Sang Nouveau [Dawson Tales]

Chapter XIX

Maap baru bisa update..

Biasa kemarin Abis menggalau karna gagal ujian CPNS... hiks

Buat temen temen yang senasib. mari kita berdoa tahun ini semua CPNS gagal ujian biar teman menggalau kita makin banyak

Wakakaka... #calon menteri kurang suara ya kayak gini

Biarkanlah saya yang menggalau ini dan silakan dibaca

Ditunggu vommentnya .... ^..^

Ps. fotonya ayank Taylor Dawson udah dilampirkan. silakan dicek

_________________________

"Tatiana..." Suara Taylor yang serak mengirimkan sejuta gelenyar ke tubuhnya hingga hatinya yang kini bergetar dan mulai terasa goyah.

Tatiana terus berusaha menguatkan hatinya. berdiri tegak menghadap Taylor dengan lengan yang memeluk tubuhnya sendiri.

"Apa yang kau inginkan?"

Tatiana merasa tak perlu berbasa basi. semakin cepat laki laki didepannya ini pergi semakin baik untuknya.

"Aku.. a-aku..." jawab Taylor ragu.

"Kalau tak ada yang ingin kau katakan, lebih baik kau pergi Taylor." ujar Tatiana sembari berjalan kembali menuju pintu tapi dengan cepat Taylor menarik tangan Tatiana. kedua tangannya bersandar dilengan Tatiana.

"Mengapa kau melakukan ini padaku? Tidakkah kau mengerti perasaanku? tidakkah kau bisa melihatnya? tidak bisakah kau mendengarkan detak jantungku setiap kali kau memelukku?"

Taylor mencengkeram kuat kedua lengan Tatiana, sembari menggoyangkan tubuh Tatiana untuk menyadarkannya dari alasan alasan yang tidak masuk akal yang diberinya kepada Taylor.

Mulut Tatiana mengatup, membentuk Satu garis lurus. matanya terpejam tak sanggup menatap mata emas Taylor yang penuh tekad ingin merontokkan semua pertahanan yang dibangunnya.

"Aku yakin kau bisa merasakannya, jadi jangan pernah berikan aku alasan alasan tidak masuk akal itu lagi. It sounds like a joke for me."

Kata kata terakhir yang diucapkan Taylor terdengar seperti geraman yang membuat bulu kuduk Tatiana merinding.

"Kau mengatakan ini semua untuk kebaikanku? tapi mengapa yang kurasakan malah sebaliknya? This sad feeling has stopped My heart, it that has been broken into pieces, perasaan yang ada di hatiku seperti dihantam oleh palu besar berkali kali menimbulkan lebam dan rasa sakit yang tak sanggup kutanggung, membuatku lemah, membuat nafasku seolah olah berhenti setiap teringat kata demi kata yang kau ucapkan.."

Kata demi kata merasuk kedalam hati tatiana. tak ada yang bisa dikatakannya lagi, semua yang diucapkan taylor dengan suara yang menyiratkan sakit hati dan kepedihan benar adanya karna diapun merasakan hal yang sama.

Alasan alasan yang diutarakannya mungkin tidak masuk akal untuk Taylor yang telah dibutakan oleh perasaannya tapi tidak untuk Tatiana.

dilain pihak perasaan sakit yang dirasakan Taylor sangat dimengerti olehnya, karna diapun merasakannya.

Tatiana Berusaha memendam perasaannya sendiri demi masa depan mereka yang tidak jelas.

ini semua bagai sebuah gambling untuknya, apapun yang dipilihnya memiliki konsekuensi. kehilangan pekerjaan yang menyokong hidup dan pendidikannya atau kehilangan orang yang sekarang memegang hatinya.

" my heart just wanted to stay beside you. please.. don't run away... and look into your heart."

Tatiana tak kuasa lagi menahan dirinya untuk tetap kuat. Bulir bulir air mata mulai berjatuhan membasahi pipinya.