14: It's Enough!

1.9K 183 1
                                    

"Mitch, bisa kau ke laboratorium utama?"

Kepala Avi tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarku. Kontan saja aku terlonjak kaget. "Avriel! Bisakah kau mengetuk terlebih dahulu? Kau hampir membuatku mati untuk kedua kalinya!"

"Oke, oke. Maafkan aku. I need your help."

"Apa yang bisa kulakukan untukmu?"

"Bisa aku masuk terlebih dahulu?" tanyanya.

"Tentu saja. Come in," ajakku. Avi melangkahkan kakinya ke dalam kamarku, lalu duduk di atas armchair-ku.

"Oke, langsung to the point saja. Aku butuh seorang asisten untuk melakukan pencangkokan pita suara untuk pertama kalinya.

"Aku menemukan sel seorang penyanyi soprano, dan... pita suaranya agak rusak. Harus diganti dengan yang baru. Mau membantuku?" Ia langsung memasang puppy eyes-nya.

"It's my pleasure, Kaplan."

Aku menyambar jaket kerjaku lalu berjalan menuju laboratorium utama bersama Avi. "Well, pita suara siapa yang mau dicangkokkan ke penyanyi yang mau reinkarnasi?"

"Hmm, Whitney Houston?"

"Apa!?" Aku membelalakkan mataku. Whitney Houston? Yang benar saja. "Lalu, bagaimana dengan suaranya?"

"Tentu saja vocal range-nya lebih tinggi." Ia tertawa kecil. Aku menggeleng pelan.

Temanku yang satu ini benar-benar aneh.

***


Akhirnya, operasi pencangkokan pita suara sudah selesai. Aku hampir terkena serangan jantung mendadak ketika menjadi asisten Avi dalam operasi kali ini. Benar-benar menakutkan.

Tenggorokan Almarhumah Whitney Houston dibelah dengan pisau bedah, lalu pita suaranya diambil dan dicangkokkan pada pita suara seorang penyanyi lainnya.

Apalagi penyanyi itu masih diselimuti oleh selaput bening yang sangat menjijikkan. Wajahnya masih belum terbentuk sama sekali. Hanya kepala, badan, kaki, tangan, dan jemari saja yang sudah terbentuk.

Itu benar-benar mendebarkan dan mengerikan.

"You alright, Mitch? Mukamu pucat." Avi terkekeh pelan ketika melihat wajahku yang pucat setelah operasi.

Aku mengangguk pelan. Ia memberiku segelas air dan langsung kutegak sampai habis. "Kau benar-benar sinting." Avi langsung tertawa terbahak-bahak.

"Aku mau istirahat dulu ya..." Aku menyerahkan gelas yang sudah kosong itu kepada Avi.

"Okay, see you!"

Aku langsung meninggalkan laboratorium utama dan berjalan menuju tempat kerjaku. Saat aku berjalan di lorong, aku berpapasan dengan Scott.

"Hey, Scott."

Dan bukan sebuah senyuman ramah yang kudapat, malahan sebuah tamparan pada pipiku yang kudapat darinya.

"What the..."

"Kau benar-benar tidak punya hati ya! Kau telah menipuku. Kau menerimaku bukan karena menyayangiku, tetapi karena kasihan denganku kan? Jawab Mitchell!" geramnya sambil menunjuk diriku dengan jari telunjuknya. Aku benar-benar merasa di pojokkan.

"Aku, aku minta maaf Scott. Aku bisa jelaska—"

"Enough. Enough Mitch!" Ia berjalan meninggalkanku. "Scott, tunggu!" Aku berlari menyusulnya, kucengkram tangannya dengan kuat. Tetapi, ia malah melepaskannya.

"We're done!"[]

The EartheniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang