03: Security Service

4.3K 384 6
                                    

"Kau benar-benar sudah gila, Mitch!"

Alejandro memukul meja yang terbuat dari marmer hitam itu dengan geram. Aku duduk bersandar di atas kursi berlengannya sambil menyilangkan tangan di depan dadaku dengan santai, merasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Kau baru saja membuat masalah, dan kau... tidak merasa menyesal sama sekali?" tanya Alejandro tidak percaya. Aku hanya mendengus pelan.

"Untuk apa menyesal? Toh, electric meter-ku mencapai seratus persen. Berarti aku berhasil kan?" jawabku dengan muka datar.

"Tapi itu artinya kau membantahku! Kau seharusnya tidak menyanyikan lagu itu, Mitchell! Aku kan sudah memberimu lagu!" gertaknya. Aku sudah muak dengannya.

Aku bangkit berdiri, membusungkan dadaku sambil menatapnya dengan kesal. "Dengar ya, Alejandro. Kau ini bukan siapa-siapa di perusahaan ini!

Kau hanya suruhan! Masih ada direktur yang jabatannya lebih tinggi darimu. Jadi... jangan jadi kaya bos deh!" kataku dengan berang.

Alejandro hanya terdiam mendengar perkataanku. Nah kan, betul. Itulah akibatnya jika beradu mulut denganku. Akhirnya aku yang menang, dan lawan bicaraku mematung. Cih, dasar pengecut.

Setelah merasa semuanya baik-baik saja, aku meninggalkan ruangannya. Baru saja aku ingin membuka pintu ruangannya, ia menahanku. "Grassi, jatah makanmu dipotong."

"Whatever." Aku memutar bola mataku dengan kesal dan berjalan meninggalkan ruangan pria pengecut itu.

Di depan, Beyoncé sudah menungguku. Wajahnya terlihat cemas dan langsung sumringah ketika melihatku keluar dari ruangan Alejandro. "Mitch, are you okay?"

Aku mengangguk pelan. "Cih, Alejandro itu benar-benar tidak punya nyali. Dia hanya berani memotong jatah makanku. Dasar pengecut," gerutuku.

"Aku bisa membagi jatah makanku denganmu. Itu pun kalau kau mau sih."

Aku tertawa kecil. "Sudahlah. Aku tidak apa-apa kok." Lalu, kami berjalan menuju ruang makan untuk makan siang.

Saat melewati lorong yang berbentuk perempatan, aku melihat seorang pria yang tak asing lagi bagiku berjalan di depanku. Hmm, sepertinya aku kenal. Siapa ya?

"Uh, Gorgeous, aku ada urusan lain. Kau duluan saja ya?" Aku tersenyum. Beyoncé pun tersenyum kecil —senyuman yang sangat mempesona— dan berjalan meninggalkanku.

Setelah sosoknya menghilang di balik dinding, aku berjalan ke arah yang dituju oleh pria tadi. Menuju... ruang laboratorium utama. Uh, seharusnya aku tidak ke sini. Jika ketahuan, aku bisa ditangkap!

Tetapi, yang namanya Mitch Grassi kalau tidak nekat itu tidak mungkin. Aku pun mendekati pintu masuk laboratorium itu, dan mengintip dari celah. Pria tadi duduk memunggungiku.

Rambut hitamnya yang agak bergelombang dan sedikit gondrong itu diikat dengan rapi. Dapat kulihat jambang menghiasi wajahnya.

Berputarlah. Kumohon.

Saat pria itu ingin berbalik, tiba-tiba aku merasakan moncong pistol ditempelkan pada pelipisku. Oh, tidak. Aku ketahuan oleh penjaga.

"Turn around." Aku pun berputar. Ternyata, yang menodongku adalah seorang... wanita.

Wanita itu membaca namaku yang tertera di name tag pada pakaian kerjaku. "Hmm, Mitchell Alexander Grassi." Wanita itu terdiam sejenak. "Oh, penyanyi yang membuat onar beberapa menit yang lalu..." katanya dengan nada mengejek.

"Hei, aku tidak membuat onar! Aku hanya melakukan yang terbaik untuk kita semua!" Aku membela diriku sendiri. Wanita itu tertawa sinis.

"Baiklah. Terserah apa katamu. Sekarang, apa yang kau lakukan di sini? Kau tahu kan, tidak ada yang boleh masuk ke laboratorium utama.

Kecuali kau meminta pengobatan. Tetapi, rasanya kau baik-baik saja. Sekarang jawab! Apa tujuanmu ke sini?" tanya wanita itu.

"Aku, aku—"

CLEK.

Dengan satu gerakan yang sangat cepat, wanita itu telah memborgol kedua pergelangan tanganku. "Eh, lepaskan aku!" Wanita itu hanya diam seribu bahasa dan menggiringku ke kantor TESS – The Earthenians Security Service.

Aku benar-benar terlibat dalam suatu masalah yang sangat besar.[]

The EartheniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang