Tatiana masuk kedalam kantor Harold ditemani seorang pelayan yang membukakan pintu untuknya.
Tatiana mengangguk kecil seraya mengucapkan terima kasih saat pelayan mempersilahkannya masuk dan kemudian menutup pintu.
Harold yang masih memakai setelan jas formalnya berdiri didepan jendela, membelakanginya.
Memandang gelapnya malam dari balik jendela. Bayangan wajahnya terpatri dijendela. Matanya menatap bayangan Tatiana yang berdiri dibelakangnya.
"selamat datang." Harold membalikkan badan, memandang lurus kearah Tatiana yang terlihat tak ingin berbasa basi . "aku tidak mengira, kau akhirnya memutuskan untuk datang, Miss. Wald." Ucapnya.
Tatiana melingkarkan kedua tangannya didepan dada. Siap untuk bertarung. "kita tidak perlu basa basi Mr. Harold. "Ucapnya bersikap kaku, mencela. "cukup katakan, apa yang harus saya lakukan untuk menghentikan semua ini."
Sudut bibir Harold naik, matanya masih memandang Tatiana lekat. "bukankah sudah kukatakan padamu dari awal? Menjauhlah... kau cukup pergi ketempat yang jauh dari Taylor, dan semua ini akan menghilang dengan sendirinya." Tatiana menyipitkan matanya. "percayalah, satu satunya jalan keluar bagi kita semua dari masalah gila ini adalah, kau." ucapnya dengan nada tegas.
Tatiana masih dengan sikap defensifnya meragukan kalimat Harold, "apakah anda bisa menjamin kepergian saya bisa menyelesaikan ini semua?"
Harold mengangguk. "aku tidak akan bisa menghadapi media, kalau kau masih ada disini... Media akan semakin menggila dan mencecarmu saat aku mengkonfirmasi perpisahan kita."
"perpisahan?" tanya Tatiana.
Harold kembali mengangguk, "jika kita tidak mengakhiri pertunangan, secepatnya. berarti kita hanya akan diam saja dengan permasalahan ini. Membiarkan media dan masyarakat berspekulasi dan berargumen, ataupun menghujat kehidupan pribadi mu, aku dan Taylor.... Yang lebih parah media akan mulai menelusuri mengenai perusahaan..."
Harold menggeleng kecil, seraya memikirkan apa yang bisa diperbuat para pemegang saham yang membenci kepemimpinan Taylor, mereka akan memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkannya - termasuk dirinya.
"saat semua orang letih dengan topik sama yang terus berulang. media akan mencari kesempatan baru dan kembali menuntut tanggal pernikahan kita... yang aku yakin tidak akan pernah kau setujui."
Tatiana memutar matanya keatas, untuk menjelaskan bahwa tentu saja dia akan menolak.
"ketika kita tidak bisa memberikan santapan drama yang seperti mereka harapkan. mereka akan kembali meneror kehidupan pribadi kita dan menghujat... dan kita sama sama tahu ini tak akan pernah berhenti." lanjut Harold.
"tunggu dulu." Sanggah Tatiana. "kalau anda hanya ingin mendeklarasikan perpisahan, anda tidak perlu sampai membuat keributan baru! Dan ini lebih parah dari sebelumnya karna saya berstatus sebagai tunangan anda!" amarah Tatiana meledak .
Harold menutup mulutnya rapat. Memandang wajah Tatiana yang dipenuhi amarah. "menurutku ini adalah cara terbaik untuk menjauhkan kalian." Jawab Harold tanpa penyesalan.
"apa?!" Tatiana kehabisan kata kata.
"kita sama sama tahu kalau Taylor tidak akan mau melepaskanmu dan aku sudah memintamu sebelumnya tapi kau juga tak mengindahkan kata kataku Miss. Wald." ujarnya dengan geraman diantara giginya. "kalau kalian tidak berpisah secepatnya... menurutmu apa yang terjadi berikutnya, setelah aku mengumumkan berakhirnya pertunangan kita?"
Tatiana tertawa hambar. Dia merasa alasan Harold adalah pembenaran atas apa yang dilakukannya.
"media akan menelanjangi kalian. Tak akan ada yang tersisa. Semakin banyak media mengungkapkan semakin kalian akan terpuruk... terutama anda. Miss wald." Harold mendesah. "penderitaanmu akan membuat Taylor menjadi lebih memaksakan dirinya dan akhirnya akan membunuhnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Nouveau [Dawson Tales]
Storie d'amore"When you really love someone. Age, Distance, Height, Weight, Is just a damn number" Tatiana Wald tidak menyangka malam tahun barunya yang menyedihkan ternyata berubah 180 derajat saat seorang pria tampan menyelamatkannya dari gerombolan berand...