Avi mengajakku ke sebuah tempat. Entah kemana. Tetapi jaraknya cukup jauh dari ruangan dimana adikku dan Mitch sedang berada.
"Apakah Mitch akan baik-baik saja?" tanyaku di sela-sela perjalanan kami.
"Jika adikmu melakukan semuanya dengan baik dan benar -sesuai prosedur tentunya- Mitch akan baik-baik saja. Kujamin itu."
Aku menghela napas.
Mitch. Dia telah mempertaruhkan nyawanya untuk menolong adikku.
Aku sungguh berterima kasih dengannya. Jika tidak ada dia, adikku mungkin tak akan selamat dari gas beracun itu.
Semoga ia baik-baik saja.
"Kita sudah sampai."
Saat ini, aku dan Avi berdiri di sebuah pintu besi. Di samping kanan pintu itu, ada alat pendeteksi sidik jari.
Avi menempelkan jarinya, dan...
Tit. Akses masuk diterima.
"Untung saja aku masih dapat mengaksesnya," gumam Avi.
Kami berdua masuk ke dalam dan sebuah pandangan yang cukup asing bagiku tersaji tepat di depanku saat ini.
Aku melihat ada banyak senjata api, tabung-tabung besi berisi cairan berwarba hitam, dan beberapa monitor.
Aku mendekati monitor-monitor itu. Apa ini?
"Itu CCTV," kata Avi, seolah-olah ia telah membaca pikiranku.
Aku hanya mengangguk. Avi menghampiriku dan menekan salah satu tombol sehingga aku dapat melihat kejadian-kejadian yang terjadi di The Earthenians City.
Aku melihat kabut tebal berwarna hijau menutupi lorong-lorong, ruang makan, ruang kerjaku, serta ruang utama kota ini.
"Astaga."
Aku terkejut bukan kepalang ketika melihat tubuh para penyanyi bergeletakan di sana.
"Kita harus bergegas. Jangan sampai Alejandro berhasil melarikan diri dengan pesawat darurat."
Avi mengambil beberapa senjata api dan senjata tajam. Ia memberiku sebuah pistol berisi sebuah peluru.
Aku mengamati pistol itu dengan kagum. Sedangkan Avi, ia berjalan menuju monitor-monitor tadi.
"Sial," umpatnya. "Scott, kemarilah."
Aku menghampirinya. Ia menatapku sejenak lalu menunjuk sebuah monitor.
Sebuah monitor yang mengawasi ruangan tempat Mitch dan adikku berada. Gas beracun itu mulai masuk ke dalam ruangan itu.
"Aku harus menyelamatkan mereka berdua!"
Aku segera meninggalkan ruangan ini. "Scott, tunggu!" Aku menoleh dan Avi melempar tiga buah alat bantu pernapasan.
"Pakai itu." Aku mengangguk dan segera menggunakan alat itu. Setelah itu, aku berlari menuju ruangan perawatan Mitch.
Aku melihat gas beracun itu juga sudah mulai memenuhi lorong menuju ruangan itu.
Semoga mereka berdua baik-baik saja.
Aku segera membuka pintu ruangan itu ketika aku telah sampai di depan pintu.
Aku melihat Gabriela duduk di samping tempat tidur dan tangan kanannya menggenggam tangan Mitch yang masih dalam keadaan pingsan.
Astaga. Bagaimana ia tidak menyadari kalau gas beracun itu mulai memenuhi ruangan itu?
Aku segera menggenakan alat bantu pernapasan itu kepada Gabriela dan Mitch.
Ia tampak terkejut dan segera menyadari keberadaan gas beracun itu.
Aku pun mengangkat tubuh Mitch yang ringan dan membawanya keluar. Sedangkan Gabriela, ia berjalan di belakangku.
Kudapati Avi menghampiri kami sambil membawa sebuah senjata api pada tangan kanannya dan senjata api lainnya pada tangan kirinya.
Ia memberikan salah satu senjata itu kepada Gabriela.
"Avi? Jangan beri ia senjata!"
"Oke. Tapi jangan salahkan aku jika adikmu terluka."
Aku hanya bisa memutar mataku dengan kesal. Lalu, Gabriela menerima pistol itu dan kami membuntuti Avi menuju pesawat darurat.
Tak lama kemudian, kami tiba di suatu ruangan yang besar. Di tengah-tengah ruangan itu, ada sebuah pesawat yang cukup besar.
"Ayo, kita masuk ke dalam!"
Kami menaiki tangga menuju pesawat itu dan masuk ke dalam.
Di dalam pesawat itu, ada sebuah ruangan kaca berbentuk tabung.
Alejandro dan beberapa penyanyi ada di dalam tabung itu. Para penyanyi itu terlihat ketakutan.
Alejandro berdiri membelakangi kami dan tidak menyadari kedatangan kami.
Avi berjalan mengendap-endap menuju ruangan itu, diikuti dengan aku dan Gabriela.
Avi mulai mendekati Alejandro dan...
Dor![]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Earthenians
Hayran KurguHIT #5 ON SCI-FI -- 08 OCT 15. [PENTATONIX FANFICTION] Tidak ada lagi benua ataupun samudra yang tersisa di bumi kita ini. Hanya ada permukaan kerak bumi yang kering, retak-retak, dan sangat rapuh. Tidak ada lagi tumbuhan dan hewan yang dapat hidup...