18: Me or Him?

1.6K 184 4
                                    

Aku menatap Scott dan Gabriela secara bergantian. Mereka saling mengenal satu sama lain? Apa jangan-jangan mereka...

Aku melihat mata Gabriela mulai berkaca-kaca. Begitu juga dengan Scott.

Tak lama kemudian, tangisan mereka berdua pecah.

Gadis berambut pirang itu berlari dan memeluk pinggang Scott dengan erat.

"Scotter!"

"Oh, I miss you, dear."

Oke. Dugaanku benar. Mereka bersaudara.

Mereka menangis dengan keras, saling melepas rindu. Kualihkan pandanganku pada Alejandro yang berdiri di belakang Scott sambil bersedekap.

Entah mengapa, aku punya firasat buruk dengannya. Ah, sudahlah.

Setelah saling melepas rindu, Gabriela menatapku berbinar-binar dengan mata yang agak bengkak.

"Scott, aku bertemu dengan Mitch, pacarmu!" teriaknya kegirangan.

Aku hanya tersenyum canggung. Begitu juga dengan Scott.

"Maaf, Sayang. Tetapi sekarang aku pacar kakakmu."

Kami semua langsung menoleh ke arah Alejandro.

Gabriela menaikkan alisnya sebelah. "Tetapi Scott bilang Mitch pacarnya..."

"Itu dulu, dear." Akhirnya Scott angkat bicara.

Gabriela menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Itu benar. Kami sudah putus, Gabriela."

Ia langsung terlihat sedih. "Gabriela, ayo kita pergi," ajak Alejandro.

"Kakakmu tidak suka kalau kamu berada di dekatnya." Ia mengedikkan kepalanya ke arahku.

Gabrieka menggeleng dan langsung memelukku dengan erat.

Tubuh mungilnya menempel pada tubuhku. Hawa panas langsung menjalar ke tubuhku.

Uh oh.

"Tidak mau! Aku maunya sama Mitch!" bantahnya.

"Gabriela!" bentak Alejandro.

Ia menarik lengan Gabrieka dengan kasar sehingga gadis itu meringis kesakitan.

"Alejandro! Let her go!" Aku berusaha melepaskan cengkraman Alejandro pada lengan Gabriela.

Ia bukan seorang gentleman. Seharusnya, pria tidak boleh menyakiti wanita!

Tetapi Alejandro malah mencengkram lengannya lebih kuat.

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Gabriela.

Aku menatap Scott, memintanya untuk angkat bicara.

Ia langsung menatap Alejandro dengan tajam.

"Lepaskan dia, Alejandro!"

Alejandro menautkan kedua alisnya. "Scott, apa-apaan kau?"

"Lepaskan dia. Aku bilang lepaskan dia."

Alejandro mendengus lalu melepaskan cengkramannya.

Gabriela kembali memelukku. Aku merasakan kausku basah karena air matanya.

"Scott, please," rengek Gabriela. Entah mengapa ia lebih memilihku daripada kakaknya sendiri.

"Oke. Kau boleh bersamanya."

Gabriela langsung tersenyum lebar. Sedangkan Alejandro menatap Scott tidak percaya.

"Kau-"

"Terima kasih, Scotter! You're the best brother ever!"

Gabriela memeluk Scott. Pria jangkung itu hanya tersenyun simpul.

Setelah melepaskan pelukannya, Scott menoleh dan menatapku dengan tajam.

"But, I still keep my eyes on you, Grassi."[]

The EartheniansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang