan diri untuk menulis lagi. Menulis cerita cerita yang telah tergantung lama hingga berdebu kisahnya.Yaph sudah beberapa tahun ini saya disibukkan oleh dilema hidup. Jadi saya fokus meniti hidup saya yang mudah mudahan menjadi baik.
Dan sekarang saya rasa saya suduh cukup hiatusnya dan bersiap mengasah kembali pensil, pena dan jari saya untuk mengembangkan kemampuan menulis saya yang sudah menumpul.
Menumpul. Ya, benar benar jelek. Saya akui begitu lama saya tidak menulis kemampuan merangkai kata saya hilang. Selalu ada yang salah, aneh atau tidak masuk akal ketika setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat terangkai.
Tapi saya memberanikan diri untuk mencoba lagi dan menggeser pikiran pikiran negatif saya akan pendapat kalian nantinya.
Saya juga ingin mulai terbuka pada kalian dan ingin lebih dekat sehingga mungkin kalian bisa membantu saya menulis. Karna saya sering kehilangan arah saat menulis dan tak tahu bercerita ke siapa.
Please follow my instagram
Diana wrideXoxo
Diana - W
.........................................
Taylor memandang kearah mereka berdua. Pandangannya tajam menuntut jawaban dari pertanyaannya.
Tatiana menghirup udara dalam dalam dan menghembuskannya. Dia menatap Taylor yang membalas tatapannya kemudian mengalihkan pandangannya kearah Mr. Harold yang berdiri disamping Taylor dan dirinya.
"Bisakah anda meninggalkan kami berdua?" pinta Tatiana. Mr. Harold menunjukkan sedikit penolakan. Sedikit riskan membiarkan Tatiana bersama Taylor yang sedang dalam emosi labil.
"aku perlu bicara pada Taylor. Hanya kami berdua, please. " ujarnya lagi dengan suara lirih.
Harold memandang raut muka Tatiana yang terlihat letih secara mental. Dia pun mengangguk dan berjalan menjauhi mereka yang kini saling berhadapan.
Harold menutup pintu dan Diego menolehkan kepalanya kepada Mr. Harold tampak bingung kenapa tuannya membiarkan tuan muda dan nyonya tatiana sendirian.
Mengerti akan maksud kebingungan pada ekspresi Diego. Mr Harold hanya menjawab dengan senyuman. Kemudian menyenderkan tubuh besarnya kedinding.
Dia pun lelah secara mental dan fisik. Otaknya berusaha mencari jalan keluar yang terbaik untuk ibunya, dirinya, Charlie, Taylor dan yang paling penting Tatiana.
................ ****..................
Tatiana menatap Taylor lekat. Dia merindukannya, sangat.
Mengkhawatirkan keadaannya yang selama beberapa hari ini tidak ada kabar sama sekali.
Tubuh Taylor yang tegang didepannya tampak sedikit tak terurus. Ada cekungan dibawah matanya. Rambut pirangnya acak acakan, yang sepertinya hanya disisir dengan jari jarinya. Tapi mata emasnya tampak hidup saat menatap Tatiana.
Tatiana maju selangkah mendekatinya. Tangannnya terayun keatas menggapai Taylor. Jari jarinya menyentuh kulit pipi Taylor membuat tubuh Taylor sedikit tersentak akan sentuhan Tatiana. Saat Tatiana menangkupkan kedua tangannya di pipi Taylor.
Tubuh Taylor yang awalnya tegang kembali relaks. Tangan Taylor bergerak menuju tangan Tatiana yang berada di pipinya. Ia bergerak merapatkan tubuhnya ke tubuh Tatiana. Meyandarkan dahinya kedahi Tatiana.
Tatiana menatap Taylor yang Matanya terpejam, ia menghirup aroma tubuh Tatiana, aroma tubuh yang dirindukannya.
Tatiana merasakan kesakitan melanda dirinya. Kesakitan akibat menahan rindu yang sangat pada laki laki didepannya. Ia berusaha menahan isakan di tenggorokannya untuk tidak keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/11386326-288-k905509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Nouveau [Dawson Tales]
Romance"When you really love someone. Age, Distance, Height, Weight, Is just a damn number" Tatiana Wald tidak menyangka malam tahun barunya yang menyedihkan ternyata berubah 180 derajat saat seorang pria tampan menyelamatkannya dari gerombolan berand...