17: Another Hoying

1.7K 187 8
                                    

"Scott! Antarkan adikmu ke sekolah!"

Pagi-pagi aku sudah disuruh oleh Mom. "Ayolah, Mom. Biarkan dia naik bus."

"Tidak, Scott. Jangan membantah Mommy."

Aku merenggut kesal. Kenapa sih Mom tidak menyuruh adikku pergi ke sekolah naik bus saja? Dia sudah delapan belas tahun!

Apalagi aku ada rehearsal dengan Pentatonix hari ini.

"Maaf, Mom. Aku harus pergi segera. Ada rehearsal dengan Pentatonix."

Mom menyilangkan tangannya di depan dada.

"Bilang saja kau mau bertemu dengan Mitch."

Aku menoleh dan mendapati adikku berdiri di belakangku sambil tersenyum nakal.

"Diamlah."

"Gabriela sweetheart, kamu nanti berangkat ke sekolah dengan Scott ya?"

"Mom! Aku sudah bilang kan. Aku ada rehearsal!"

"It's okay, Mom. Aku pergi naik bus saja."

Aku tertawa pelan. Kutatap Mom yang balik menatapku dengan kesal.

"Lagi pula aku bukan gadis delapan tahun lagi. Aku sudah delapan belas tahun. I can cross the road and take ride a bus by myself. Don't worry."

"Nah, Mom dengar sendiri kan?"

Setelah itu, kami duduk mengelilingi meja makan untuk sarapan.
Adikku duluan yang menyelesaikan sarapannya.

"Aku berangkat dulu Dad, Mom. Bye Scotterrrrr..." ledeknya. Aku hanya mendengus kesal.

***

Pukul sepuluh pagi, aku telah berada di studio untuk rehearsal dengan Pentatonix. Mitch, Kirstie, Kevin dan Avi sudah menunggu sejak tadi.

Kutatap Avi dengan seksama. Wajahnya masih menyiratkan rasa duka akibat meninggalnya kakak perempuannya, Esther, beberapa hari yang lalu.

"Avi, how do you doing?"

"I am fine, Scottie."

"Are you sure, bro?" tanya Kevin. Avi mengangguk.

Kami pun memulai rehearsal kami. Lagu pertama yang kami nyanyikan adalah lagu original kami, Can't Sleep Love.


Tell me am I going crazy?

Tell me have I lost my mind?

Am I just afraid of lovin'?

Or am I not the-


Tiba-tiba, poselku berdering.

"Scott, I told you before to turn off your phone," tegur Jack. Aku hanya nyengir kuda.

Kurogoh saku celana panjangku dan kuambil ponselku. Nama Ibuku tertera pada layar ponselku.

"It's Mom. May I?"


Jack hanya mengangguk.

Lalu, kutekan tombol hijau dengan simbol telepon dan menempelkan benda canggih itu pada daun telingaku.

"Hello, Mom? What's going on? Aku sedang rehearsal sekarang. Tidak bisa diganggu."


"Scott. Your sister..." ujarnya disela isakan tangisnya.


Deg.


"What happened, Mom? Are you crying?" Aku mulai panik.

Semua orang di studio juga menatapku dengan alis tertaut.


"She had an accident and she just passed away."

Rasanya, air mataku ingin mengalir begitu saja ketika mengingat-ingat hari itu.


Hari kematian adikku, Gabriela.


Tiga hari setelah kematian Esther dan seminggu sebelum kematian Mitch.

Tentu saja aku merindukannya. Dan sekarang, adikku berdiri di depanku.

"Gabriela?"[]

The EartheniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang